Menjadi seorang entrepreneur tidak perlu takut. Segala yang baik pasti akan berujung dengan hasil yang baik. Seberapa besar atau berat tantangan maupun halangan. Namun, tidak sedikit para calon entrepreneur yang patah di tengah jalan. Kemudian berbalik menjadi karyawan lagi.
Jika merujuk pada kisah hidup Ciputra, semnagat di atas begit ukentara. Betapa hidupnya begitu sarat dengan kemiskinan dan hambatan. Namun, ketidakmauannya menyerah kepada keadaan membuatnya memetik buahnya kini. Dia tidak mudah digoyahkan oleh bisikan yang justru baka menghancurkan cita-citanya.
Pada 1997, tulisnya di buku Ciputra’s Way, terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun, dengan prinsip hidup yang kuat, Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik.
Masa kanak- kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci diasuh oleh tante-tantenya yang "bengis". Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah.
Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia menilainya sebagai hikmah tersembunyi. "Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi saya seperti digembleng," kata Ciputra.
Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
