Tas Akar Wangi Diminati Pasar Asing
Yuan bercita-cita bisa lebih maksimal mengeksplorasi pasar untuk tas akar wangi, baik di dalam maupun di luar negeri. Apalagi, menurutnya, prospek bisnis tersebut masih sangat cerah.
Kendati banyak pesaing, dia yakin mampu tetap bersaing karena produknya handmade, tidak diproduksi secara massal sehingga ada nilai eksklusifitas serta berkualitas ekspor.
Hanya saja, dia mengakui masih terkendala pada produksi dan pemasaran. Pemasaran yang dia lakukan saat ini antara lain dengan menjual ke end user di galerinya yang berada di Prambanan atau menyuplai ke pusat oleh-oleh ritel, Mirota Batik Yogyakarta.
Dia juga melakukan promosi pemasaran online lewat akun Instagram @Yuantastoris maupun blog tastoris.blogspot.com.
Untuk sistem produksinya, Yuan melakukan produksi tas setiap hari dibantu orang tenaga penjahit yang bertugas menerjemahkan konsep desain tas yang dirancangnya.
Khusus bahan akar wangi, dia masih bekerja sama dengan pelaku UKM di Kulonprogo, Yogyakarta. Dari perajin tersebut dia mengambil bahan akar wangi tenun, sedangkan proses penjahitan dan finishing tetap dilakukan sendiri oleh tim produksi Tastoris.
Beberap produk dibuat dengan sistem ready stock, tetapi kebanyakan sistem produksinya made by order. Dia juga menerima pesanan tas kustomisasi dengan minimal pesanan tiga unit tas.
Dari semua produk tasnya, Yuan mampu meraup omzet penjualan sekitar Rp10 juta – Rp30 juta dengan margin laba 20% setiap bulan.
“Sebenarnya pasarnya masih bisa dikembangkan, tetapi masih banyak kendala. Apalagi dalam waktu dekat ini, kesibukan saya sebagai apoteker juga cukup padat. Tetapi dalam waktu dekat pasti akan saya kembangkan lagi,” ujarnya.