Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu pengeluaran terbesar untuk usaha cuci sepatu adalah bahan cairan pembersih yang relative mahal. Satu botol cairan pembersih impor ukuran kecil bisa mencapai Rp300.000 – Rp400.000.
Tetapi dengan adanya produsen cairan pembersih khusus sepatu lokal, modal usaha bisa ditekan. Cukup hanya dengan beberapa ratus ribu rupiah, calon pelaku usaha sudah bisa membuka bisnis jasa cuci sepatu untuk kelas premium skala kecil.
Hal ini dikatakan Faris Juniarso, salah satu produsen cairan khusus pembersih sepatu dalam negeri dengan merek Andrrows.
Pria 29 tahun ini mengklaim pembersih sepatu buatannya adalah yang pertama di Tanah Air yang tidak menggunakan detergen. Metode pemakaiannya pun sangat ringkas, yakni tanpa perlu dibilas.
“Kelebihan produk kami adalah menggunakan bahan-bahan alami. Bahan pokoknya virgin coconut oil dan jojoba oil, lalu ada penambahan essential lemon dan lavender sebagai penambah cleasing agent serta anti jamur dan bakteri,” tuturnya.
Formula yang tepat untuk Andrrows tidak didapatkan begitu saja. Faris menghabiskan waktu sekitar satu tahun dengan menghabiskan modal usaha Rp40 juta untuk melakukan berbagai riset dan eksperimen.
Pria yang gemar mengoleksi sepatu ini berujar dia dulu gemar memakai pembersih sepatu impor seperti merek Jason Markk untuk merawat koleksi sepatunya. Beberapa merek dia jadikan benchmark dalam menciptakan produk dengan kualitas setara bahkan di atas produk impor.
“Saya sedikit mengekor di produk natural luar negeri, tetapi saya enggak mau sama. Saya terus meriset bagaimana caranya agar produk yang saya hasilkan kadar naturalnya lebih tinggi, kualitasnya lebih bagus dan tanpa residu,” ucapnya.
Dari berbagai percobaan, pada Mei 2014, Andrrows pertama kali dirilis. Basis produksinya dilakukan di Semarang, Jawa Tengah tetapi promosinya kebanyakan dilakukan di Yogyakarta.
Andrrows dibanderol dengan harga yang lebih murah daripada produk impor. Satu botol ukuran 250 ml dijual Rp150.000. Dia juga membuat paket startet kit yang terdiri dari satu botol cairan pembersih dan satu standard brush senilai Rp180.000.
Selain itu, Faris juga menjual premium brush, yakni sikat dari bahan bulu sapi Australia untuk sepatu tertentu seperti berbahan suede atau leather dengan harga Rp100.0000.
Jika jumlah itu masih belum sesuai budget, ada juga disediakan mini pack yang terdiri dari satu botol shoe cleaner 100 ml dan standard brush dengan harga Rp130.000.
“Dengan harga itu saya pernah bilang untuk membuat jasa cuci sepatu online bisa dengan modal Rp400.000 sebenarnya, tetapi kalau mau ke arah profesional dengan berbagai layanan tambahan mungkin modalnya perlu lebih besar lagi,” ucapnya.
Dalam memasarkan produknya, selain menjual kepada konsumen ritel, Faris bekerjasama dengan pemilik shoe laundry. Mitra pertamanya adalah perusahaan Shoes & Care yang ada di Yogyakarta.
Usaha yang dimulainya berdua bersama satu rekannya pada 2013 itu kini berkembang pesat. Dia sudah memiliki setidaknya 40 perusahaan cuci sepatu yang tersebar di berbagai lokasi seperti Lampung, Aceh, Batam, Makassar dan kota di Pulau Jawa.
Mekanisme kerja samanya yakni setelah saling berkenalan, pelaku usaha shoe laundry harus berkomitmen untuk tidak pernah menggunakan detergen dan bleaching.
Hal ini, menurutnya, adalah kesalahan terbesar dalam proses mencuci sepatu. Perjanjian berikutnya yakni tidak menggunakan produk selain Andrrows sebagai cairan pembersih.
“Dia boleh paka merek lain yang berbeda fungsi. Nah kalau pelaku usaha berkembang sesuai SOP kami, kami akan hubungi dan berikan reward berupa diskon 15%-25% selama jasanya masih pakai produk kami,” terangnya.
Menurut Faris, bisnis shoe laundry kini sedang naik daun. Pasarnya tidak hanya di Pulau Jawa tetapi di juga di berbagai daerah.
“Prospeknya bisnis jasa cuci sepatu ini sebenarnya cukup pesat. Pasalnya anak-anak usia SMP pun sudah mulai sadar mereka lebih baik membeli sepatu asli dengan kualitas baik karena lebih awet dan mereka mulai berpikir bagaimana merawatnya dengan baik,” tuturnya.
Saat ini kapasitas produksi Andrrows berkisar 2.000 botol per bulan dengan omzet Rp150 juta dan margin laba sekitar 40%.
“Kami lebih ke edukasi daripada mengejar penjualan, makanya kami bertekad untuk terus mendukung pelaku usaha jasa cuci sepatu di Tanah Air,” katanya.
Promosi Andrrows dia gencarkan via media sosial seperti Instagram dan Twitter lewat akun @Andrrows. Selain itu dia juga membangun customer care lewat jaringan Line untuk membantu menjawab semua pertanyaan konsumen.
Ke depannya, Faris bertekad untuk membawa produknya menguasai pasar Asia. Dalam waktu dekat dia akan memasuki pasar Singapura. Sebelumnya, Andrrows juga sudah mulai merambah ke Australia.
Dia juga sedang merancang pengembangan produk untuk membuat pembersih sepatu dengan sistem spray bagi kalangan traveler. Produk ini dirancang agar benar-benar bisa membersihkan tanpa perlu memakai air.