Bisnis.com, JAKARTA - Setiap bisnis pasti memiliki risiko, tak terkecuali di usaha penyewaan kendaraan roda empat.
Seorang pengusa rental mobil, Andi mengaku bisnis rental mobil merupakan salah satu usaha yang berisiko tinggi. Hal ini tak lain karena bisnis ini berlandaskan kepercayaan antara pemilik dan penyewa mobil.
Lantaran nilai jualnya tinggi, banyak oknum tak bertanggung jawab yang ingin mencuri mobil sewa. Oleh karena itu, Andi memberlakukan persyaratan ketat guna mengantisipasi tindak kriminal dalam penyewaan mobil.
Untuk menyewa mobil milik PT CUJ, misalnya, kata dia, penyewa wajib menunjukkan kartu tanda pengenal (KTP), kartu keluarga (KK), dan surat izin mengemudi (SIM). Penyewa juga memberikan fotokopi ketiga kartu tersebut. Selain kelengkapan surat-surat, Andi juga melakukan survey tempat tinggal penyewa.
“Saya lakukan survey untuk memastikan rumah tersebut milik sendiri atau rumah kontrakkan. Saya tidak bisa memberikan kunci mobil jika tempat tinggal konsumen masih berstatus rumah sewa. Jika penyewa memaksa, saya akan tolak secara halus,” katanya.
Risiko lain yang ditanggung oleh pebisnis rental mobil adalah kondisi mobil. Hal ini bisa terjadi karena pola menyetir antara satu penyewa dan penyewa lain berbeda. Agar kondisi mobil tetap prima, Andi membuka bengkel dan mempekerjakan montir sendiri. Andi memperbaiki (tune up) secara berkala untuk mengganti oli, memperbaiki mesin, atau membersihkan interior dan eksterior mobil.
Meski memiliki bengkel sendiri, dia tetap menjaga kualitas mobil sewaan. Caranya dengan mengganti mobil lama dengan unit baru. “Mobil-mobil yang saya sewakan rata-rata keluaran tahun 2013. Konsumen biasanya senang menyetir mobil baru, ketimbang mobil lama.”
Hal senada dilakukan oleh John. Kendati pesanan yang datang membeludak, dia tak memberikan pinjaman kepada sembarang orang. Sebelum memberikan kunci mobil, dia meminta konsumen menyerahkan KTP, KK, dan SIM untuk keperluan administrasi.
Terkait periode Lebaran, dia mewajibkan konsumen untuk membayar uang muka (down payment). “Saya memberlakukan uang muka Rp2 juta agar konsumen tidak sembarangan membatalkan pesanan mereka. Sampai saat ini, belum ada konsumen yang mengeluh dengan peraturan yang saya buat,” katanya.
Selain itu, dia juga tak lupa mengecek kondisi mesin dan interior mobil sebelum dipinjamkan kepada konsumen. Hal ini wajib dilakukan karena rata-rata konsumen memakai mobil untuk mudik ke luar Jakarta. Beberapa daerah yang menjadi tujuan mudik a.l. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
John dan Andi mengaku peluang bisnis rental mobil, khususnya periode menjelang Lebaran, sangat prosektif. Hal ini tak lepas dari tingginya permintaan konsumen yang ingin mudik menggunakan mobil pribadi. Apalagi, mereka bisa mendapat keuntungan hingga dua kali lipat lantaran biaya sewa melonjak hingga 100%.
Besarnya potensi bisnis rental mobil membuat bisnis ini dilirik oleh banyak masyarakat. Tak heran, jasa rental mobil tumbuh bak jamur di musim hujan. Namun, Andi tak takut dengan banyaknya pesaing-pesaing baru. “Kunci sukses di bisnis ini adalah memberikan layanan prima kepada konsumen. Salah satunya adalah menawarkan mobil-mobil baru yang berkualitas. Mobil juga harus bebas masalah agar konsumen bisa berkendara dengan aman dan nyaman,” kata Andi.