Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS KAOS BAND: Pria Asal Cimahi Ini Sukses Bikin Kaos Musisi Underground Luar Negeri

Kendati musik pop dan rock menjadi aliran musik yang paling banyak didengarkan masyarakat (mainstream), ada juga genre-genre lain yang hanya disukai oleh kalangan tertentu. Genre ini juga dikenal dengan sebutan musik underground.
Septi harus membayarkan royalti mulai dari US$2-US$6 per kaos kepada manajemen band. / Foto Dok. Crossover Merchandise
Septi harus membayarkan royalti mulai dari US$2-US$6 per kaos kepada manajemen band. / Foto Dok. Crossover Merchandise

Bisnis.com, JAKARTA -- Kendati musik pop dan rock menjadi aliran musik yang paling banyak didengarkan masyarakat (mainstream), ada juga genre-genre lain yang hanya disukai oleh kalangan tertentu. Genre ini juga dikenal dengan sebutan musik underground.

A Septi Muharamsyah merupakan salah satu pelaku usaha yang menekuni dunia musik underground.

Pria asal Cimahi, Jawa Barat ini mengusung merek Crossover sejak 2006 silam.

Awalnya, dia membuka jasa rekaman band-band underground asal Bandung dan sekitarnya.

Namun, dia banting stir ke ranah pernik-pernik (merchandise) band mulai 2011.

"Waktu itu, bisnis rekaman tidak memberi pemasukan sigfikan bagi perusahaan. Akhirnya, saya coba-coba membuat kaos dan aksesori bertema band underground untuk menambah kas. Ternyata, respons dari konsumen sangat bagus. Sejak itu, saya memakai merek Crossover Merchandise," ujar pria berusia 26 tahun ini.

Septi mengaku hanya mengusung band-band dari genre musik tertentu, misalnya hiphop under ground, hardcore, dan punk.

Jenis merchandise yang diproduksi pun bervariasi a.l. kaos, jaket, celana, dan topi.

Septi mengaku pada mulanya hanya membuat merchandise band-band lokal.

Namun, seiring waktu, dia tertarik untuk melebarkan sayap bisnis yakni memproduksi merchandise band asal luar negeri.

Tanpa pikir panjang, Septi mencoba mengontak manajemen beberapa band underground yang rata-rata berdomisili di New York, Amerika Serikat.

Setelah berkomunikasi via surat elektronik, beberapa band setuju untuk dibuatkan suvenir resmi (official merchandise) oleh Crossover Merchandise.

Banyak band yang tidak tahu tentang kondisi musik underground di Indonesia.

"Namun, setelah saya jelaskan dan saya buatkan desain, mereka mengapreasiasi dan setuju untuk bekerja sama," tuturnya.

Septi harus membayarkan royalti mulai dari US$2-US$6 per kaos kepada manajemen band.

Meski membuat harga jual tinggi, dia tetap merasa senang sekaligus bangga lantaran bisa berkolaborasi dengan band idola.

Saat ini, tercatat ada 11 band underground luar negeri yang diusung Crossover Merchandise.

Harga kaos Crossover Merchandise dibanderol mulai dari Rp125.000-Rp150.000 per potong.

Kendati harga tersebut cukup tinggi untuk kisaran produk lokal, banyak konsumen memburu kaos-kaos Crossover Merchandise.

"Meski produk lokal, kualitas yang kami tawarkan sama bahkan lebih baik dari kaos impor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper