Bisnis.com, JAKARTA - PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), berupaya menangani permasalahan lingkungan melalui pengelolaan sampah domestik menjadi kompos di Kabupaten Kutai Timur.
Presiden Direktur BUMI, Adika Nuraga Bakrie mengatakan anak usahanya di wilayah sekitar tambang selalu memegang komitmen untuk mendukung program pemerintah dalam menyukseskan kegiatan SDGs.
“Praktik-praktik terbaik diharapkan dapat menciptakan kemandirian dan memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar,” katanya dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).
KPC menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui Pusat Pengolahan Sampah (Composting Training Center/CTC) di Sangatta. Fasilitas tersebut juga memiliki program daur ulang sampah menjadi kompos, selain pengangkutan sampah rumah tangga dan pemilahan sampah.
Salah satu tokoh pengolahan sampah organik dan anorganik di CTC, Andika Yohantoro, secara rutin mengajak warga memilah sampah di setiap rumah dan dikumpulkan dengan metode Bank Sampah. Kepedulian ini dipicu saat melihat kebiasaan warga membuang sampah sembarangan di jalan-jalan perkampungan warga.
Dia menjelaskan kompos yang dihasilkan dapat mencapai 20kg/karung dan dijual seharga Rp45.000. Omzet dari kompos mencapai Rp40 juta per bulan.
Baca Juga
Sementara itu, sampah plastik diolah menjadi BBM Pertalite, solar, dan minyak tanah. Sampah organik yang dihasilkan per hari adalah sekitar 3 ton, dan sampah anorganik 1 kuintal atau 2 ton per minggu.
“Pengolahan sampah menjadi kompos adalah salah satu solusi dalam mengurangi sampah domestik di Kutai Timur,” katanya.
Adapun, Andika adalah peraih penghargaan Kalpataru pada 2022 di tingkat Kaltim untuk kategori Penyelamat Lingkungan. Tindakannya dalam pelestarian lingkungan membuatnya meraih Juara 1 Local Heroes setelah sebelumnya memenangkan Lomba Kampung Bersemi dan penerima PNPM Mandiri terbaik se-Indonesia.