Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra Way: Kiat Hadapi Klien Egois, Rakus

Sebagian klien sangat suka menuntut, sementara yang lain bisa berkata dan bertindak kasar. Bila Anda tidak berada dalam posisi yang menguntungkan untuk bisa menghindari klien berkepribadian sulit semacam ini, siapkanlah diri Anda secara mental.
Tokoh entrepreneur Indonesia Ciputra/JIBI
Tokoh entrepreneur Indonesia Ciputra/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam menjalankan bisnis, sebagai seorang entrepreneur, tetap selalu menghadapi persoalan. Namun, semua tetap ada solusi. Lantara, konsumen atau klien kita, terdiri manusia yang memiliki karakter yang bebeda-beda. Bagaimana solusi itu bisa ditemukan, memang, bukan hal yang kudah. Sekali lagi, kita perlu belajar dari tokoh entrepreneur kita: Ciputra. Mau tahu apa kiat mengatasi konsumen yang tidak sesuai atau kerap memancing emosi kta?

Begini kata Ciputra: Sebagian klien sangat suka menuntut, sementara yang lain bisa berkata dan bertindak kasar. Bila Anda tidak berada dalam posisi yang menguntungkan untuk bisa menghindari klien berkepribadian sulit semacam ini, siapkanlah diri Anda secara mental.

Sebagai entrepreneur, Anda harus bermental tangguh. Artinya, Anda harus siap dengan yang terburuk. Jangan kaget jika Anda menemukan seorang klien yang bertabiat rakus, egois, atau pemarah saat menjalankan bisnis, terutama dalam bidang jasa. Saat Anda sudah menyiapkan mental untuk bertemu dengan seburuk-buruknya klien, Anda tidak akan banyak terkejut saat benar-benar berada dalam kondisi tersebut. 

Saat Anda merasa sang klien akan mengatakan atau bertindak kurang pantas dan kasar, bernafaslah dengan lembut dan dalam serta katakan dalam hati, "Saya bisa menghadapinya dengan tenang."

Setelah ia melampiaskan kekesalannya, ambil nafas yang dalam lagi dan berhentilah sejenak. Jangan ucapkan dan bertindak apapun hingga ia sadar tindakan atau ucapan kasarnya sudah melampaui batas. Tetapi jangan tunjukkan amarah atau ekspresi tersinggung.

Lalu ucapkan dengan nada normal, "Apa yang tadi Anda katakan?" atau "Apakah Anda benar-benar serius dengan apa yang baru saja Anda katakan?"

Hal ini sering membuat si klien mawas diri tentang perilakunya dan mengubah pendekatannya. Jika tidak, setidaknya Anda tidak ikut terprovokasi.

Percakapan mungkin akan berlangsung lebih sulit tetapi menyiapkan diri membuat Anda tetap waspada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ciputraentrepreneurship.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper