Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis furniture lokal termasuk salah satu bisnis yang mampu bertahan di tengah maraknya tren furnitur modern dan produk impor yang merajalela.
Di Indonesia, ada beberapa nama brand furnitur lokal, salah satunya adalah KJ Perabot.
Telah eksis sejak 1973, di balik kesuksesannya ada Ardi Arahman, Direktur Utama PT Karya Jaya Sembilan Bersaudara, yang memimpin transformasi KJ Perabot menjadi toko ritel modern yang dicintai lintas generasi.
"Kami tidak hanya menjual produk, tapi membawa cerita, nilai, dan karya anak bangsa. Itu yang membuat kami tetap relevan hingga kini," ungkap Ardi.
Menurutnya, rahasia bertahan adalah konsistensi menjaga kualitas, pelayanan, dan kolaborasi berkelanjutan dengan UMKM lokal.
Bagi Ardi, wirausaha di bidang perabot bukan sekadar soal jual-beli barang, tapi soal menciptakan dampak. "Kalau ingin terjun ke sektor ini, jangan hanya ikut tren. Pahami kebutuhan pasar, hadirkan nilai, dan utamakan kualitas. Karena pasar akan menghargai karya yang punya identitas."
Baca Juga
Transformasi besar dimulai pada tahun 2016, ketika KJ Perabot menghadirkan konsep ritel modern dengan outlet di Jl. Kramat V Rawa Binong, Jakarta Timur.
Melihat antusiasme pelanggan, KJ Perabot memperluas layanannya dengan membuka cabang baru di Jl. Karang Tengah Raya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Outlet ini mengusung kombinasi gaya etnik dan modern yang semakin memperkuat identitas KJ Perabot sebagai toko yang bukan hanya menjual produk, tapi juga menyuguhkan pengalaman berbelanja yang inspiratif.
UMKM Lokal Jadi Tulang Punggung
Dengan visi membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan, KJ Perabot menjalin kolaborasi erat bersama pelaku usaha lokal untuk menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi. Mulai dari furnitur, alat dapur, perlengkapan makan, elektronik rumah tangga, hingga kerajinan tangan karya anak bangsa—semuanya tersedia dalam satu tempat dengan nuansa toko yang estetik dan nyaman.
Lebih dari 60% produk yang dijual di KJ Perabot merupakan hasil karya pengrajin lokal.
"Kami percaya, ketika UMKM berkembang, ekonomi bangsa juga naik. Maka dari itu, sejak awal kami selalu membuka ruang dan etalase untuk mereka," tutur Ardi. Mulai dari perabot kayu, kerajinan tangan, hingga alat dapur handmade—semua dikurasi dengan teliti.
Satu hal yang membuat KJ Perabot mencuri perhatian generasi muda, katanya, adalah desain tokonya yang Instagramable. Di tengah era di mana tampilan visual sangat penting, KJ Perabot merespons dengan tata ruang estetik yang membuat pengalaman belanja jadi menyenangkan.
"Kami ingin toko kami jadi tempat yang bukan hanya dikunjungi untuk belanja, tapi juga dinikmati seperti galeri furnitur. Banyak pelanggan Gen Z yang datang hanya untuk foto-foto—dan akhirnya belanja juga," katanya.
Tak mau tertinggal, KJ Perabot juga serius menggarap pasar digital. Melalui situs resmi kjperabot.co.id dan akun Instagram @kjperabot, mereka aktif menyapa pelanggan. "Digitalisasi adalah keniscayaan. Tapi kami tetap bawa value yang sama: pelayanan ramah, produk berkualitas, dan harga yang jujur," tambahnya.
Setelah sukses dengan toko di Jakarta Timur, KJ Perabot membuka cabang di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Gerai ini mengusung konsep etnik modern yang unik, dan dirancang agar pelanggan betah berlama-lama.
"Kami sedang riset untuk ekspansi ke kota-kota besar lainnya. Selain itu, kami ingin memperluas jejaring UMKM agar lebih banyak pelaku lokal yang tumbuh bersama kami."
