Bisnis.com, JAKARTA- "Meski mahal, kualitas barang pabrikan kurang bagus dan cepat rusak. Saya lantas tertantang untuk memproduksi sendiri sarung gadget yang lebih berkualitas," tutur pria yang tinggal di Yogyakarta ini.
Ricky mendesain sendiri sarung gadget buatannya. Dia membuat model sarung yang simpel, elegan, dan multifungsi. Dia menambahkan kantong kecil yang cukup untuk menyimpan kartu sim (sim card), uang, bahkan passport.
Meski mendesain sendiri, dia tak memproduksi sendiri sarung gadget tersebut. Demi alasan efisiensi, dia melempar proses produksi ke beberapa vendor konveksi dompet dan tas yang ada di Yogyakarta.
Untuk material, dia memilih kulit sapi yang kuat dan tahan lama untuk sarung gadget Handmacraft. Kendati terlihat sederhana, kulit sapi juga menimbulkan kesan elegan dan berkelas. Dia menggunakan empat jenis kulit sapi, yaitu kulit sapi alami, kulit yang diberi pewarna alami, kulit yang diberi pewarna buatan, dan kulit sapi jenis chrome.
Awalnya, Ricky lebih banyak menerima pesanan sarung laptop. Namun, seiring berjalannya waktu, dia justru kebanjiran pesanan sarung telepon genggam dan tablet. Dia mengaku hanya memproduksi merek gadget tertentu.
"Saya hanya membuat sarung gadget merek Apple. Saya membuat sarung untuk iPhone, iPad, dan Macbook," tuturnya.
Awalnya, dia menawarkan produk tersebut ke beberapa teman. Tak disangka, sambutan yang didapat sangat positif. Sejak itu, dia serius mempromosikan sarung gadget buatannya melalui situs
Kendati diminati hingga luar negeri, dia mengaku ada beberapa kendala produksi yang dihadapi.
"Produsen kulit sapi langganan saya merupakan eksportir. Oleh karena itu, harga per lembar kulit mengikuti kurs dollar. Kalau dollar naik ya harganya ikut naik. Namun, saya tetap membeli karena kualitasnya memang bagus."
Harga sarung gadget Handmacraft dibanderol mulai dari Rp200.000--Rp350.000 per satuannya. Selain sarung gadget, dia juga memproduksi tas laptop yang dijual di kisaran Rp500.000--Rp700.000 per satuannya.
Harga tersebut disesuaikan dengan ukuran, desain dan jenis kulit. Setiap bulan, Ricky mampu memproduksi 100-200 sarung gadget.
Soal peluang, Ricky optimistis dengan masa depan bisnis aksesori gadget. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya permintaan dari konsumen setiap tahun. Dia mengatakan kompetitor di bisnis ini memang banyak. Meski demikian, dia yakin bisa menarik perhatian konsumen.
"Saya mencoba memberi barang berkualitas. Meski harganya lebih mahal dari produk buatan pabrik, konsumen yang tertarik dengan barang handmade tak akan habis," katanya.