Bisnis.com, JAKARTA -- Jacklyn “Jackie” Gise Bezos, ibunda pendiri Amazon Jeff Bezos, dikabarkan meninggal dunia pada usia 78 tahun.
Dilansir The New York Times, Jackie meninggal pada 14 Agustus 2025, dikelilingi oleh suami, anak-anak, dan cucu-cucunya. Dia mengembuskan napas terakhirnya di rumahnya, di Miami setelah perjuangan panjang dan berani melawan Demensia Lewy Body (LBD), suatu kondisi yang telah diidapnya sejak 2020.
Menjadi seorang ibu yang tangguh, Jackie sudah menjadi ibu sejak dini. Pada usia 17 tahun, dia menjadi seorang ibu, melahirkan Jeff Bezos di Albuquerque, New Mexico, pada 1964.
Meskipun usianya masih muda dan harus berjuang menjadi orang tua tunggal setelah pernikahan pertamanya berakhir, Jackie bekerja tanpa lelah untuk menafkahi putranya.
Pada 1968, dia menikah dengan Miguel "Mike" Bezos, seorang imigran Kuba yang kemudian secara resmi mengadopsi Jeff dan menjadi ayahnya dalam segala hal.
Bersama-sama, Jackie dan Mike membesarkan Jeff, beserta anak-anak mereka selanjutnya, Christina dan Mark. Ikatan keluarga mereka dipenuhi kehangatan, cinta, dan dukungan tanpa henti, sebuah fondasi yang membentuk Jeff Bezos menjadi salah satu wirausahawan paling berpengaruh di dunia saat ini.
Jeff Bezos, yang baru-baru ini kehilangan posisinya sebagai orang terkaya kedua di dunia, membagikan pesan mengharukan di media sosial sebagai bentuk penghormatan untuk mendiang ibunya.
“Masa dewasanya dimulai sedikit lebih awal ketika ia menjadi ibuku di usia 17 tahun. Itu pasti tidak mudah, tetapi ia berhasil. Ia menerima tugas mencintaiku dengan sepenuh hati, beberapa tahun kemudian ia membawa ayahku yang luar biasa ke dalam tim, dan kemudian menambahkan adik perempuan dan laki-lakiku ke dalam daftar orang-orang yang harus ia cintai, lindungi, dan rawat. Selama sisa hidupnya, daftar orang-orang yang harus ia cintai itu tak pernah berhenti bertambah. Ia selalu memberi jauh lebih banyak daripada yang pernah ia minta," tulis Bezos dalam unggahannya di Instagram, Jumat (15/8/2025).
Bezos menambahkan setelah melewati perjuangan panjang melawan Demensia Lewy Body, sang ibu meninggal dunia, dikelilingi oleh begitu banyak orang yang mencintainya, anak-anaknya, cucu-cucunya, dan ayah.
"Aku tahu ia merasakan cinta kami di saat-saat terakhirnya. Kami semua sangat beruntung berada dalam hidupnya. Ia selalu aman di hatiku selamanya,” imbuhnya.
Kepergian Jackie menyoroti penyakit Demensia Badan Lewy, yang masih kurang dikenal dibandingkan dengan Alzheimer meskipun ternyata merupakan penyakit demensia progresif kedua yang paling umum.
Demensia Lewy Body ini disebabkan oleh gumpalan protein abnormal yang disebut alfa-sinuklein, atau "Lewy Body", yang mengganggu komunikasi antarsel otak. Seiring waktu, endapan ini merusak memori, penalaran, dan kontrol motorik.
Gejala umum LBD meliputi:
- Penurunan memori dan kognitif – mirip dengan Alzheimer, tetapi seringkali berfluktuasi.
- Halusinasi – penglihatan yang jelas, terkadang menakutkan.
- Gangguan gerakan seperti Parkinson – tremor, kekakuan, dan masalah keseimbangan.
- Gangguan tidur REM – memerankan mimpi secara fisik atau vokal.
- Perubahan kewaspadaan – perubahan tiba-tiba dari ketajaman menjadi kebingungan dalam hitungan jam.
Menurut Alzheimer's Disease International pada 2021, ada lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia hidup dengan demensia, dan angka ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 78 juta pada tahun 2030 dan 139 juta pada tahun 2050.
Sementara itu, di Indonesia pada 2016 diperkirakan terdapat 1,2 juta orang dengan demensia (ODD). Angka ini diproyeksikan meningkat menjadi 2 juta orang pada tahun 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.