Bisnis.com, JAKARTA - Pakaian yang baik bisa menjadi pendukung penampilan sekaligus meningkatkan kepercayaan diri si pengguna.
Pilihan pakaian yang tepat dan cocok pada sebuah kesempatan juga diperlukan agar tidak terjadi salah kostum.
Termasuk bagi para profesional dan eksekutif yang rutin menghadiri kegiatan formal, pakaian resmi menjadi barang yang wajib dimiliki. Salah satu pilihannya adalah setelah jas, kemeja dan celana.
Pakaian resmi tersebut memang dengan mudah ditemukan di berbagai toko ritel modern. Namun, tidak semua pakaian yang dijual tersebut memiliki ukuran yang pas dengan pengguna. Apalagi, jas yang lebih baik digunakan dalam ukuran pas badan.
Untuk itu, membuat jas sendiri melalui penjahit menjadi pilihan yang populer. Namun, tidak semua penjahit mampu membuat setelan jas pria.
Diperlukan teknik dan keterampilan khusus supaya hasil jadi pakaian bisa pas dan nyaman saat digunakan, serta tampak enak dipandang.
Oleh karena itu, bisnis pembuatan pakaian yang khusus menyasar target profesional ini dinilai memiliki prospek yang cerah, dengan target pasar yang terarah.
Salah satu pemainnya adalah Ahmad Ricky yang membuka jasa jahit jas pria dengan nama Tailorku New Executive sejak 2009. Bisnisnya tersebut merupakan bisnis keluarga yang diturunkan sejak orangtuanya masih menjadi penjahit lepas pada tahun 90-an.
Setelah melihat peluang yang cukup besar, dengan semakin banyaknya pesanan pembuatan jas yang datang, akhirnya Ricky dan keluarganya pun memberanikan diri untuk membuka toko sendiri.
Dengan modal sekitar Rp175 juta, yang digunakan untuk sewa toko Rp45 juta setahun, pembelian bahan sekitar Rp100 juta dan sisanya untuk perlengkapan dan peralatan lainnya, Tailorku New Executive pun mulai melayani pelanggan.
Karena jumlah pesanan yang terus meningkat, serta sebagai strategi untuk memperluas pasar, saat ini Tailorku sudah memiliki tiga cabang toko di Jakarta dengan mempekerjakan delapan orang penjahit jas.
Dalam sebulan, Ricky biasanya menerima pesanan pembuatan jas sekitar 50 hingga 200 setel jas dan celana. Pesanan tersebut biasanya datang dari perorangan maupun dari perusahaan untuk pembuatan jas seragam.
Adapun, tarif yang dipatok untuk pembuatan satus setel jas berkisar antara Rp1 juta–Rp18 juta, disesuaikan dengan bahan dan model yang diinginkan klien.
“Setiap klien memiliki selera bahan sendiri. Kalaun sudah ada yang sudah cocok dengan satu bahan, meskipun mahal akan tetap dipesan,” paparnya.
Untuk proses pengerjaannya juga sangat singkat, hanya membutuhkan waktu 24 jam. Jika klien pesan hari ini, maka besok jas sudah bisa diambil atau di antar ke lokasi pembeli.
Ricky juga memberikan pelayanan ukur gratis di tempat, serta antar barang jika klien tidak memiliki waktu untuk datang ke tokonya.
“Banyak klien kami yang sibuk, jadi biasanya kami dipanggil untuk melakukan pengukuran di rumah atau di kantor, setelah jasnya selesai juga kami kirimkan ke tempat,” katanya.
Sementara itu, rata-rata margin keuntungan yang bisa dikantongi Ricky dari setiap pesanan mencapai 25%. Angka tersebut diakui Ricky tidak terlalu besar, karena terbentur mahalnya harga bahan impor serta ongkos pegawai.
Selain membuat jas sehari-hari yang digunakan ke kantor, Tailorku New Executive juga melayani pembuatan jas khusus bagi pengantin pria. Dengan paket weddingseharga Rp5 juta, klien sudah mendapatkan satu set jas yang terdiri atas jas, celana, rompi, dua lembar kemeja, dasi dan sarung tangan.
“Harga yang kami tawarkan sangat terjangkau jika dibandingkan dengan paketwedding lainnya yang bisa mencapai Rp15 juta,” katanya.
Agar klien puas terhadap layanannya, Tailorku juga memberikan pelayanan atau garansi permak jas dalam jangka waktu satu tahun. Misalnya, dalam kurun waktu tersebut klien mengalami perubahan ukuran badan, maka jas yang dimiliki bisa disesuaikan lagi ukurannya.
“Setiap membuat jas, kami berikan kampuh [lebihan kain] yang lebar, sehingga bisa digunakan jika klien ingin memperbesar jasnya,” katanya.
Hal itu juga yang membedakan jas pria buatan penjahit dengan jas pria siap pakai. Biasanya, jas yang dijual di mal atau department store dijahit dengan kampuh yang terbatas, sehingga akan sulit jika ingin dipermak.
Terkait strategi promosi dan pemasaran, selama ini dilakukan secara konvensional dan online. Ricky memanfaatkan tim marketing untuk menawarkan jasanya ke perusahaan-perusahaan, sedangkan pemasaran online dilakukan melalui media sosial, website tailorku.com dan blog ahmadrickytailor.blogspot.com.
Selain menerima jasa penjahitan jas, Ricky juga menerima pelatihan atau kursus jahit khusus untuk jas. Biayanya sebesar Rp15 juta dengan lama pelatihan hingga siswa bisa membuat jas yang baik.
“Terakhir saya melatih orang dari Palembang yang sudah memiliki toko, sekarang dia sudah bisa menerima pesanan pembuatan jas,” katanya.
Ricky menilai prospek bisnis ini masih akan terus berpendar, selain karena pakaian merupakan kebutuhan pokok, bertambahnya masyarakat dengan kelas ekonomi menengah juga meningkatkan permintaan terhadap jas dan pakaian formal kantor lainnya.
“Penjahit itu seperti makanan, kalau klien sudah cocok dengan satu penjahit, pasti tidak akan pindah ke tempat lain. Untuk itu pelayanan harus maksimal,” katanya.