Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Hera Handayani, Penggemar BTS yang Bangun Sekolah Gratis PAUD Bintang Ungu

Hera Handayani, pelopor PAUD Bintang Ungu yang gratis, dari uluran tangan penggemar BTS alias ARMY.
Mengenal Hera Handayani, Direktur Elnusa Penggemar BTS yang Bangun Sekolah Gratis PAUD Bintang Ungu/Bisnis/Himawan L Nugraha
Mengenal Hera Handayani, Direktur Elnusa Penggemar BTS yang Bangun Sekolah Gratis PAUD Bintang Ungu/Bisnis/Himawan L Nugraha

Membangun PAUD Gratis

Pada 2020, saat mulai mengenal ARMY, kegiatan yang dilakukan Hera banyak mengundang ketertarikan dari ARMY yang lain untuk ikut terlibat dan memberi dampak positif. Akhirnya, dia bersama enam orang lainnya mengurus dan meresmikan untuk membuat sekolah gratis. 

"Tadinya mau digabung dengan program sekolah yang lama, Kocak itu, tapi takutnya karena bawa nama BTS enggak semua orang bisa terima. Kemudian, teman saya yang pengacara bilang sebaiknya bangun yang baru, PAUD saja, karena tidak ada regulasi dan kurikulum baku untuk anak PAUD, dan administrasinya enggak sesulit buat sekolah SMP," jelasnya. 

Dengan konsep utama "Love Yourself", Hera bersama ARMY lainnya membangun PAUD Bintang Ungu. Berbeda dengan PAUD biasanya, Bintang Ungu juga mengajarkan pembentukkan karakter sejak dini. 

Sekolah-sekolah PAUD tersebut pertama kali dibuat di Cilincing, memanfaatkan ruang dari TK yang sudah ada, tapi dibuka pada siang atau sore hari. Kemudian, ditambahkan dengan mainan-mainan baru yang harganya terjangkau. 

Untuk menjalankan aksinya, Hera mengajak guru-guru TK dari sekolah anaknya untuk turut berkontribusi, tak hanya mengajar, tapi juga membuat kurikulum. 

"Jadi guru-guru ini mengajar formal di pagi hari, kemudian mengajar sukarela di siang sampai sore hari. Karena ini sekolah gratis, mereka tidak dibayar, tapi diberi upah lelah sebagai relawan," terangnya. 

Ajarkan Pengembangan Karakter dari Konten BTS

Secara tidak langsung, PAUD Bintang Ungu mengajarkan berabgai konsep pengembangan karakter menggunakan konten-konten BTS, seperti RUN BTS. 

"Tapi secara tidak langsung ya, misalnya gurunya nonton, terus kita coba kasih tahu ke orang tua muridnya untuk garis besarnya. Misalnya lihat para member [BTS] di konten itu saling menyayangi, dan tolong menolong. Lalu kami buat semacam roleplay disesuaikan sama kehidupan sehari-hari, gurunya memberi contoh dan mengajak anak-anaknya praktik. Ada juga penugasan yang dikasih ke orang tua, roleplay sama anaknya di rumah, bagaimana saling menyayangi, berpelukan, menolong ibunya, dan sebagainya, direkam dan dikirim ke gurunya," paparnya. 

Tak hanya itu, para guru Bintang Ungu juga membuat buku cerita untuk bahan ajar, yang didasarkan dari cerita karangan Kim Seok Jin, di RUN BTS! Episode 143. Secara garis besar, kisahnya mengajarkan tentang cara bersyukur dan menyayangi diri sendiri apa adanya. 

Saat ini, PAUD Bintang Ungu sudah tersebar di lima lokasi, tiga sekolah di Cilincing, dan dua di Depok, dengan masing-masing memiliki 25-30 orang murid, dan seluruhnya sepenuhnya gratis tanpa biaya.

"Tapi walaupun gratis, ini tetap sekolah serius ya. Ada rapornya diprint satu per satu, ada materi per semester, per kuartal, dan ada evaluasi juga dengan orang tua setiap 6 bulan. Banyak yang mau daftar dan rela bayar, tapi kami tegaskan ini masih gratis, khusus hanya untuk yang tidak mampu," jelasnya. 

Ke depan, Hera berharap bisa membuat lebih banyak PAUD Bintang Ungu, setidaknya sesuai dengan jumlah personil BTS, tujuh orang.

"Kemarin sudah mulai cari-cari lokasi, tapi belum ketemu guru relawannya yang cocok," ujarnya. 

Hera bersyukur karena bersama ARMY, ada alasan komunitasnya terus berkumpul terutama di tanggal-tanggal perayaan seperti tanggal ulang tahun member BTS, sebagai momentum untuk terus berbagi. 

Dengan solidaritas para penggemar BTS tersebut, Hera juga bisa mewujudkan tak hanya sekolah gratis, tapi juga bisa berbagi baju, goodie bag, hingga melakukan program perbaikan rumah. 

"Jadi bareng ARMY ini lebih solid, semuanya passionate, enggak ada donatur yang tiba-tiba menghilang karena enggak sempat atau bagaimana. Ini malah [komunitasnya] semakin lama, semakin besar. Sehingga gerakan yang dilakukan juga bisa lebih besar," imbuhnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper