Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini banyak pembersih mengandung bahan kimia yang tidak ramah untuk kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, Erry pemilik Diva Sarana Otoklin berkomitmen memakai bahan-bahan yang aman sejak awal membangun usaha ini.
“Saya tidak menggunakan bahan yang mengandung fosfat dan klorin. Contoh bahan ramah lingkungan ada yang namanya sodium-lauryl ether sulfate,” kata Erry.
Erry mengaku diaagak kesulitan memasarkan karena konsumen cenderung hati-hati sebelum memutuskan membeli. "Bahan ini mengandung campuran kimia. Makanya, selain membuat produk berkualitas kami juga harus bisa mensosialisasikan sabun curah kepada konsumen,” kata Erry.
Kini, Diva Sarana-Otoklin bisa memproduksi 40—50 ton sabun curah setiap bulan. Untuk menghasilkan volume tersebut, Erry dibantu oleh 8 karyawan.
Di samping menggunakan bahan-bahan aman, hal lain yang harus diperhatikan adalah izin dari pemerintah dan badan terkait. Itulah sebabnya, Sabun Curah Motto sudah mengantongi izin dari Departemen Kesehatan dan Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan [BPOM]. “Izin adalah hal yang esensial. Kalau tak punya izin, kami tak bisa memperluas pasar,” kata Arofa.
Arofa mengaku, berkat adanya izin tersebut, banyak konsumen yang awalnya ragu dengan pembersih curah menjadi pelanggan setia. Selain itu, izin ini berfungsi sebagai salah satu syarat untuk melakukan ekspor.
Seiring dengan makin populernya Sabun Curah Motto, Arofa mengaku perusahannya terus meningkatkan kapasitas produksi. Jika dulu karyawan hanya bisa memproduksi 5—10 ton per bulan, kini Sabun Curah Motto berhasil menghasilkan 12—24 ton sabun curah per hari. Sabun Curah Motto kini memiliki 200 orang karyawan dan pabrik yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat.
Strategi Pemasaran
Sabun Curah Motto memanfaatkan dunia maya untuk mempromosikan produknya. Strategi pemasaran online tersebut digarap langsung oleh Arofa. Agar produk sabun curahnya populer, dia menggunkan teknik search engine optimization (SEO).
“Masyarakat modern menggunakan mesin pencari untuk segala hal. Dengan SEO, kami mencoba selalu tampil di halaman satu situs pencarian,” kata pria yang pernah berprofesi sebagai kameramen salah satu televisi swasta ini.
Kerja keras Arofa berbuah manis. Berkat keahliannya mengulik SEO, Sabun Curah Motto menjadi sangat populer di dunia maya melalui website. Tak hanya mendapat pembeli, dia bisa menggaet distributor dan agen untuk memasarkan produk Sabun Cair Motto. Saat ini Sabun Cair Motto memiliki 54 distributor dan 4.000 dealer di seluruh Indonesia.
Untuk menarik perhatian, Arofa memberlakukan syarat sederhana bagi masyarakat yang ingin merasakan laba bisnis sabun curah. “Modal untuk jadi agen hanya Rp1,5 juta,” katanya.
Senada seirama, Erry menggunakan strategi pemasaran online untuk memasarkan produknya. Melalui website, Erry mempromosikan sabun buatannya kepada konsumen di seluruh Indonesia.
Cara ini berbuah manis. Berkat promosi di dunia maya, Erry mendapat tawaran dari masyarakat yang ingin menjadi agen dan distributor. “Kami memiliki 50 orang agen dan distributor yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.”