Bisnis.com, JAKARTA — Spotify, memperkuat kedudukannya sebagai platform streaming musik terbesar di dunia dengan capaian kinerja positif pada kuartal III/2024.
Berdasarkan laporan terbarunya, Spotify memperoleh total 14 juta pengguna aktif bulanan (gratis dan berbayar) hingga mencapai total 640 juta pada akhir kuartal III.
Pelanggan premium sendiri mencapai 252 juta, dengan pertumbuhan di seluruh wilayah pada kuartal tersebut dan "kinerja yang lebih baik" dipimpin oleh Eropa dan Amerika Latin.
Sejalan dengan kinerja positif tersebut, saham Spotify naik lebih dari 8% dalam perdagangan setelah jam kerja pada pengumuman laba kuartal III.
Adapun, hingga akhir tahun, untuk kuartal IV, Spotify juga memberikan prospek pertumbuhan pada pelanggan premium menjadi 260 juta atau naik 8 juta. Kemudian, total pengguna aktif bulanan mencapai 665 juta atau naik 25 juta.
Pada kuartal akhir, Spotify juga memproyeksikan dapat meraup total pendapatan €4,1 miliar, dan pendapatan operasional sebesar €481 juta.
Baca Juga
Sosok Pendiri Spotify
Di balik nama besar Spotify, ada sosok Daniel Ek. Pria kelahiran Stockholm, 21 Februari 1983 yang kini menjadi salah satu miliarder Swedia dan dunia.
Mengutip berbagai sumber, Ek tumbuh besar di distrik Rågsved di Stockholm, Swedia. Dia menyukai bidang teknologi digital sejak kecil dan mulai membuat kode dan situs web sejak usianya baru 13 tahun.
Dia merupakan lulusan dari sekolah menengah atas di IT-Gymnasiet di Sundbyberg pada 2002, dan melanjutkan pendidikan jurusan teknik di KTH Royal Institute of Technology, sebelum memutuskan keluar untuk fokus pada karir IT-nya.
Dalam karirnya, Ek sempat menjabat hingga posisi senior di perusahaan lelang Nordik Tradera yang kemudian diakuisisi oleh eBay pada 2006.
Dia juga sempat menjabat sebagai CTO perusahaan game Stardoll dan kemudian memulai perusahaan lain Advertigo, sebuah perusahaan periklanan online. Advertigo kemudian dijual ke TradeDoubler pada 2006.
Setelah itu, Ek juga sempat menjadi CEO uTorrent, bekerja dengan pendiri uTorrent, Ludvig Strigeus. Kerja sama tersebut berakhir ketika uTorrent dijual ke BitTorrent pada 7 Desember 2006. Strigeus selanjutnya justru bergabung dengan Ek sebagai pengembang Spotify.
Pada 2002, Ek pertama kali mencetuskan ide untuk membangun Spotify, ketika layanan musik peer-to-peer Napster ditutup dan situs ilegal lainnya, Kazaa, mengambil alih.
Ek menyadari bahwa sangat sulit untuk membuat aturan untuk menghindari pembajakan musik. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk memecahkan masalah adalah dengan menciptakan layanan yang tak hanya menyediakan musik, tapi juga bisa memberikan kompensasi kepada industri musik.
Ek dan mitra bisnisnya Martin Lorentzon kemudian mendirikan perusahaan tersebut pada 2006 di Swedia, dan meluncurkan produk tersebut pada tahun 2008.
Awalnya, Spotify berjalan dengan model distribusi peer-to-peer, namun kemudian beralih ke model server-klien pada 2014. Sejak berdiri pula, Ek kemudian menjabat sebagai CEO Spotify.
Pada Oktober 2015, salah satu pendiri Spotify, Martin Lorentzon, mengumumkan mengundurkan diri sebagai Chairman dan Ek akhirnya mengambil alih jabatan tersebut bersamaan dengan perannya saat ini sebagai CEO.
Melalui aplikasi musiknya itu, pada tahun 2017, Ek dinobatkan sebagai orang paling berkuasa di industri musik oleh Billboard
Selanjutnya pada Mei 2022, Ek menginvestasikan tambahan US$50 juta untuk mengakuisisi lebih banyak saham Spotify, dengan alasan prospek masa depan yang optimistis. Spotify pada saat itu memiliki 182 juta pelanggan berbayar dan tumbuh sebesar 15 persen YoY.
Mengutip Forbes, saat ini Daniel Ek memiliki 9% saham Spotify. Adapun, kekayaan bersihnya menurut Forbes adalah US$6,3 miliar atau sekitar Rp99,33 triliun.