Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luthfi Hasan, Bisnis Kursi Antik Beromset Ratusan Juta

Perkembangan tren desain tidak hanya terjadi di dunia fesyen. Desain interior pun tak luput dari perubahan tren. Meskipun tidak berganti secepat mode pakaian, selalu ada desain dan motif baru yang membuat gaya interior lebih beragam. Para penikmat furnitur atau konsumen sekarang ini tidak hanya mengutamakan fungsi ergonomis dalam pemilihan mebel. Aspek estetika kini menjadi pertimbangan utama.
Salah satu kursi antik yang di-finish ulang oleh Luthfi Hasan / Dok. Jakarta Vintage
Salah satu kursi antik yang di-finish ulang oleh Luthfi Hasan / Dok. Jakarta Vintage

Bisnis.com, JAKARTA - Luthfi Hasan, 48 tahun, melihat peluang bisnis furnitur kreatif. Kendati tak mengenyam ilmu desain, Luthfi nekat berkecimpung di bisnis furnitur, dengan produk andalan kursi trendi. Bisnis ini sendiri dimulai dari sekadar hobi.

Pria yang bekerja di bidang periklanan tersebut mengaku senang mengunjungi pasar loak dan mengumpulkan barang-barang antik sejak lama.

Luthfi lantas membuat blog yang berkaitan dengan barang antik pada Juni 2012 bernama Jakarta Vintage. Tak disangka, benda-benda zaman dahulu yang dia kumpulkan dari pasar loak terjual dengan harga tinggi.

Dari situ, Luthfi mengumpulkan niat untuk merambah bisnis furnitur antik. Berbeda dengan produsen mebel pada umumnya yang biasanya menjual semua perabotan, Luthfi hanya menjual kursi.

Kursi-kursi tersebut adalah kursi lama yang didapatkan dari hasil berburu barang loak. “Kursi-kursi lama yang saya gunakan berasal dari tahun 1950-1970. Orang menyebutnya mid-century chair. Saya melihat kursi tahun itu sangat iconic sehingga membuat orang akan ingat terus. Tidak generik seperti furnitur yang diproduksi oleh pabrikan besar,” tuturnya kepada Bisnis.

Pria lulusan jurusan ilmu politik ini tidak menjual kursi antik sesuai kondisi apa adanya. Berbekal kreativitas dan selera pribadi, Luthfi menyulap furnitur kusam tersebut menjadi terlihat baru.

Dia mengganti jok dan membungkusnya dengan bahan bermotif cantik. Bukan itu saja, dia pun mengerok cat di rangka bangku dan memoles ulang setiap inci kayu. Hasilnya, sebuah bangku antik dengan sentuhan motif yang modern.

“Tujuan saya terjun ke bisnis ini adalah mengubah kursi rongsokan menjadi sebuah kursi baru yang relevan dengan gaya masa kini. Desain-desain mid-century chair itu sangat ramping dan tak lekang waktu, sehingga bisa dipadu-padankan dengan gaya interior apapun misalnya modern, klasik, bahkan maksimalis,” kata Luthfi.

Luthfi semakin serius memasuki bisnis furnitur pada Januari 2013. Hal pertama yang Luthfi lakukan adalah berburu kursi-kursi antik di pasar loak di Jakarta, Bandung, hingga Solo. Sebagai modal awal, dia rela merogoh koceknya hingga Rp50 juta. Dana itu digunakan untuk membeli kursi bekas, membeli bahan pelapis jok, dan membayar tukang.

Luthfi tidak menggunakan mesin canggih untuk memproduksi mebel buatannya. Semua proses produksi dijalankan secara tradisional (handmade) dibantu oleh dua orang tukang dan dua orang tim kreatif.

“Bisnis yang saya jalani di Jakarta Vintage tidak memerlukan teknologi tinggi [low technology] dan tidak perlu investasi besar [low investment]. Hal terpenting dari bisnis ini adalah bagaimana caranya untuk membubuhkan kreativitas untuk mengubah barang bekas menjadi lebih bernilai,” katanya.   

Setelah menyelesaikan beberapa karya, Luthfi lantas mempromosikan kursi antik buatannya di website www.jakartavintage.com. Kursi buatan Luthfi benar-benar eksentrik. Jok kursi antik Jakarta Vintage dipenuhi gambar cantik yang atraktif misalnya burung merpati, harimau Bengali, bunga, bahkan pemandangan ala lukisan tangan. Selain mendesain bahan secara personal, Luthfi dan tim kreatifnya juga memanfaatkan bahan bekas yang berasal dari gorden atau selimut untuk jok kursi.   

Luthfi menuturkan, internet memegang peranan besar untuk memaksimalkan bisnisnya. Awalnya, dia memanfaatkan weblog sebagai katalog dan portofolio pribadi. Seiring waktu berjalan, dia menyadari cara ini ternyata mampu menekan biaya sewa toko dan promosi. Pria ini pun kebanjiran pesanan, terutama dari warga asing.

“Respons positif datang dari ekspatriat yang tinggal di Indonesia. Apresiasi ekspatriat terhadap furnitur lama yang didaur ulang [recycle furniture] jauh lebih tinggi dari konsumen lokal.”

Hal lain yang membuat furnitur milik Luthfi digemari oleh konsumen asing adalah kursi tersebut tidak diproduksi dalam jumlah banyak alias limited edition.  Alasan utamanya adalah agar konsumen merasa puas karena memiliki sebuah kursi iconic di rumah mereka layaknya benda seni. Luthfi membanderol kursi miliknya sekitar Rp3,7 juta per buah.

Kendati masih tergolong pemain baru dalam industri ini, nama Jakarta Vintage kini cukup diperhitungkan di dunia desain interior Indonesia. Hal ini terlihat dari produktivitas dan penjualan bangku-bangku vintage miliknya.

Sejak awal tahun, setidaknya sudah ada 50-60 model kursi yang dibuat. Setiap bulan kursi yang laku bisa mencapai 10 buah. Selain kursi antik, dia juga menerima pesanan furnitur untuk café dan kantor. Untuk area komersil jumlahnya lebih banyak yaitu sekitar 50—100 kursi.

“Pendapatan bisa mencapai Rp50juta—Rp100juta per bulan tergantung jumlah pesanan,” katanya.

Meski terbilang prospektif, bisnis furnitur antik ternyata memiliki beberapa kendala. Hambatan utamanya adalah populasi kursi antik yang terus berkurang.

Tingginya minat masyarakat terhadap barang antik membuat benda-benda ‘jadul’, khususnya furnitur, semakin sulit untuk ditemukan.

Namun Luthfi tak habis akal. Luthfi pun memutar otak untuk menjalankan roda bisnis Jakarta Vintage. Salah satu caranya dengan mereplikasi kursi-kursi mid-century. Agar terlihat mirip dengan bangku yang asli, pria ini menggunakan kayu tua untuk bagian rangka sehingga kursi tetap terkesan antik dan kokoh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper