Bisnis.com, JAKARTA – Potensi pendapatan di sektor jasa cleaning service terus meningkat setiap tahunnya hingga double digit seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri properti, hospitality, dan layanan publik.
Berdasarkan data dari Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (Apklindo) omzet pengusaha cleaning service di Indonesia tahun lalu mencapai Rp60 triliun, dan diprediksi meningkat 15% pada tahun ini.
Angka tersebut masih di luar dari pendapatan yang diperoleh dari pemasok mulai dari industri rumahan hingga industri besar.
Sekretaris Umum Dewan Pengurus Apklindo Tommy G. Hardjana mengakui selama ini banyak masyarakat yang memandang bisnis tersebut sebelah mata.
Padahal di balik itu semua, sambungnya, bisnis ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan.
Apalagi, saat ini jumlah pelaku usaha cleaning service di Indonesia masih sekitar 1,5 juta sehingga dengan tingginya tingkat kebutuhan atas jasa perawatan kebersihan tersebut, tentu saja menjadi peluang tersendiri bagi industri dan pelaku usaha untuk masuk dalam bisnis ini.
“Pembangunan gedung bertingkat, hotel, rumah sakit, dan mall yang terus meningkat setiap tahunnya, menjadi potensi bisnis luar biasa bagi usaha cleaning service. Sebab, setiap gedung pasti membutuhkan perawatan,” ucapnya dalam konfrensi pers Expo Clean & Expo Laundry 2014, Rabu (12/3/2014).
Hanya saja, pelaku usaha yang bergerak dalam bidang kebersihan ini, harus memiliki keahlian dengan standar tersendiri sehingga kebersihan dari gedung-gedung tersebut dapat terjamin.
“Karena itu, sejak tahun lalu kami sudah bekerjasama dengan badan sertifikasi profesi untuk mengeluarkan sertifisi klining servis karena pekerja di sektor ini juga harus memiliki skill yang mumpuni sebab mereka yang bertugas untuk menjaga kebersihan dan melindungi keawetan aset [gedung] dari klien,” ujarnya.
Selain itu, saat ini diperlukan teknologi yang mempermudah dan mempercepat proses pengerjaan sehingga bisnis yang dijalankan lebih efisien.
Efisiensi dan peningkatan kualitas tersebut sangat diperlukan dalam bisnis yang bergerak di sektor jasa seperti cleaning service ini. Pasalnya, dengan kenaikan upah buruh nasional yang mencapai 40%, menjadi beban tersendiri bagi pelaku usaha.
“Untuk itu kami harus benar-benar memutar otak sehingga kenaikan upah ini berdampak lurus terhadap peningkatan kapasitas. Selain itu, juga harus mencari solusi efisien untuk menekan biaya produksi dan operasi,” ujarnya.
