Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KIAT MANAJEMEN: Andai Saja Kresna Peragu

--- Tugas utama seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Meski acapkali dia dihadapkan pada situasi yang sama sekali tidak ideal, dia tidak boleh menghindar atau membiarkan persoalan berkembang tanpa keputusan--

--- Tugas utama seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Meski acapkali dia dihadapkan pada situasi yang sama sekali tidak ideal, dia tidak boleh menghindar atau membiarkan persoalan berkembang tanpa keputusan--

Kebijakan pengurangan subsidi BBM yang berlarut-larut terbukti hanya menuai mudharat. Salah satunya, prospek peringkat tujuan investasi turun dari positive ke stabil. Penurunan peringkat oleh Standard & Poor’s yang mensejajarkan Indonesia dengan Filipina, merupakan teguran keras bagi pemerintah.

Pemerintah diingatkan untuk tidak gegabah membiarkan sebuah isu strategis bergulir berkepanjangan tanpa keputusan yang jelas. Apalagi kebijakan itu menyangkut minyak dan gas. Teguran itu sekaligus mengingatkan pemerintah untuk lebih prudent, hati-hati dan bijak, serta berwawasan ke depan dalam mengelola sumber daya mineral.

Mungkin pemerintah merasa kebijakan terkait dengan subsidi BBM adalah wujud kehati-hatian. Tapi pasar tidak bisa dikelabui. Penurunan peringkat itu menunjukkan pasar cenderung melihat pemerintah ragu dan tidak tegas, hingga bereaksi negatif.

Sulit untuk membayangkan, apa jadinya nasib dunia andai Prabu Kresna ragu dan tidak tegas dalam memutuskan kebijakan strategis menyangkut Baratayudha.

Kocap kacarita. Setelah menuntaskan tapa ngambang di Balekambang, Prabu Kresna mendapat perkenan Dewa untuk memperoleh kitab Jitabsara. Inilah kitab yang mencantumkan a to z,  segala hal tentang perang Baratayudha. Sebagai penasihat utama Amarta, Kresna berkepentingan mempelajari kitab itu guna memenangkan perang.

Jitabsara mencantumkan berapa dan seperti apa kekuatan masing-masing pihak, perimbangan alutsista, dan bagaimana perang akan berlangsung. Inilah modal penting memenangkan perang pamungkas itu. Kabar kitab itu sudah ada di tangan Kresna membuat Pandawa dilanda euphoria kemenangan. Moral perang mereka terangkat.

Persoalan pelik justru menyergap Kresna. Jitabsara mencantumkan Prabu Baladewa akan bertempur di pihak Kurawa, dan Raden Antareja berperang bersama Pandawa.

Kesaktian Baladewa tak mungkin tertandingi oleh Pandawa. Dia punya Nanggala yang bisa menghancurkan apa saja, dan tidak pernah meleset. Dia punya Alugara, gada dengan kekuatan mahadahsyat. Dua satria yang hebat memainkan gada, Duryudhana dan Bimasena, berguru ilmu gada pada Baladewa. Ditambah ilmu Jaladara, ia bisa terbang dengan kecepatan tinggi.

Di pihak Pandawa, Antareja adalah satria paling ditakuti. Anak Bima dari istri Dewi Nagagini, cucu Hyang Antaboga, ini adalah  amunisi simpanan yang berdiam di Jangkarbumi. Dari sang kakek ia mewarisi ilmu Upasanta. Siapa pun yang terkena jilatan lidahnya akan mati seketika. Bahkan cukup dengan menjilat bayangan atau bekas tapak kaki, lawan akan mati.

Ia berkulit Napakawaca, tidak mempan senjata apa pun. Bergerak leluasa di dalam tanah layaknya ular, bisa muncul di mana saja dan kapan saja tanpa bisa diduga.

Jika keduanya turun gelanggang, bisa dipastikan Baratayudha anti klimaks. Tujuan perang untuk menegakkan supremasi keadilan dan kebajikan tidak akan tercapai. Baratayudha sebagai ajang pembelajaran umat manusia tidak akan terwujud.

Misi Besar

Kresna dihadapkan pada pilihan sulit. Sebagai titisan Wisnu dia berkewajiban mengamankan tercapainya tujuan utama Baratayudha. Dunia sudah terlampau sesak oleh angkara murka, kezaliman dan kelaliman. Kerusakan moral dan budi pekerti sudah menjadi tren, sehingga tidak jelas lagi salah benar. Kualitas lingkungan hidup terdegradasi luar biasa. Alam benar-benar menderita dan tidak sanggup lagi menopang kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.

Kondisi ekstrem seperti itu hanya bisa diatasi dengan tindakan ekstrem pula. Itulah Baratayudha. Melalui perang habis-habisan seluruh kekuatan umat manusia, akan musnah satu generasi untuk kemudian lahir generasi baru yang mampu mengelola bumi seisinya dengan lebih bijak, adil, dan membawa maslahat.

Misi besar itu akan berantakan jika Baladewa dan Antareja ada di arena. Tugas Kresna kini adalah mencari cara agar keduanya tidak ada ketika perang meletus. Kurawa dan Pandawa sudah pasti tidak senang dengan rencana ini. Baratayudha tinggal hitungan hari, tak ada waktu untuk berpanjang pikir. Tidak ada tempat untuk keraguan dan ketidakpastian.

Kresna pun mengambil keputusan tegas. Keduanya tidak boleh ada di palagan Kurusetra, bagaimana pun caranya. Baladewa ditipu sehingga mau bertapa di Grojogan Sewu. Ini adalah air terjun seribu mata air dengan suara gemuruh. Siapa pun bertapa di sini tidak akan mendengar apa pun dari dunia luar.

Kepada Antareja, ia melancarkan tipu daya sehingga satria jujur dan lurus ini menjilat bekas tapak kaki sendiri. Tewaslah kesatria sakti itu sebelum menunaikan bakti untuk bangsa dan negaranya. Tapi Dewa mengganjarnya dengan moksa ke swargaloka.

Tugas utama seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Meski acapkali dia dihadapkan pada situasi yang sama sekali tidak ideal, dia tidak boleh menghindar atau membiarkan persoalan berkembang tanpa keputusan.

Semua pilihan mengandung konsekwensi dan risiko. Di sinilah kualitas seorang pemimpin diukur dan diuji. Dia bisa saja pandai menakar dengan tepat pilihan mana yang paling kecil risikonya, paling minim mudharatnya. Dia bisa saja cerdik mengukur dengan tepat seberapa besar dampak dan risiko yang akan timbul oleh keputusannya. Tapi yang terpenting adalah dia harus mengambil keputusan dengan jelas dan tegas.

Kresna memberi wewayang, cermin, tidak mungkin seorang pemimpin memuaskan semua pihak. Bukanlah pemimpin jika hanya peduli pada penilaian positif orang pada dirinya, sehingga memilih keputusan dengan maksud menyenangkan semua.

Andai saja Kresna peragu, dunia akan meluncur ke dasar kerusakan terdalam. Pemimpin sejati tidak membiarkan disergap keraguan berkepanjangan, dan membiarkan ketidakjelasan dan ketidakpastian menjalar di tengah masyarakat. Oye!

*Dalang dan CEO RMI Group

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Rohmad Hadiwijoyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper