Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar Strategi Ekspansi ke Luar Negeri dari Baba Rafi

Setidaknya sudah ada 1.300 outlet Kebab Turki Baba Raffi yang dikembangkan di Indonesia serta sudah menggurita hingga ke 9 negara. Mereka akan menambah negara lagi yaitu India yang akan dibuka pada akhir 2018 atau awal 2019.
Kebab Turki Baba Rafi/babarafi.com
Kebab Turki Baba Rafi/babarafi.com

PT Baba Rafi Indonesia yang dikembangkan oleh Nilam Sari dan Hendy Setiono sejak 2003, kini semakin berkembang pesat. Tidak hanya di dalam negeri tetapi juga hingga luar negeri.

Setidaknya sudah ada 1.300 outlet Kebab Turki Baba Raffi yang dikembangkan di Indonesia serta sudah menggurita hingga ke 9 negara. Mereka akan menambah negara lagi yaitu India yang akan dibuka pada akhir 2018 atau awal 2019.

Namun, untuk menyasar pasar luar negeri perlu berbagai persiapan yang harus dimatangkan mulai dari sistem operasional perusahaan hingga tim yang kuat sehingga bisnis yang dijalankan tersebut dapat berkelanjutan. Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Nilam Sari belum lama ini:

Bisnis Milenial: Yang Muda yang Berjaya

Bagaimana perkembangan Bisnis Kebab Turki Baba Rafi hingga saat ini?

Sekarang kami sudah hampir memiliki 1.300 outlet. Dulu kita pernah tanda tangan pembukaan outlet di Malaysia, sekarang sudah ada 36 outlet di Malaysia. Memang perkembangannya paling cepat, sekarang kita baru tanda tangan pembukaan untuk model kontainer karena dulu belum ada. Sekarang akan segera ekspansi outlet kontainer di Malaysia. Kita juga baru tanda tangan untuk di India sekarang masih on progress. Saat ini Baba Raffi sudah ada di 9 negara dan mau buka lagi segera di India, kalau nggak akhir tahun ini atau awal tahun depan. Mudah-mudahan tahun ini bisa buka di India sehingga total ada 10 negara.

Konsep yang dibawa saat membuka cabang di luar negeri apakah sama dengan di Indonesia?

Kita sesuaikan dengan negaranya. Seperti di Malaysia, semua outlet bentuknya lebih indoor karena Malaysia susah kalau buka model gerobak. Untuk rasa juga di Malaysia itu suka yang sausnya agak manis, dagingnya agak yang berasa rempah dan bau kari. Kalau di Belanda itu tastenya lebih ke rasa yang fresh dan healthy. Di sana lebih ke gluten free dan make wit itu yang paling laku. Jadi di setiap negara kita sesuaikan. Kalau di Bangladesh karena negaranya agak lebih tertinggal jadi gerobak memungkinkan, tetapi kita juga ada yang model container dan café. Jadi setiap negara kita sesuaikan dengan budaya lokalnya.

Sekarang cabangnya ada di negara mana saja?

Kita ada di 9 negara dan akan tambah India jadi ada 10 negara. Di Malaysia itu ada 36, Filipina ada 16, Bangladesh ada 10, Belanda ada 1, China 1, Srilanka 1, Brunai 1, dan Singapura 1.

Untuk membuka cabang di luar negeri, apa saja yang perlu dipersiapkan?

Yang pasti sistem dan tim itu harus kita. Ketika kita mempersiapkan pembukaan di luar negeri, hampir separuh dari tim kita ikut ke sana karena memang ribet untuk awalnya tapi kalau untuk menjual franchise ke luar negeri kayak sekarang rasanya sudah tidak sulit karena hari gini kita sudah ada website yang 24 jam dan 7 hari seminggu untuk berjualan. Tinggal website kita modifikasi agar orang bisa datang dan investasi di kita. Sekarang sudah ada Google Ads dan keyword. Baba Raffi mainkan keyword investasi, franchise, kebab, food chain, itu kita mainkan banget. Jadi ketika ada orang yang bingung mau investasi ke mana, ketika membuka Google ketemu website Baba Raffi, lalu kita tek-tokan, jika cocok ketemu, lalu mereka propose ke kita, kemudian kita sambut dan jelaskan mengenai Baba Raffi. Setelah deal dengan harga tandatangan lalu mulai prosesnya.

Semua sekarang sudah tidak susah, bahkan pemerintah sangat mendukung para entrepeneur berkembang nggak hanya di dalam tetapi juga di luar negeri. Bekraf dan Kemendag banyak juga yang memberi kesempatan pameran ke luar negeri. Seperti di Filipina, Malaysia, Singapura, itu banyak yang dikirim cuma tinggal bagaimana ekspansi mereka mau buka di luar negeri atau tidak. Karena membuka cabang di luar negeri itu yang bergerak tim dan sistem. Kalau nggak ada tim dan fondasi yang kuat maka akan sulit. Pemerintah juga siap membantu dengan memberi keringanan, mereka salah satu tolok ukur bagaimana bisa kibarkan bendera Indonesia ke luar negeri.

Berapa biaya yang harus dipersiapkan ketika akan ekspansi ke luar negeri?

Tergantung karena kerja sama dengan orang luar negeri itu kita menjual master franchise. Bisa per negara, atau per single outlet, atau bisa pula per provinsi seperti di China yang kita kerja sama untuk satu provinsi karena jumlah penduduknya saja hampir sama dengan di Indonesia. Tergantung juga dengan kebijakan dan potensi pembukaan outlet di negara tersebut plus kemampuan investor dan daya beli. Itu dikombinasikan semua.

Kalau untuk kendalanya apa saja ?

Banyak banget karena memang paling basic itu culture dan bahasa itu luar biasa. Negara yang paling susah dan berat itu Khina karena nggak ada Whatsapp dan Facebook dan bahasanya juga beda apalagi mereka sangat minus di bahasa Inggris. Taste-nya juga berbeda, jika bagi kita enak belum tentu mereka enak. Kalau di Belanda itu kendalanya di karyawan karena mereka mahal dan susah, maka seluruh proses produksi dilakukan di pusat. Outlet hanya tinggal panasin dan jual, mereka juga maunya cepat. Jadi kita harus modifikasi alat, culture, dan sebagianya.

Berapa lama persiapan untuk membuka satu outlet?

Dari sejak tanda tangan itu kurang lebih 3-4 bulan, tergantung karena tiap negara beda-beda

Strategi apa yang dilakukan untuk memenangkan persaingan?

Dengan cara membuat produk halal. Saya rasa market halal sudah ada dimana-mana, orang vegetarian juga sudah tidak makan pork dengan ada logo halal merasa safe dari minyak atau apa. Muslim juga ada dimana-mana, itu juga poin penting. Kita juga [buat] kebab ukurannya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, taste-nya juga lebih ada perpaduan saosnya. Kalau di luar negeri biasanya lebih kering dan agak keras.

Belajar Strategi Ekspansi ke Luar Negeri dari Baba Rafi

Bisa berbagi tip yang dapat dilakukan pengusaha yang ingin ekspansi ke luar negeri?

Hari gini semua serba online. Kalau teman kadang bingung mau ke luar negeri bagaimana, caranya paling gampang perbaiki website yang 24 jam seminggu. Perbaiki keyword dan Google SEO. Kolaborasi dengan media karena akan ikut mendongkat website kita. Ketika deketin komunikasi aktif dengan kementerian karena mereka yang ada jalur sehingga akan lebih mendapat kesempatan, sebab pemerintah banyak memiliki program untuk membawa UMKM ke luar negeri, tapi sayangnya yang aktif itu-itu saja jadi yang dibawa itu-itu aja. Jadi kita yang punya potensi bisa tunjukan ke pemerintah karena mereka juga ingin mencari potensi UMKM yang fight dan mau di bawa ke luar negeri. Cobalah deketin pemerintah, cari link-nya.

Keempat cari link atau grup bisnis skala internasional seperti endeavour itu bagus sekali, grup skala bisnis internasional yang bisa memberikan link internasional. Jika kita sering terpapar dengan skala internasional mau nggak mau akan terbawa. Di sana akan terpapar untuk mengembangkan bisnis hingga ke mancanegara.

Bagaimana Anda melihat potensi bisnis di luar negeri?

Indonesia ini market yang luar biasa menggiurkan. Tapi terkadang penting untuk kita tahu seberapa besar kita bisa bersaing secara internasional. Kalau hanya tau lokal kan nyaman saja, di luar negeri matket besar kalau jualan franchise. Kalau joint venture perlu waktu. Franchise market-nya besar, Malaysia, Singapura, Filipina, Taiwan itu banyak pameran franchise yang bisa dijajaki sebelum memutuskan mau memasarkan produk apa ke luar negeri. Atau lakukan dulu studi banding.

Masuk ke pasar luar negeri itu sekaligus menaikan standar bisnis kita. The real market memang Indonesia tetapi luar negeri nggak kalah. Tapi tidak bisa kesuksesan itu dipetik dalam waktu singkat 3-5 tahun, itu waktunya long term, dan jika ingin ekspansi ke luar negeri siap-siap untuk minus dulu di awal sekaligus menggenjot SOP dan standar serta tim agar bagus, sekaligus merapikan bahasa Inggris. Setelah bukaan kedua atau ketika baru agak lumayan, dan itu sifatnya bertahap.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper