Bisnis.com, JAKARTA -- Aplikasi e-commerce milik miliarder asal China, Temu, belum berhasil menembus Indonesia setelah beberapa kali percobaan.
Aplikasi jual beli tersebut belum bisa masuk Indonesia lantaran dikhawatirkan mengancam keberadaan UMKM di Indonesia lantaran produk yang dijual adalah produk dari pabrik atau produsen langsung dari China dengan harga yang super murah.
Temu sendiri diketahui sudah tiga kali mencoba untuk masuk ke Indonesia, mendaftarkan hak paten ke Kementerian Hukum dan HAM sejak 2022. Salah satu alasannya gagal adalah karena merek Temu sudah ada yang menggunakan di Indonesia.
Saat ini, Temu sudah berhasil berekspansi dan masuk ke 48 negara, termasuk Malaysia dan Thailand.
Miliarder Pendiri Temu
Temu merupakan layanan e-commerce yang didirikan oleh mantan insinyur Google, Colin Huang. Mengutip Forbes, dia sudah menjadi miliarder dengan kekayaan mencapai US$46,7 miliar atau setara dengan Rp749,44 triliun.
Baca Juga
Meski namanya belum begitu dikenal secara global, Huang merupakan tokoh terkemuka di China, sebagian besar berkat keberhasilan platform e-commerce Pinduoduo, yang didirikan pada 2015. Mengutip Business Insider, perusahaannya itu bahkan sudah terdaftar di bursa New York pada Juli 2018.
Lahir dari keluarga pekerja pabrik, pria 44 tahun itu sempat menempuh pendidikan tinggi di Universitas Zhejiang. Dia kemudian melanjutkan studinya di AS, melakukan studi di ilmu komputer di University of Wisconsin pada 2004.
Di tahun yang sama, dia juga diterima bekerja sebagai insinyur di Google pada tahun 2004 sebelum memulai perjalanan kewirausahaannya pada 2007.
Pada 2006, Huang kembali ke China untuk bergabung dengan unit Google di China. Namun, tak lama kemudian Huang mengundurkan dan mulai berbisnis, mendirikan situs e-commerce bernama Oku, yang kemudian dia jual seharga US$2,2 juta pada 2010.
Setelah jatuh bangun berbisnis, dia membangun startup keempatnya, Pinduoduo, dan berhasil menjadi yang paling sukses hingga saat ini.
Di China, platform e-commerce Pinduoduo telah melampaui para pesaingnya yang dioperasikan oleh Alibaba Group Holding dan JD.com.
Senada, platform luar negerinya, Temu dan Kuaituantuan, juga telah menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Kekayaan Huang yang terus melesat telah menempatkannya di pucuk pimpinan para taipan teknologi China, mengamankan posisi orang terkaya kedua di Negeri Panda, tepat di belakang Zhong Shansan, pendiri produsen air minum dalam kemasan Nongfu Spring.