Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, 'Raja' Sawit Berawal Dari Kelontong

Lim Hariyanto Wijaya Sarwono                           ForbesBisnis.com, JAKARTA – Penduduk Indonesia yang besar -

Lim Hariyanto Wijaya Sarwono                           Forbes

Bisnis.com, JAKARTA – Penduduk Indonesia yang besar - terbesar keempat di dunia - mungkin menjadi sumber daya yang paling berharga, terutama saat permintaan batu bara dan harga melemah. Kelas menengah jelas membantu meningkatkan nasib warganya yang kaya  dalam satu tahun terakhir. The top 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes sekarang bernilai total US$88,60 miliar   meningkat lebih dari 4% dari tahun lalu.

Di antara gainers terbesar itu adalah Kuncoro Wibowo, bos Ace Hardware, pemegang lisensi merek AS, yang berkembang menjual hardware, peralatan dan sekarang mainan, furnitur dan barang-barang lainnya, sahamnya naik 90% pada tahun lalu.

Lainnya  adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, salah satu dari empat pendatang baru untuk debut di antara top 40 di Indonesia, dan satu-satunya yang miliarder. Lim membuat debutnya setelah daftar  perusahaan perkebunannya, Bumitama Agri, listing di Singapura.

 

Status

Keterangan

Nama

Lim Hariyanto Wijaya Sarwono

Umur

84

Sumber kekayaan

Palm oil dan self-made

Marital status

Nikah

Anak

7 Orang

Peringkat miliarder Forbes

Di dunia ke-1268 dan di Indonesia ke-30

Jumlah kekayaan

US$1,1 Miliar

 

Lim Hariyanto Wijaya Sarwono membuat debutnya pada daftar Forbes Billionaires setelah  perusahaan perkebunan kelapa sawit itu, Bumitama Agri, go public di Singapura. Dia menguasai sekitar setengah saham  perusahaan bersama dengan putranya, Lim Gunawan Hariyanto. Ayah Lim, seorang imigran China, mendirikan toko kelontong kecil di Indonesia hampir seabad yang lalu.

Lim mengubah bisnis dengan ekspansi ke pertambangan dan kayu. Perusahaan manufaktur kayu lapis-produknya, Tirta Mahakam, telah terdaftar  di Jakarta sejak  1999. Lim juga memiliki rencana untuk masuk ke sektor pertambangan umum untuk nikel.

Lim Hariyanto Wijaya Sarwono berasal dari Samarinda, Kalimantan. Ia memiliki seorang  istri (Rita Indriawati) dan dikaruniai tujuh orang anak. Dia anak dari pasangan  Lim Tju King dan Lim Hariyanto— perantau  Fujian, China – pemilik toko kelontong. Saat ini, perusahaan yang ia bangun dari usaha toko kelontong sederhana itu sudah diwariskan ke anak cucunya dan menghantarkan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono menjadi orang ke-30 terkaya di Indonesia versi Forbes 2012.

Kekayaan yang dimiliki oleh Lim Hariyanto Wijaya Sarwono mencapai US$1,03 milyar sehingga tidak megherankan jika beliau berada di peringkat 30 terkaya di Indonesia di antara 40 nama lain

Bloomberg menulis, keuntungan dari penjualan saham Bumitama Agri  Ltd, produsen minyak sawit Indonesia, dan pertambangan membuat Lim Hariyanto Wijaya Sarwono jadi miliarder.

Bos  Harita Group, konglomerat yang  berbasis di Jakarta, setidaknya bernilai US$1,80 miliar, menurut Bloomberg Billionaires  Index. Para miliarder dan putranya, Lim Gunawan Hariyanto, memiliki sekitar 53%   saham Bumitama Agri, yang sahamnya telah melampaui perusahaan lain menjadi setidaknya US$50 juta dalam penawaran umum perdana di Singapura pada 2012. Lim juga berencana untuk menjual saham dalam bisnis pertambangan nikel di bursa negara kota itu.

"Didorong oleh permintaan dari Asia dan terutama China dan India, ledakan sumber daya alam telah menciptakan kekayaan yang signifikan bagi perusahaan yang didirikan keluarga itu. Sudah ultra-high net worth  dalam bisnis sumber daya alam, serta  keberuntungan  yang naik akibat lonjakan harga komoditas, " kata Noor Quek, yang sebelumnya  head of business development Southeast Asia di Citigroup Inc.’s private-banking unit dan  kantor penasehat keluarga NQ International Pte di Singapura.

Ayah Lim, Lim Tju King, seorang imigran dari Provinsi Fujian,  China, memulai bisnis keluarga dengan membuka toko kelontong di Provinsi Kalimantan Timur di Indonesia pada  1915.  Lim, yang memiliki tujuh anak, membangun  Harita Group, pertama dengan perdagangan kayu log  dan kemudian merambah ke manufaktur kayu lapis pada  1983. Harita terdaftar dengan nama PT Tirta Mahakam Resources, yang membuat produk kayu lapis, di Jakarta pada  1999. Keluarga memiliki sekitar 34%  di Tirta Mahakam melalui PT Harita Jayaraya.

Lim juga membentuk usaha pertambangan dengan mitra di luar negeri, termasuk produksi emas di Kelian, di Kalimantan Timur, dengan Rio Tinto Plc (RIO).  Harita Jayaraya memiliki 10% saham di PT  Kelian Equatorial Mining, sementara Rio Tinto  memiliki 90%  sisanya. Mereka menutup tambang, yang mulai beroperasi pada  1992 pada  2005 saat cadangan menurun.

Harita juga mendirikan usaha pada  1996 dengan produser batu bara Thailand Lanna Resources Pcl (Lanna)  untuk mengembangkan deposit batu bara di Indonesia, Lim memegang 35%  saham dalam proyek tersebut.

Perusahaan pada 2012  menaikkan setidaknya US$250 juta dalam penawaran umum usaha pertambangan nikel di Singapura, sehingga nilainya menjadi  lebih dari US$800 juta, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Lim memulai bisnis kelapa sawit pada 1996, ketika Harita membeli land bank pertama dari 17.500 hektar di Kalimantan Tengah dan mulai menanam dua tahun kemudian. Harita, yang menjual minyak tropis dan inti sawit di Indonesia, me-reorganisasi bisnis sawitnya pada  2004 dan meningkatkan program penanamannya.

IOI Corp, produsen minyak sawit Malaysia didirikan oleh miliarder Lee Shin Cheng, membeli  33% sahamnya dalam bisnis kelapa sawit dari keluarga Lim pada  2007. IOI memiliki sekitar 31%  dari Bumitama setelah IPO, dan jadi pemegang saham terbesar  setelah keluarga pendiri.

Anak Lim terlibat dalam menjalankan bisnisnya. Gunawan, 52, adalah kepala eksekutif Bumitama dan Gunardi Hariyanto Lim, 47, adalah wakilnya.

Bumitama telah memperoleh 35 persen sejak saham  mulai diperdagangkan pada  April, naik 3,2% pada benchmark di Singapura Straits Times Index. (FSSTI). IPO perusahaan itu mampu menarik investor termasuk Wilmar International Ltd, prosesor kelapa sawit terbesar di dunia. Miliarder Robert Kuok  memiliki sekitar 28%  dari Wilmar.

Berikut 10 orang terkaya dunia di bisnis perminyakan versi Forbes:

  1. Lim Oon Kuin US$ 1,5 miliar (oil trading) Singapura
  2. Gregorio Perez Companc US$ 1,5 miliar (oil and gas) Argentina
  3. Dan Wilks US$ 1,4 miliar (natural gas) AS
  4. Farris Wilks US$ 1,4 miliar (natural gas) AS
  5. Rustem Sulteev US$ 1,15 miliar (refinery, chemicals) Rusia
  6. Paul Foster US$ 1,1 miliar (Western Refining) AS
  7. Daniel Harrison, III US$ 1,1 miliar (oil and gas) AS
  8. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono US$ 1,1 miliar (Palm Oil) Indonesia
  9. Airat Shaimiev US$ 1,1 miliar (refinery, chemicals) Rusia
  10. Radik Shaimiev US$ 1,1 miliar (refinery, chemical) Rusia

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper