Bisnis.com, JAKARTA - Hampir dipastikan tidak ada orangtua yang rela melewatkan momentum pertumbuhan buah hatinya begitu saja. Untuk itu, berbagai cara dilakukan untuk mengabadikan setiap gerak-gerik si kecil melalui foto.
Sebenarnya tren foto bayi sudah ada sejak puluhan tahun lalu, tetapi tren ini kembali moncer dengan tren baru, yakni memotret bayi dengan berbagai properti dan pernak-pernik unik yang bisa menambahkan tingkat kelucuan si anak.
Namun, peluang bisnis ini ternyata belum banyak dilirik oleh para fotografer profesional. Pasalnya, butuh penanganan khusus agar bisa memotret bayi yang belum bisa diarahkan dengan pose-pose natural dan menggemaskan.
Peluang tersebut yang diambil Kinanti Putri dan dijadikannya sebagai ide bisnis yang dijalankan bersama pasangan. Sejak Juni 2014, Putri merintis Elde Photo Studio dengan spesialisasi pemotretan bayi.
Putri menilai peluang bisnis foto bayi ini belum banyak dilirik oleh para fotografer di Semarang, sehingga peluang pasarnya masih terbuka lebar. Apalagi dia sengaja menyasar pangsa pasar secaraonline.
Bermodal hobinya dalam bidang fotografi, Putri sudah memiliki peralatan dasar pengambilan foto. Untuk melengkapi kebutuhannya demi mendapatkan foto-foto bayi yang menawan, dia pun memesan beberapa properti pendukung secara khusus.
“Saya meminta dibuatkan keranjang dengan desain yang tidak pasaran kepada pengrajin, itu bisa digunakan untuk menyimpan bayi,” katanya.
Sedikit demi sedikit, Putri terus mencicil properti fotonya tersebut supaya kliennya bisa memiliki banyak alternatif pilihan tema dan gaya untuk buah hatinya.
“Kami juga sering mendapatkan masukan dari klien. Misalnya mereka minta A, selalu kami usahakan untuk bisa mengabulkannya dan mempersiapkan propertinya,” paparnya.
Walapun beberapa kostum dan properti sudah disediakan Elde Photo Studio, orangtua juga bisa mengenakan kostum pilihannya dan aksesori lainnya supaya si kecil tampil berbeda.
Sebelum mulai memotret si buah hati, Putri menyarankan supaya orangtua bayi mulai mengomunikasikannya minimal dua pekan sebelumnya, terkait konsep apa saja yang akan diusung dan peralatan apa saja yang dibutuhkan.
Karena merasa baru dalam bisnis fotografi ini, Putri masih memasang tarif perkenalan dengan harga di bawah rata-rata pemain lain. Menurutnya hal tersebut efektif untuk memperkenalkan jasanya, sekaligus memperbanyak portofolio klien.
Ada tiga paket foto bayi yang ditawarkan Elde Photo Studio. Pertama, Paket Baby Standard dengan harga Rp400.000. Dengan paket ini, bayi akan dipotret sebanyak delapan kali pose dengan menggunakan empat busana. Klien juga akan mendapatkan delapan lembar cetakan foto ukuran 4R dan softfile dalam CD.
Paket selanjutnya adalah paket Baby Price Gold senilai Rp900.000. Si bayi akan dipotret sebanyak 10 kali pose dengan empat busana, serta mendapatkan 10 lembar cetakan foto ukuean 4R dan satu album foto.
Paket terakhir adalah Baby Price Platinum seharga Rp1,15 juta. Selain cetakan foto ukuran 4R, klien juga akan mendapatkan foto album dengan sampul foto, ditambah satu bingkai foto ukuran 20cm x 25 cm.
Sementara itu, proses pengambilan foto biasanya berdurasi satu jam. Pemotretan bisa dilakukan di studio foto maupun home visit. