Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendulang Untung Dari Usaha Kentang Ulir, Snack Unik Asal Korea Selatan

Makanan yang berbahan baku kentang sudah lama akrab di lidah orang Indonesia. Sekedar menyebut olahan kentang yang populer antara lain mashed potato, kentang panggang, kentang goreng, kripik kentang. Belakangan ada satu jenis makanan ringan yang sedang naik daun yakni kentang ulir. Jajanan sedang populer di Korea Selatan itu juga punya nama sebutan lain seperti twist potato, kentang spiral, kentang tornado.
Kentang ulir JO Potato/instagram
Kentang ulir JO Potato/instagram

Bisnis.com, JAKARTA -- Makanan yang berbahan baku kentang sudah lama akrab di lidah orang Indonesia. Sekedar menyebut olahan kentang yang populer antara lain mashed potato, kentang panggang, kentang goreng, kripik kentang.

Belakangan ada satu jenis makanan ringan yang sedang naik daun yakni kentang ulir. Jajanan sedang populer di Korea Selatan itu juga punya nama sebutan lain seperti twist potato, kentang spiral, kentang tornado.

Walau namanya beda-beda, pada dasarnya kentang ulir adalah modifikasi kentang yang digoreng dengan cara berbeda. Satu kentang utuh diiris langsung di lokasi penjualan menjadi bentuk spiral yang mampu mencapai 30 sentimeter.

Kentang yang sudah dibentuk mirip badai tornado itu lantas digoreng saat itu juga. Kemudian disajikan dengan bumbu yang berbeda sesuai selera pembeli.

Tren kentang ulir ini menjadi satu kesempatan emas bagi para pelaku usaha kuliner. Mereka berlomba terjun untuk menikmati fulus yang cukup menggiurkan dari bisnis tersebut seperti yang dilakukan Andriko Otang. Dia bersama kakaknya, Jonas Dwi Satria, membuat usaha kentang ulir di bawah bendera J.O.Potato.

Menurutnya peluang bisnis tersebut masih menarik karena belum ada pelakunya di sekitar tempat tinggalnya di Jalan Kisamaun, Pasar Lama, Tangerang. Sebagai salah satu penggemar makanan berbahan baku kentang, pria 26 tahun ini pun terbersit ide untuk membuat kentang ulir berbentuk unik dan menarik.

Keduanya mempelajari bagaimana cara mengolah kentang hingga berbentuk spiral. Mereka mencoba-coba dengan modal browsing di internet dan sedikit petunjuk dari penjual alat spiral kentang.

Setelah merasa percaya diri untuk menyeriusi bisnis tersebut, keduanya patungan untuk modal usaha sebesar Rp5 juta pada Februari 2015. Modal itu digunakan untuk membeli kentang, minyak goreng, bumbu, boks penyimpanan kentang, serta alat pemotong kentang.

Sejak awal, Andriko menyasar kalangan anak-anak dan remaja, mulai usia SD hingga SMA. Dengan target yang sudah jelas, mereka juga mencari lokasi berjualan yang sesuai seperti di kantin-kantin sekolah.

“Hingga saat ini respon pasar sangat baik khususnya anak-anak sekolah yang sangat menyukai. Setelah kami tanya, alasan mereka suka produk ini karena kentangnya renyah dan bumbunya enak,” kata Andriko.

Ada 6 rasa yang dia sediakan untuk melapisi kentang, mulai dari jagung bakar, BBQ special, keju asin, ayam bakar, sapi panggang dan balado pedas manis. Ada juga mayonnaise dan sambal bagi yang ingin tambahan. “Kami pun terbuka apabila konsumen meminta untuk kombinasi rasa, misalnya keju asin campur dengan BBQ special,” kata dia.

Bentuk kentang ulir yang berbeda dari modifikasi kentang sering memancing rasa ingin tahu calon konsumen. Apalagi menurutnya belum banyak kalangan remaja di Tangerang yang tahu tentang produknya.

Menurut Andriko, keunggulan produknya adalah harga. Untuk kalangan anak-anak dan remaja yang rata-rata dibekali uang jajan, harga kentang ulir yang berkisar Rp3.000 ukuran kecil dan Rp5.000 untuk ukuran sedang, cukup ramah di kantong.

Demi mendekatkan ke pasar, dia tak hanya sekedar melayani pembeli di booth tapi giat berpromosi untuk menjemput pembeli. Dia memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram lewat akun J.O. Potato. Namun cara door to door yakni kerjasama dengan kantin sekolah dianggapnya lebih efektif mendatangkan pesanan.

Sampai dengan saat ini kurang lebih sudah ada 4 kantin sekolah, 2 kantin gereja, dan beberapa toko yang diajak kerja sama dengan metode konsinyasi.  Agar pemilik toko dan pengelola kantin tertarik, dia memberikan tester.

“Penjualan saat ini berkisar Rp5 juta per bulan dengan margin keuntungan kurang lebih Rp3 juta,” tuturnya sambil menambahkan dalam waktu dekat ingin ikut bazar kuliner agar menjangkau pasar yang lebih luas.

Meski masih terbilang baru, menurut Andriko usaha kuliner tersebut sangat menantang sekaligus menjanjikan. Tantangan terbesar adalah konsumen yang mudah bosan serta kekhawatiran soal keamanan bumbu kentang yang digunakan terhadap kesehatan.

 “Kami sudah mengantisipasi dengan menggunakan bumbu yang sudah mendapatkan ijin dari BPOM dan Dinas Kesehatan sehingga layak untuk dikonsumsi tapi masih ada kekhawatiran dari para orang tua untuk mengkonsumsi bumbu cepat saji seperti itu,” tuturnya.

Tantangan lainnya adalah untuk terus berinovasi dan kreatif mencari celah baru agar konsumen bisa menerima produknya. Pernah pembeli protes karena bentuk kentang agak meringkel. Dia pun mencari tahu teknik menggoreng agar kentang tidak meringkel dan berbentuk bagus.

Bisnis kentang ulir menurutnya masih menawarkan peluang yang bagus beberapa tahun ke depan.  Soal pasar menurutnya hampir tidak ada masalah karena kentang disukai semua jenis usia. Soal bahan baku juga disebutnya tak ada masalah berarti karena jenis kentang dieng yang dia gunakan mudah ditemukan di pasar tradisional.

“Dengan target market adalah anak-anak dan remaja yang pasti suka sekali dengan nyemil dan snack, saya merasa bisnis ini tidak akan pernah mati, tinggal bagaimana kita harus terus berinovasi agar konsumen tidak cepat bosan,” ujarnya.

Dalam waktu dekat, Andriko ingin berinovasi dengan memodifikasi kentang dengan sosis. Kombinasi ini sebenarnya sedang tren di luar negeri. Namun dia mengaku masih mencari jenis sosis yang pas dari segi kualitas dan harga agar bisa menjual dengan harga ekonomis.

Selain itu, dia juga berusaha mencari jenis rasa baru yang tidak menggunakan bumbu cepat saji. Hal lain yang ingin dilakukannya adalah membuat kemasan yang lebih menarik. Dia bercita-cita bisa membesarkan merk J.O.Potato agar bisa diwaralabakan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper