Bisnis.com, JAKARTA - Selain karena fungsinya, cangklong juga banyak diburu karena desainnya yang unik dan menarik. Hal tersebut disadari betul oleh Sukarya, seorang pipemaker asal Cirebon yang fokus untuk membuat art-pipe atau pipa bernilai seni.
Pria yang sejak awal merupakan pengukir kayu di Sakatatal Art Studio tersebut baru memulai bisnisnya membuat art-pipe sejak Mei 2013. Saat itu dia diminta membantu membuat pipa untuk katalog Kenduri Tembakau II di Solo.
Sejak saat itu, dia pun mulai mendalami pembuatan pipa dengan memadukan seni ukir kayu, sehingga setiap cangklong buatannya bisa disebut sebagai sebuah karya seni.
“Saya mencoba untuk membuat pipa tembakau yang berbeda dan memiliki nilai keunikan sendiri, sesuai dengan bahan baku kayu yang digunakan,” katanya.
Semua cangklong yang dibuatnya tersebut diproduksi berdasarkan pesanan dari para kolektor pipa, dan semua desainnya diklaim eksklusif dan dibuat secara hati-hati oleh tangannya sendiri.
Untuk sebuah cangklong dengan ukiran, Sukarya membutuhkan waktu pengerjaan selama satu pekan, karena kapasitas produksinya yang sangat minim tersebut, dalam sebulan dia membatasi pemesanan pipa maksimal sebanyak lima buah.
“Harganya sekitar Rp1,5 juta hingga Rp3 juta, tergantung dari desain dan jenis kayu yang digunakan,” katanya.
Biasanya, pemesan pipa hanya menentukan jenis kayu serta tema dasar ukiran yang diinginkan, sedangkan detail desainnya seluruhnya merupakan hasil eksplorasi Sukarya yang disesuaikan dengan karakter kayu yang digunakan.
“Kebanyakan pemesan memberikan tema besar, misalnya naga dengan bentuk dasar pipa klasik, selebihnya saya eksplorasi sesuai dengan karakter pipanya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, sebelum pembuatan cangklongnya di eksekusi, ada juga beberapa pemesan yang meminta sketsa awal desain ukirannya, sehingga bisa disesuaikan lagi jika ada yang dirasa kurang cocok.
Karena harga pipa yang dibanderolnya bisa dibilang tidak murah, Sukarya pun memberikan pelayanan ekstra bagi pelanggannya, berupa garansi untuk perbaikan jika ada kerusakan pada cangklong.
“Kalau ada pipa yang patah karena terjatuh, kolektor langsung menghubungi saya dan mengirimkan foto kondisi terakhir pipanya. Jika bisa diperbaiki, maka pipanya tinggal dikirim ke tempatnya dan akan diperbaiki tanpa dikenakan biaya,” katanya.
Selain membuat pipa tembakau, Sukarya juga menyediakan pembuatan pipe-stand, atau tempat untuk memajang cangklong. Harganya sekitar Rp3 juta-Rp5 juta, yang juga disesuaikan dengan desain dan bahannya.
“Harga pipe-stand lebih mahal, karena proses pembuatannya tidak sederhana, saya harus berpikir bagaimana supaya bisa senada dengan pipa yang dimiliki konsumen,” katanya.
Sukarya optimistis bisnis yang dijalankannya ini memiliki potensi ekonomi yang besar, selama para pipe-maker bisa terus berkreasi dan berinovasi.