Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Gitaris Slank Berbagi Berkah Lewat Aplikasi Islami Media Hati

Reynold Affandi, selama ini lebih di kenal sebagai mantan gitaris grup musik rock and roll ternama di Indonesia, Slank, pada album bertajuk Lagi Sedih. Kedekatannya dengan seorang ustadz di Yayasan Daarul Qur'an pada awal 2012 mengantarkannya menjadi pendiri perusahaan pengembangan aplikasi smartphone dan tablet dengan operating system iOS, android, blackberry, serta windows phone bernama Media Hati. Hasil karya beberapa aplikasinya telah masuk google market dan app store yang telah diunduh oleh ribuan orang.

Bisnis.com, JAKARTA - Reynold Affandi, selama ini lebih di kenal sebagai mantan gitaris grup musik rock and roll ternama di Indonesia, Slank, pada album bertajuk Lagi Sedih.

Namun, kedekatannya dengan seorang ustadz di Yayasan Daarul Qur'an pada awal 2012, telah mengantarkannya menjadi pendiri perusahaan pengembangan aplikasi smartphone dan tablet dengan operating system iOS, android, blackberry, serta windows phone bernama Media Hati.

Hasil karyanya saat ini telah masuk google market dan app store yang diunduh ribuan orang.

"Awal mula kesibukan saya mengembangkan Media Hati, dari perkenalan saya dengan seorang bapak, yang belakangan saya ketahui bernama Ustadz Jamil dari Daarul Qur'an, Januari 2012," tuturnya mengawali kisahnya ketika kami temui di kawasan Kemang, Jakarta.

Waktu itu, dirinya dihubungi seorang bapak yang hendak membeli 'gadget' di toko miliknya di Mall Ambassador, Jakarta.

"Namun karena keterbatasan pengetahuan tentang 'gadget', mulai dari instalasi, pemberian aplikasi dan lainnya. Beliau minta untuk di urus semuanya sampai gadget itu tinggal dipakai saja," ujarnya.

Namun, ada kejadian yang tidak biasanya di alami Reynold selama proses instalasi tersebut. Seperti sudah ada yang mengaturnya.

"Pada awal bertemu, saya gagal instalasi karena terkendala jaringan wifi. Kemudian selang dua hari beikutnya ketemu lagi, dan ada kendala lainnya yakni berkaitan dengan sim card pada 'gadget' milik bapak itu," tuturnya.

Padahal normalnya persoalan instalasi dan pemberian aplikasi lengkap pada 'gadget' yang biasa dilakukannya tersebut dapat selesai dengan baik dalam waktu hanya sekitar satu hingga dua jam saja, namun kali ini hampir satu minggu.

"Saya merasa tidak enak. Sudah pertemuan dua kali masih belum beres. Lalu esok harinya kami janjian bertemu kembali, untuk memberikan 'gadget' itu, karena permasalahannya sudah dapat saya selesaikan," ujarnya.

Namun, dalam pertemuan tersebut beliau juga minta dibuatkan 'ID' dalam gadget-nya itu agar dapat mengunduh aplikasi yang berbayar sehingga terpaksa harus diserahkan kembali padanya untuk di-setting.

"Ketika itu terjadilah sebuah perbincangan hingga akhirnya saya ketahui, beliau adalah seorang ustadz yang juga donatur pada sebuah yayasan di bawah pimpinan Ustad Yusuf Mansur, Daarul Qur'an. Pria itu bernama Ustadz Jamil," ujarnya.

Lalu, tepat selang seminggu sejak pertemuan pertama, janjian ketemuan untuk menyerahkan gadget yang telah selesai di-setting kepada Ustad Jamil.

"Kami waktu itu bertemu di salah satu kantor stasiun televisi swasta, karena saat itu Ustad Jamil harus menemani Ustad Yusuf Mansur mengisi sebuah program acara di sana. Dan disitulah saya berkenalan dengan Ustadz Yusuf Mansur," tuturnya.

Semenjak itu, hubungan Reynold dengan Ustadz Yusuf Mansur semakin inten, mulai dari soal urusan gadget, pekerjaan, hingga obrolan mengenai ketertarikan Ustadz Yusuf Mansur pada dunia teknologi informasi.

