Para pemimpin negeri ini ternyata memiliki watak ekstrem. Bergerak dari satu titik ekstrem ke titik ekstrem lainnya.
Pada era Orde Baru, Presiden Soeharto secara ekstrem memposisikan Pancasila sebagai pusat segala-galanya. Dihayati, diamalkan, dan rujukan perilaku individu, masyarakat, dan bangsa. Era Reformasi hadir sebagai koreksi total. Maka segala hal yang berbau Orde Baru dibuang jauh-jauh. Pancasila pun disingkirkan dan diasingkan entah ke mana.
Dulu peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Juni menjadi agenda penting kalender kebangsaan kita. Kini berlalu begitu saja. Wujuduhu ka ‘adamihi, ada atau tidak adanya tidak berarti apa-apa.
Sebagai falsafah yang digali dari budaya dan tata nilai adiluhung bangsa, Pancasila tetap sakti. Jika sekarang banyak yang mengatakan Pancasila telah kehilangan kesaktiannya, itu lantaran bangsa ini, khususnya para pemimpin, tidak tahu bagaimana harus memperlakukan Pancasila. Lebih fatal lagi, mereka mengembangkan perilaku dan model kepemimpinan yang bertolak belakang dengan nilai Pancasila.
Perilaku ingkar itu mengakibatkan Pancasila kehilangan kesaktiannya, tidak ubahnya Pancasonya di tangan Rahwana.
Kocap kacarita. Sedang asyik terbang di angkasa, mendadak Prabu Rahwana kehilangan kontrol dan terjatuh ke bumi, tepat ketika ia melintas di atas pertapaan Resi Subali.
Sadarlah Rahwana bahwa ada sosok linuwih yang melampaui kesaktiannya. Maka ia pun mendatangi Subali dan meminta untuk dijadikan murid.
Puncak kesaktian Subali adalah ajian Pancasonya. Panca artinya lima sonya bermakna suwung, kosong. Jiwa yang kosong adalah kekuatan mahadahsyat karena bisa menyerap energi bumi, api, air, angin, matahari.
Rahwana merendah, menghiba, menghamba, untuk bisa diterima sebagai murid Subali. Dewata di Kahyangan meminta Subali untuk menolak permintaan Rahwana. Sebab di tangan Rahwana Pancasonya akan menjadi petaka bagi umat manusia.
Subali yang merasa tak memiliki ketergantungan kepada Kahyangan mengabaikan peringatan itu. Ia menerima Rahwana sebagai murid, seraya mengingatkan agar raja Alengka itu mengamalkan budi utama, agar Pancasonya bisa lestari kesaktiannya. Rahwana menyanggupi syarat itu.
Keputusan Subali itu membuat Kahyangan guncang. Lonceng bahaya telah bergema, hitung mundur menuju kehancuran dunia telah dimulai.
Pembuktian kekhawatiran para dewa tidak butuh waktu lama. Sesaat setelah berhasil menguasai Pancasonya, watak jahat Rahwana bekerja. Ia berambisi menjadi sosok paling sakti di dunia tanpa ada yang mengungguli. Itu artinya dia harus menghabisi Subali.
Namun, kesaktian sang guru masih satu kelas di atas kesaktiannya. Dalam perhitungannya, hanya Sugriwa yang bisa menandingi Subali. Maka Rahwana merancang siasat licik mengadu domba kakak adik itu. Caranya, dia menugaskan Kalamarica menyamar menjadi Dewi Tara istri Sugriwa.
Rahwana tahu sejarah cinta segi tiga di antara mereka. Tara adalah dewi Kahyangan yang dihadiahkan untuk Subali atas jasanya menumpas Maesa Sura dari Goa Kiskenda. Bersamaan dengan tewasnya lembu sakti itu, Goa Kiskenda runtuh dan menimbun siapa saja, termasuk Subali.
Mengira Subali sudah tewas, dewa menganugerahkan Tara kepada Sugriwa, yang juga berandil memerangi gerombolan Maesa Sura. Dewi Tara hanya pasrah, kendati dia mencintai Subali.
Ketika Subali selamat dari reruntuhan, Tara sudah jadi istri Sugriwa. Meski hatinya hancur, Subali hanya bisa mengikhlaskan Tara menjadi milik adiknya. Ia berpesan agar Sugriwa mencintai dan menjaga Tara sepenuh jiwa.
Sakti & Angkuh
Dewi Tara aspal jelmaan Kalamarica menghadap dan menangis di hadapan Subali, bertutur tentang KDRT yang terus menerus dilakukan Sugriwa. Tidak ada setitik pun kasih sayang. Sugriwa sama sekali tidak cinta dirinya.
Emosi Subali terpancing. Ia marah dan murka, dan langsung melabrak Sugriwa tanpa konfirmasi. Subali menumpahkan kekecewaan terpendam, rindu, cemburu, dan amarah berbaur menjadi emosi yang meledak dahsyat. Ia tumpahkan seluruhnya kepada adiknya. Sugriwa yang merasa tidak bersalah melawan sekuat tenaga.
Subali lebih unggul. Sebagai bentuk hukuman, Sugriwa dijepit dan diikat di antara dua pohon asem yang kokoh kuat.
Berbulan-bulan Sugriwa terjepit tanpa bisa bergerak. Ketika kemudian dia berhasil lolos, yang ada di benaknya adalah balas dendam. Maka ia berkelana mencari sosok sakti yang bisa diajak bersekutu untuk mengalahkan sang kakak.
Bertemulah Sugriwa dengan Prabu Ramawijaya, yang tengah berduka karena Shinta sang istri diculik Rahwana. Keduanya sepakat berkoalisi. Sugriwa sanggup menemukan Dewi Shinta asalkan Rama mau membantu dirinya mengalahkan Subali. Rama setuju.
Sugriwa menantang Subali berduel. Di tengah serunya pertarungan, Rama membidikkan panahnya. Sang Resi pun tewas, seraya membawa pertanyaan besar mengapa dirinya bisa tertembus panah. Padahal kesaktian Pancasonya menyebabkan dirinya kebal terhadap senjata apa pun.
Kunci kekalahan Subali ada pada sikap angkuhnya yang mengingkari permintaan Dewa agar tidak mengajarkan Pancasonya kepada Rahwana. Dia juga telah ingkar terhadap pekerti luhur, terbutakan matanya oleh cinta dan cemburu, sehingga berlaku dzalim kepada Sugriwa.
Kelak nasib serupa menimpa Rahwana. Ia tewas di ujung panah Rama, dalam perang pamungkas Alengka-Pancawati. Sebagai pengemban Pancasonya, ia telah mengingkari kewajiban luhur seorang kesatria, dengan berlaku dzalim dan angkara murka kepada sesama. Dia juga mengingkari budi utama dengan menculik Shinta.
Kondisi negeri yang kita cintai kini sungguh memilukan. Terus berselimut problem tak berkesudahan, tatanan sosial porak poranda, budaya luhur hanya tinggal cerita, pertikaian antar rakyat dan antar elite terus dipertontonkan, tidak punya lagi marwah dan wibawa dalam percaturan bangsa-bangsa. Negeri ini melangkah ke depan tanpa harapan.
Semua harus mawas diri. Ketika kedzaliman lebih mengemuka dibandingkan dengan keadilan, culas dan licik lebih dipilih dibanding jujur dan bersih, harta dan kekuasaan lebih diutamakan dibandingkan dengan amanah dan kehormatan, hawa nafsu dikedepankan meninggalkan nurani dan akal budi, maka ketika itulah kesaktian Pancasila pergi meninggalkan bangsa ini. Oye! (msb)
ARTIKEL MENARIK LAINNYA >>>
ARTIKEL KABAR24 >>>
- KABAG FACEBOOK Lepas Jabatan, Pilih Berbisnis
- LEE HYORI, Wakil Tunggal Wakil Asia Untuk Swarovski
- SENIMAN BATAK: Bagaimana Bisa Malaysia Klaim Tor-Tor?
- INDONESIA KIBLAT FASHION Muslim, Bisa Asal Kerja Keras
- LADY GAGA Goes Green Di Sidney!