BISNIS.COM, MAKASSAR–Bagi Rabaiyah (43), penjualan bolu kukus Rp2,8 juta per hari tidak terbayangkan sebelumnya.
Bagaimana tidak, perempuan dengan tiga anak ini sempat mengalami masa suram. Empat usahanya bangkrut pada 2008 dan membuatnya beristirahat dari wirausaha selama 2 tahun.
Namun, ide dari anaknya yang bersekolah di SMK Bidang Tata Boga ternyata memberinya jalan lain. Usul membuat bolu kukus dari sang anak dia tekuni.
Usaha yang digarap sejak 2010 dengan omzet 1--2 kilogram atau sekitar 60 buah per hari kini rupanya terus berkembang hingga menjadi usaha rumahan dengan produksi 3.500 bolu kukus per hari.
“Pada 2011 saya ditawari modal usaha dari PNM [PT Permodalan Nasional Madani]. Saya ambil Rp30 juta, tetapi hanya jalan 4 bulan,” katanya.
Rupanya, Rabaiyah tergiur tawaran dari rekannya untuk mengambil kredit di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN).
BTPN, selain memberikan modal, juga memberikan berbagai pelatihan ketrampilan yang memudahkannya mengelola usaha yang diberi nama “Raditia Bolu Kukus” itu. Dia pun mengambil pinjaman Rp103 juta yang sebagian untuk melunasi kredit dari PNM.
Pada masa-masa tertentu, permintaan bolu kukus melonjak sehingga dibutuhkan tenaga tambahan yang biasanya diisi oleh tetangganya sendiri.
Ajang pemilihan Wali Kota Makassar, misalnya, menjadi berkah tersendiri bagi usaha yang dijalankan Rabaiyah. Pesanan naik hingga 4.000 bolu kukus per hari dengan harga Rp800 per buah.
Dengan empat tenaga kerja dari lingkungan sekitar, Rabaiyah mampu mengantongi keuntungan kotor Rp1 juta per hari. “Saya masih punya mimpi untuk meningkatkan usaha dan bisa memberdayakan tenaga kerja dari warga sekitar,” katanya.
Ia tak sekadar bermimpi memang, tetapi menampakkan kesungguhan dengan rajin mengikuti pelatihan di sebuah kantor mitra usaha rakyat BTPN di Pasar Terong, Makassar.
Corporate Communication Head BTPN Eny Yuliati menyebutkan pihaknya membantu Rabaiyah bukan hanya dari sisi modal, tetapi juga memberikan pelatihan praktis yang bermanfaat lewat program Daya.
Di wilayah Sulawesi Selatan, program ini telah menjangkau lebih dari 2.500 penerima manfaat dalam 5 bulan pertama 2013.
“Dalam periode satu tahun hingga 31 Maret 2013, Daya telah menjangkau 1,268 juta penerima manfaat, naik 51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya ketika mengadakan kunjungan ke kantor Mitra Usaha Rakyat di Makassar, Kamis (13/6/2013).
Program ini menyasar pada penguatan ketrampilan nasabah dalam pengelolaan usaha, terutama pada manajemen keuangan, mendesain dan mengemas produk, hingga akses pasar.
Rabaiyah menyebut bahwa dirinya semakin peduli dengan pembukuan, sehingga perbedaan antara keuntungan dan biaya operasional semakin jelas.