Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mungil Culture: Suvenir Tanaman Ala Kultur Jaringan Inovasi Mahasiswa UGM

Bisnis di bidang pertanian tergolong dinamis. Asal kreatif dan mau bereskperimen, pelaku usaha bisa menghasilkan produk inovatif yang bisa menarik perhatian konsumen. Salah satunya adalah suvenir tanaman berbasis kultur jaringan.
Mungil Culture menggunakan media agar-agar sebagai pengganti tanah/ Dok. Mungil Culture
Mungil Culture menggunakan media agar-agar sebagai pengganti tanah/ Dok. Mungil Culture

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis di bidang pertanian tergolong dinamis. Asal kreatif dan mau bereskperimen, pelaku usaha bisa menghasilkan produk inovatif yang bisa menarik perhatian konsumen. Salah satunya adalah suvenir tanaman berbasis kultur jaringan.

Hal inilah yang dilakukan oleh Mungil Culture. Komunitas laboratorium budidaya jaringan Gajah Mada yang telah berdiri sejak 2009 ini merintis mengembangkan produk suvenir tanaman yang tak biasa.

"Kami menggunakan teknik kultur jaringan untuk mengembangkan tanaman. Karena tampilan unik, tanaman ini bisa dimanfaatkan juga sebagai pajangan atau buah tangan," ujar CEO Mungil Culture Fathtien Nabihaty.

Menurut dia, konsep budidaya ala kultur jaringan memang berbeda dengan pola bercocok tanam pada umumnya. Dia dan teman-temannya memanfaatkan agar-agar sebagai media tanam dan botol kaca sebagai kemasan. Material yang ada di agar-agar ternyata bisa menggantikan tanah atau sekam.

Mungil Culture menggunakantanaman hias dan tanaman buah yang pertumbuhannya lambat. Beberapa contoh tanaman yang pernah dibudidayakan, misalnya anggrek, kaktus, dan buah naga.

Tanaman tersebut diperbanyak dengan teknik kultur jaringan, kemudian ditanam dalam botol kaca dengan media agar-agar. Supaya terlihat menarik, Faththien menambahkan pewarna sehingga botol tanaman tersebut terlihat makin menarik.

Selain enak dilihat, produk suvenir Mungil Culture juga mudah dirawat. "Suvenir tanaman ini dapat bertahan 4-6 bulan tanpa memerlukan penyiraman atau pun pemupukan," ujar mahasiswa fakultas pertanian UGM yang sedang menjalankan tugas akhir ini.

Fathtien dan teman-temannya awalnya mempromosikan produk Mungil Culture ke teman-teman semata. Seiring berjalannya waktu, suvenir tanaman nan unik ini ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat luas.

Setiap bulan, tim mahasiswa ini mampu memproduksi hingga 200 botol suvenir tanaman. Produk tersebut dibanderol Rp8.000--Rp250.000 per botol. "Margin keuntungan yang kami ambil sekitar 30%."

Soal peluang, Fathtien sangat optimis produk suvenir tanaman bisa berkembang dan diterima masyarakat. Menurut dia, konsep membudidayakan tanaman di dalam botol ini pas bagi konsumen yang senang bercocok tanam, tetapi tak ingin repot merawatnya.

Ke depannya, Mungil Culture ingin terus mengembangkan pasar. "Kami sudah menjajaki kerja sama dengan salah pengelola daerah wisata di Yogyakarta. Mereka tertarik menjadikan produk ini sebagai suvenir bagi turis yang berkunjung," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper