Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan produsen permen kenyal, PT Yupi Indo Jelly Gum, tengah bersiap untuk melakukan penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Rencananya, Yupi akan menawarkan 256.334.700 saham baru atau 3% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan sebanyak 598.114.200 saham adalah divestasi milik PT Sweets Indonesia, yang setara dengan 7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Harga penawaran saham perdana atau harga IPO Yupi dibanderol di kisaran Rp2.100 hingga Rp2.500 per saham. Dengan demikian, total dana yang berpotensi diraih perseroan dalam IPO bisa mencapai sekitar Rp2,13 triliun.
Konglomerat di Balik Yupi
Mengutip laman resminya, Yupi Gummy sudah berdiri di Indonesia sejak 1996. Adapun, berdirinya Yupi tak lepas dari peran perusahaan induknya milik konglomerat Husodo Angkosubroto, yang merupakan pemilik Grup Gunung Sewu.
Perusahaan tersebut menaungi produksi bahan pangan dan merek makanan seperti produksi Bromelain Enzyme (BE), Great Giant Livestock (GGL), Great Giant Pineapple (GGP), Sewu Segar Nusantara (SSN), Sewu Segar Primatama (Re.Juve), Sreeya Sewu Indonesia, Umas Jawa Agrotama (UJA), dan Yupi Indo Jelly Gum.
Baca Juga
Perusahaan ini awalnya dibangun oleh ayah Husodo Angkosubroto, Go Soei Kie, pada 1953, sebagai usaha perdagangan komoditas, sebelum akhirnya berekspansi ke lini bisnis lainnya seperti properti dan agrikultur.
Hingga pada 2009, ayahnya meninggal dunia dan perusahaan ini diwariskan ke Husodo dan tiga anak lainnya. Husodo sendiri memperoleh gelar Sarjana Sains dalam Administrasi Bisnis dari University of Southern California.
Di bawah kepemimpinannya, Gunung Sewu beroperasi di berbagai lini bisnis, dan berfokus pada asuransi, makanan, dan real estat.
Di cabang asuransi, Gunung Sewu memiliki saham dalam jumlah besar. Sequis, adalah perusahaan asuransi jiwa swasta terbesar di Indonesia dan berada di peringkat 10 teratas dalam industri ini.
Selain itu, ada bisnis Great Giant Foods mengoperasikan bisnis makanan yang mencakup rantai pasokan makanan dari ujung ke ujung, termasuk perkebunan nanas dan pabrik pengolahan terintegrasi terbesar di dunia; perkebunan pisang Cavendish terbesar dan tempat penggemukan sapi terbesar kedua di Indonesia; dan distributor buah segar yang membawa hasil bumi ke konsumen Indonesia.
Pada 2015, Great Giant Foods mengakuisisi Sierad Produce, sebuah perusahaan makanan berbasis unggas terintegrasi.
Di bidang real estat, ada usaha Farpoint yang mengelola beberapa gedung penting dan mengembangkan proyek perumahan, kantor, dan penggunaan campuran terutama di Jakarta.
Bisnis lainnya termasuk produsen sepatu coklat, perusahaan peralatan makan porselen, dan produsen permen jeli terbesar di Asia Tenggara.
Adapun, mengutip Forbes, Husodo sempat masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia pada 2024, dengan total kekayaan mencapai US$1,28 miliar.