Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Kopi Kenangan Dalam Membangun Perusahaan yang Bisa Kamu Tiru

Kopi Kenangan melihat peluang tersebut dan pada tahun 2017 Kopi Kenangan dibangun dengan sistem layanan grab and go.
Kopi Kenangan mengoptimalkan penjualan melalui online dan media sosial untuk meningkatkan penjualan./istimewa
Kopi Kenangan mengoptimalkan penjualan melalui online dan media sosial untuk meningkatkan penjualan./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Hampir semua orang mengetahui salah satu brand ternama Kopi Kenangan dan pernah membeli brand tersebut ataupun menjadi langganan. Faktanya, Kopi Kenangan awalnya hanyalah sebuah kopi shop dengan luas 10 meter. 

Dalam acara Startup Day yang diadakan oleh Binus Business School dengan tema CEO Speaks, James Prananto CEO dan Co-Founder dari Kopi Kenangan menceritakan strategi awal berdirinya Kopi Kenangan. 

"Kopi Kenangan awalnya cuman 10 meter dan construction cuman 1 sampai 2 bulan sudah selesai. Selain itu Investment juga sangat kecil," cerita James dalam kesempatan tersebut pada Kamis (2/11/2023). 

James menceritakan jika awal mula munculnya kopi kenangan tersebut dikarenakan banyaknya bisnis kopi di Indonesia namun merupakan brand luar negeri. Selain itu, tidak ada kopi shop yang melayani grab and go atau pesanan dapat dibungkus. 

Kopi Kenangan melihat peluang tersebut dan pada tahun 2017 kopi kenangan dibangun dengan sistem layanan grab and go. 

James menceritakan luas gerai kopi kenangan yang hanya 10 sampai 20 meter justru menjadi hal yang menarik perhatian investor. Hal ini karena perluasan cabang kopi kenangan akan lebih cepat karena pembangunannya murah dan mudah. Selain itu, kopi merupakan suatu hal yang sudah dimengerti banyak orang dan memiliki pangsa pasar. 

Dalam kesempatan tersebut, James menyampaikan jika ingin memiliki bisnis yang bertahan lama maka harus bisa memiliki visi yang cukup besar dan jelas. 

"Founder juga harus memiliki vision yang cukup besar sehingga bisnis yang dijalankan bisa bertahan hingga 5 atau 10 tahun kedelapan," ucap James. 

Selain itu, James juga memberikan tips agar bisnis yang dijalankan scalable dan valuable. 

"Untuk mencapai scalable maka harus mulai dari bisnis modelnya. Kita awalnya dari yang nggak punya uang dan membangun toko kecil namun toko kecil ini memiliki omset jika dibandingkan dengan toko besar tidak terlalu berbeda jauh," ucap James. 

Sementara itu, untuk mencapai bisnis valuable harus dilihat dari penjualan. Jika penjualan masih bagus dan produk yang dari dulu hingga sekarang masih disukai oleh konsumen. Hal ini yang dimaksud adalah produk konsistensi yang mana rasa produk sejak awal tidak pernah mengalami perubahan. 

Untuk mencapai produk konsistensi, harus ada Prosedur Operasi Standar (SOP) atau Tata Cara Kerja Baku yang dapat membantu produk rasanya akan tetap sama walaupun dikerjakan oleh orang yang berbeda dan di gerai cabang. (Ernestina Jesica Toji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper