Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usaha Pemula Bermodal Kecil Bisa Diatasi dengan Jasa Maklun

Lantas apa yang membedakan maklun dengan proses produksi pada umumnya?
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Lantas apa yang membedakan maklun dengan proses produksi pada umumnya?

Salah satu pelaku usaha yang menawarkan jasa maklun jahit adalah Basuki. Pria asli Madiun, Jawa Timur ini, membuka bisnis konveksi yang diberi nama Abe Clothing sejak 1988.

“Skema CMT atau maklun bisa diartikan sebagai jasa pembuatan produk garmen mulai dari proses memotong kain, menjahit, hingga mengepak produk yang dilakukan oleh penyedia jasa,” kata Basuki.

Basuki menuturkan, penyedia jasa maklun hanya melakukan sebagian atau keseluruhan produksi. Dengan kata lain, pemakai jasa maklun tetap menyediakan desain, bahan baku, atau material pendukung lainnya.

Karena berbasis jasa, bisnis maklun membutuhkan investasi berupa alat, tenaga kerja, dan bengkel produksi. Selain memiliki sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang jahit dan tempat kerja yang reprsentatif, pelaku usaha maklun juga harus menyediakan macam-macam alat produksi.

Dia bercerita, awalnya dia hanya memiliki sebuah mesin jahit. Namun demikian, seiring meningkatnya permintaan konsumen, dia pun menambah variasi mesin. “Saat ini kami memiliki mesin jahit, mesin bordir, mesin obras, mesin pasang kancing, mesin press, mesin potong, hingga alat sablon,” katanya. Banyaknya variasi mesin membuat dia dan karyawannya bisa mengerjakan segala macam permintaan konsumen.

Kendati disokong oleh mesin-mesin variatif, Basuki tidak menerima semua jenis konveksi. Order yang dikerjakan antara lain kaos, jaket pria, baju hangat (sweater), seragam perusahaan, hingga baju olah raga (training). Singkat kata, Basuki tak menerima maklun pakaian wanita atau aksesoris lainnya.

Lebih lanjut, konsumen Abe Clothing pun datang dari berbagai kalangan. Mulai dari perusahaan besar hingga pelaku usaha yang baru merintis bisnis pakaian. Para pelaku usaha yang dimaksud rata-rata adalah pengusaha pakaian yang dikenal dengan sebutan distributor clothing (distro). “Mereka [pengusaha distro] biasanya membawa bahan dan desain sendiri. Kami lantas memotong, menyablon, dan menjahit bahan tersebut sehingga jadi kaos yang siap dijual.” Selain kaos, Basuki menambahkan, salah satu produk yang banyak diminta konsumen adalah jaket.

Basuki mengaku sebelum memulai proses maklun, dia terlebih dahulu membuat sampel produk. Setelah sampel jadi dan klien setuju dengan hasilnya, para pekerja Basuki baru memulai memproduksi dalam jumlah banyak. Hal ini lakukan untuk meminimalisasi kesalahan kala produksi maklun.

Abe Clothing memberlakukan jumlah pesanan minimal untuk jasa maklun. “Minimalnya dua lusin. Namun ntuk pesanan partai besar, kami sesuaikan dengan kondisi pekerja. Kami tidak bisa mengiyakan pesanan kala produksi penuh karena takut pelanggan kecewa,” kata Basuki yang kini dibantu oleh 15 orang pekerja ini.

Untuk tariff maklun, Basuki menghitung biaya per layanan. Ongkos maklun mulai dari Rp500 untuk pemotongan kain hingga Rp25.000 untuk penjahitan jaket. Kendati terkesan kecil, namun nominal ini masih dikalikan dengan jumlah produk. Basuki bisa menyelesaikan 5.000—10.000 produk setiap bulan.

Ketika ditanya soal peluang, dia merasa bisnisnya terus berkembang seiring dengan bermunculannya pengusaha-pengusaha baru di bidang pakaian. Hal ini terlihat lantaran jumlah konsumen yang terus meningkat. Meski terletak di Bandung, konsumen Abe Clothing datang dari dalam dan luar negeri. “Kami pernah mendapat order dari pengusaha Malaysia, Singapura, hingga Nigeria. Namun, pengguna jasa maklun paling tinggi masih dari Jakarta.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper