Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jeans Kustomisasi, Peluang Bisnis di Balik Ketidakpuasan Atas Celana Massal

Membeli celana jeans yang diproduksi secara massal kerap kali mendatangkan rasa tidak puas pada sebagian orang karena tidak sesuai dengan keinginannya.
Skinny jeans/Indianapublicmedia
Skinny jeans/Indianapublicmedia

Bisnis.com, JAKARTA -- Membeli celana jeans yang diproduksi secara massal kerap kali mendatangkan rasa tidak puas pada sebagian orang karena tidak sesuai dengan keinginannya.

Persoalan yang biasanya dikeluhkan mulai dari ukuran yang dirasa kurang pas ke bentuk tubuh, terlalu panjang, modelnya tak sesuai selera hingga bahan kain yang digunakan tidak sesuai dengan ekspektasi.

Akibatnya para penyuka celana jeans yang membeli produk konfeksi acap kali masih harus mendatangi tukang jahit untuk mempermak celana barunya agar lebih pas dengan ukuran badan.

Tetapi banyak juga orang yang enggan jika harus mempermak celana yang baru dibeli karena dinilai tidak praktis. Di sisi lain, banyak orang yang semakin mencari kenyamanan dan eksklusifitas seiring dengan meningkatnya kemampuan perekonomiannya.

Kondisi ini ditangkap sebagai suatu peluang bisnis oleh para pelaku usaha yang bergerak di bidang konfeksi dengan menyediakan jasa pembuatan jeans kustomisasi.

Salah satu pelaku usaha di bidang custom jeans adalah Muhammad Ali Akbar Taufani yang mendirikan Rumah Denim & Comic Jeans.

Inspirasinya bermula sekitar empat tahun lalu, ketika dia mendapat satu celana jeans pemberian rekannya yang dibawa dari Australia. Beberapa temannya menunjukkan ketertarikan dan bertanya tentang celananya.

Dia pun mencari penyedia bahan denim lokal di Bandung dengan kualitas sama yang ternyata produsennya ada di daerah Solo dan Bandung. Jiwa wirausaha Ali pun terpancing.

Ali yang saat itu masih duduk di bangku perkuliahan mengeluarkan modal dari uang sakunya sebesar Rp400.000 untuk membeli beberapa lembar bahan denim. Dia pun mulai membuat celana jeans untuk kebutuhan sendiri maupun beberapa temannya.

Modalnya terbilang kecil karena saat itu dia menggunakan jasa maklun untuk bagian desain dan proses penjahitan celana. Sementara untuk pemasaran dia menggunakan media internet sehingga praktis tidak perlu modal besar untuk beli mesin jahit sendiri maupun mendirikan toko.

“Saat itu saya belum punya penjahit sendiri dan sebenarnya sampai sekarang pun saya tidak bisa menjahit, makanya awalnya saya memilih pakai jasa maklun. Kalau sekarang sih saya sudah punya penjahit sendiri,”  tuturnya.

Setelah melakukan tes pasar dan menemukan banyak peminat jasa pembuatan custom jeans, Ali pun terpikir untuk mulai menyeriusi bisnis tersebut pada awal 2012.  

Dengan modal Rp10 juta yang dipinjamnya dari koperasi, pria 25 tahun ini menyewa satu bangunan di daerah Pamulang, Tangerang Selatan, untuk menjadi toko dan workshopnya. Dia juga mulai merekrut beberapa penjahit secara tetap.

Core bisnis Ali adalah menyediakan celana custom yang sesuai selera konsumen. Mulai dari warna kain, warna benang, motif kantong, ukuran hingga desainnya dapat disesuaikan dengan keinginan sehingga menimbulkan rasa nyaman dan puas bagi pembeli.

“Kami menyediakan 50 jenis bahan berbeda, ada bahan lokal maupun impor, mulai dari denim, canvas, chino. Semuanya bisa dipilih sesuai selera, ukuran dan budget,” tuturnya.

Lazimnya pembuatan celana custom harus malalui proses pengukuran langsung. Kliennya bisa datang ke workshopnya yang kini sudah ada di tiga lokasi yakni Pamulang, Mal Gandaria City dan Bintaro.

Namun, dia juga tetap meladeni pesanan custom jeans jarak jauh. Klien yang berada di luar kota juga dapat memesan celana secara online dan tak perlu datang ke toko untuk melakukan pengukuran badan.

“Cukup hanya memberikan ukuran tinggi dan berat badan sama ukuran celana yang biasa dipakai. Kami sudah punya formulisanya dan selama empat tahun ini pesanan via online berjalan lancar, klien bilang ukurannya pas,” kata dia.

Menurutnya dengan formulasi yang ada, selama ini ukuran celana yang didapat klien selalu cocok dengan tubuh kendati tidak bertemu langsung. Tetapi, diakuinya, pernah juga beberapa kali yang kurang cocok karena konsumen tidak mengukur tinggi dan berat badan secara akurat.

Ali menekankan konsumen tidak perlu khawatir jika ada kondisi demikian karena Rumah Denim & Comic Jeans memberikan garansi selama satu tahun.

“Jadi dalam setahun itu, misalnya konsumen mengalami perubahan bentuk tubuh, bisa gratis untuk mengecilkan atau membesarkan celana,” ujarnya.

Tak hanya garansi setahun dan layanan order custom jeans via online, kelebihan yang ditawarkan Rumah Denim & Comic Jeans yakni proses produksi yang cepat tanpa menomorduakan kualitas.

“Khusus untuk toko yang di Pamulang, kami menawarkan proses penjahitan dalam 4 jam paling lama satu hari selesai. Jadi orang bisa menunggu produknya langsung jadi hari itu juga,” terang Ali.

Dengan harga yang dibanderol mulai Rp165.000 – Rp750.000, produknya diminati oleh kalangan ekonomi menengah ke atas. Konsumennya rerata adalah kalangan anak muda, dewasa hingga orang tua.

“Kami juga pernah beberapa kali membuat produk custom jeans untuk balita, karena ada orang tua yang ingin anaknya juga memakai pakaian dengan ukurannya sendiri,” ucapnya.

Klien Rumah Denim & Comic Jeans tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Terbukti, setiap bulan hampir 3.000 potong produknya laris manis terserap pasar.

Ali mampu mengantongi omzet hingga Rp500 juta pada saat peak season seperti Hari Raya Idul Fitri, sementara pada masa normal penjualannya di atas Rp200 juta. “Dari omzet tersebut saya bisa mendapat laba bersih 15%-25%,” ucapnya.

Melihat prospeknya yang sangat menjanjikan, Ali berniat memperbesar pasar dengan mengembangkan cabang. Dalam sebulan ke depan, dia sudah berencana untuk membuka cabang Rumah Denim & Comic Jeans di dua lokasi di kawasan Tangerang.

Bahkan beberapa kalangan sudah meminta agar Ali untuk membuka kesempatan kemitraan sehingga pemodal dari kalangan masyarakat umum bisa ikut bergabung.

Tetapi Ali masih ingin mengurusi bidang sumber daya manusia yakni memperbanyak  tenaga kerja. Saat ini dia sudah mempunyai tim pemasaran yang menjaga kanal media online seperti Instagram, Twitter, Kaskus. Total karyawannya, termasuk yang mengurusi produksi dan penjahitan, berjumlah 26 orang.

“Kami belum terlalu gencar berpromosi  di media sosial karena saat ini saja orderan sudah kepenuhan, takutnya kalau gencar beriklan nanti malah tidak terladeni. Jadi saya mau menambah penjahitnya dulu supaya bisa meningkatkan kapasitas,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper