Bisnis.com, JAKARTA -- Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase sekaligus seorang miliarder, telah resmi memasuki masa pensiun setelah lebih dari dua dekade memimpin perusahaan keuangan besar tersebut.
Sebagai bankir yang melalui krisis moneter dan krisis finansial serta berbagai pengalaman jatuh bangun, dia berhasil menjadi miliarder dan mengumpulkan kekayaan hingga US$2,2 miliar atau sekitar Rp35,18 triliun.
Jamie Dimon telah menjadi pemimpin bank terbesar dari sisi aset di Amerika Serikat sejak 2006, dan di bawah kepemimpinannya, JPMorgan Chase banyak mengambil langkah besar seperti melunasi subprime mortgage senilai US$12 miliar pada 2006 yang membuatnya terlindung dari kehancuran krisis pada 2008.
Sosok Jamie Dimon
Melansir Business Insider, Dimon lahir di New York pada 13 Maret 1956, salah satu dari tiga putra Theodore dan Themis (née Kalos) Dimon.
Ayahnya adalah seorang pialang saham di Shearson yang kemudian menjadi wakil presiden eksekutif di American Express.
Dimon lulus dari Universitas Tufts, di mana dia mengambil jurusan psikologi dan ekonomi. Setelah lulus dia bertugas sebagai konsultan manajemen di Boston Consulting Group. Dimon kemudian melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar MBA dari Harvard pada 1982.
Punya pengalaman dan ilmu dari pendidikan dan keluarga, keterampilan Dimon di bidang keuangan sudah jelas sejak awal. Atas perintah mentornya, pemodal Sandy Weill, dia menolak tawaran dari Goldman Sachs dan Morgan Stanley untuk menerima pekerjaan di American Express setelah lulus dari Harvard.
Ketika Weill meninggalkan American Express pada 1985, Dimon ikut keluar. Keduanya kemudian membangun Commercial Credit, sebuah perusahaan yang mereka bangun menjadi konglomerat jasa keuangan Citigroup.
Namun, pada 1998, Weill meminta Dimon untuk mengundurkan, setelah 15 tahun bekerja sama. Weill kemudian memberi tahu The New York Times alasannya, karena Dimon ingin mengambil alih jabatan CEO tetapi dia belum siap untuk pensiun.
Weill mengatakan kepada Times bahwa dia menyesali konflik yang menyebabkan pemecatan Dimon.
Dimon mengatakan dia "sangat terkejut" dengan pemecatannya dari Citigroup. Dia kemudian mempertimbangkan pekerjaan di Amazon dan Home Depot namun akhirnya menjadi CEO Bank One pada 2000, yang pada saat itu merupakan bank terbesar kelima di Amerika, sebelum akhirnya bergabung dengan JPMorgan.
Ketika JPMorgan bergabung dengan Bank One pada 2004, Dimon menjadi presiden dan Chief Operating Officer di raksasa perbankan baru tersebut. Dia kemudian ditunjuk menjadi CEO bank tersebut pada 2006.
Dimon dengan cepat memangkas pengeluaran secara menyeluruh. Dia mengakhiri praktik sayap korporasi bank yang membayar klien untuk menghadiri turnamen tenis US Open, membatalkan kontrak senilai US$5 miliar dengan IBM untuk layanan manajemen komputer, dan memotong kompensasi manajer regional sebanyak 50% selama dua tahun berikutnya.
Pada 2008, Dimon memainkan peran penting dalam menyelamatkan bank-bank besar dari kebangkrutan di tengah krisis keuangan.
The New York Times melaporkan, JPMorgan membeli Bear Stearns seharga US$10 per saham dan juga mengakuisisi Washington Mutual, yang pada saat itu merupakan lembaga simpan pinjam terbesar di AS.
Di bawah kepemimpinannya, dan sebagian besar karena kemitraan strategis dan akuisisi, nilai JPMorgan meroket, menjadi bank Amerika terkemuka dalam hal aset domestik, kapitalisasi pasar, dan nilai saham.