Bisnis.com, JAKARTA – Trik merintis usaha oleh-oleh sebenarnya tak berbeda dengan memulai bisnis kuliner pada umumnya. Pelaku usaha yang ingin terjun ke bisnis ini harus melakukan riset, khususnya yang terkait dengan potensi daerah.
Selain menggali warisan kuliner daerah, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan bahan baku yang banyak tersedia.
Cara inilah yang ditempuh oleh Solihin. Sarjana pertanian yang lulus dari salah satu universitas di Lampung ini menyadari bahwa pisang adalah sumber daya potensial yang bisa dia manfaatkan.
“Tinggal di daerah dengan hasil pisang melimpah menjadi keuntungan tersendiri. Karena mudah didapatkan, harga bahan baku pisang pun amat murah,” katanya.
Untuk selanjutnya, Solihin lantas mencari petani untuk diajak bekerja sama. Setelah mendapat pasokan bahan baku, dia pun mulai bereskperimen untuk mendapatkan produk keripik yang inovatif.
Solihin menambahkan berbagai varian rasa unik di keripik Mr. Banana. Tujuannya tentu saja agar bersaing dengan kompetitor dan merebut perhatian konsumen. Varian rasa yang ditawarkan a.l. asli (original), coklat, susu, mocca, manis asin, stroberi, pedas manis, hingga rasa rendang.
Selain menciptakan rasa-rasa baru, tantangan lain yang harus dihadapi Solihin adalah mempertahankan kualitas produk. “Konsistensi rasa amat penting. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh kebanyakan produsen keripik pisang di Lampung. Sampai saat ini saya turun langsung untuk mengontrol produksi keripik Mr. Banana,” ujar dia.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Julian. Alasan pria yang memiliki bisnis restoran dan salon khusus muslimah ini memilih labu kuning adalah karena buah tersebut mudah didapat di sekitar Bogor. “Di samping mudah ditemukan, labu kuning juga bukan buah musiman. Jadi, apabila menggunakan buah ini saya tak takut akan kehabisan stok.”
Namun demikian, resep kue labu kuning Miss Pumpkin tak dia dapat dalam sekejap. Julian mengaku dia membutuhkan waktu delapan bulan untuk mengutak-atik buah tersebut di dapur. Bahkan, Julian meminta bantuan ahli masak profesional di dua bulan terakhir. “Saya memakai buah labu segar. Kadar air yang ada di dalam labu ternyata mempengaruhi kualitas kue. Makanya, saya harus melakukan eksperimen berbulan-bulan,” ucap
Eksperimen Julian tak berhenti sampai disitu. Agar mendapat cita rasa yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia, dia menawarkan bebera varian rasa a.l. bolu rasa original, teh hijau (green tea), coklat, dan jeruk. Agar makin lezat, dia pun menambah parutan keju di atas bolu Miss Pumpkin.
Selain inovasi produk dan rasa, elemen penting lain yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha oleh-oleh khas adalah kemasan. Buah tangan biasanya dibeli oleh wisatawan untuk mereka berikan kepada sanak-saudara ataupun rekan kerja. Oleh karena itu, produk kuliner khas akan memiliki nilai tambah jika dikemas secara aman dan higienis.
“Banyak produsen keripik yang menjual secara kiloan. Jadi kemasannya hanya plastik transparan. Gebrakan yang saya lakukan adalah mengemas keripik pisang dengan aluminium lengkap dengan merek dan logo. Stigma keripik pisang yang tradisional berubah jadi produk modern,” kata Solihin.
Senada dengan Solihin, Julian pun memikirkan kemasan dan branding untuk produk kue labu kuning buatannya. Tak tanggung-tanggung, Julian sengaja menyewa jasa konsultan demi menghasilkan merek oleh-oleh yang tak ketinggalan jaman. Alhasil, Miss Pumpkin hadir dengan logo labu yang dikombinasikan dengan warna ungu nan memikat. Dia menggunakan boks karton sehingga konsumen bisa menenteng bolu labu kuning dengan leluasa.