"Awal Januari 2013, dari makin seringnya kami berinteraksi, lalu muncullah ide bahwa ternyata banyak kegiatan di Daarul Quran yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas melalui aplikasi," ujarnya.

Reynold kemudian mengutarakan idenya tersebut kepada Ustadz Yusuf Mansur. Namun, sebelumnya, juga telah dikonsultasikan dengan tiga ustadz lainnya, yang merupakan orang dekat Ustadz Yusuf Mansur, yakni Ustadz Jamil, Ustadz Tarmidzi, dan Ustadz Sani.

"Setelah berdiskusi, semuanya menyetujuinya, hingga akhirnya dibentuklah sebuah unit usaha yang mengurusi pengembangan aplikasi itu, bernama Media Hati, dengan penanggungjawabnya diserahkan pada saya untuk mengelolanya," tuturnya.

Kemudian lahirlah sejumlah aplikasi yang berasal dari program-program di Daarul Qur'an, antara lain Riyadhoh, One Day One Ayat (ODOA), DaQu Market, Kuliah Online, Sinar Kebersamaan, yang saat ini sudah dapat diunduh gratis di google market dan app store.

Riyadhoh adalah aplikasi untuk menuntun penggunanya berdisiplin dalam menjalankan amalan hajat untuk dapat segera menunaikan haji/umroh, memiliki keturunan, jodoh, hingga bebas hutang.

One Day One Ayat (ODOA) adalah aplikasi yang mempermudah umat muslim menghafalkan Al-Qur'an dengan metode menghafal satu hari satu ayat. Aplikasi ini juga disertai games (permainan) seru untuk mempertajam hafalan Al-Qur'an.

DaQu Market adalah aplikasi untuk memudahkan berbelanja produk-produk Daarul Qur'an dalam bentuk fisik maupun digital, termasuk dilengkapi aplikasi sedekah.

Kuliah Online adalah aplikasi yang memungkinan pengguna mendapatkan layanan kuliah atau tauziah dari Ustadz Yusuf Mansur secara langsung.

Sinar Kebersamaan adalah aplikasi album kompilasi yang diproduksi Daarul Qur'an. Album musik yang dengan konsep unik yang diramaikan musisi Slank, Rieka Roeslan, Marshanda, Ten To Five, Baron Soulmate, Deanda, Reynold, dan Ustadz Ade.

Aplikasi tersebut kemudian diluncurkan pada pertengahan bulan Ramadhan 2013.

"Semua ini seperti sudah di agendakan bahwa jalannya bakal seperti ini. Dan saya merasa mendapatkan berkah yang luar biasa dengan kesibukan saya membesarkan Media Hati ini," tutur Reynold.

Reynold yang mengaku bahwa kehidupan masa lalunya yang cenderung acuh terhadap kehidupan agama, berubah drastis setelah berkenalan dengan Daarul Quran, mulai dari tauziah-tauziah yang disampaikan ustadz-ustadznya hingga program-program yang ada di dalamnya.

Menurutnya sebenarnya hasil inventarisasi, ada sebanyak 15 jenis aplikasi yang bisa dikembangkan oleh Daarul Quran.

 "Semuanya akan diwujudkan seiring perjalanan waktu. Alhamdulillah aplikasi yang sudah ada juga telah mendapatkan respon luar biasa dari masyarakat. Satu aplikasi, dalam kurun waktu dua pekan sejak diluncurkan, sudah ada 2.000 orang pendownload," paparnya.

Pihaknya menargetkan hingga awal 2014 sudah terdapat minimal sekitar 10.000 pendownload. "Aplikasinya saat ini masih free, namun untuk akses kontennya harus berbayar," ujarnya.

Saat ini dirinya mengaku terkendala dalam pengembangan sistem pembayaran seperti diluar negeri, yakni dapat dengan menggunakan kartu kredit langsung, seperti PayPal. "Saat ini masih dengan sistem transfer atau pengurangan pulsa, dan beberapa cara pembayaran yang mudah lainnya," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, 1/12/2013

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper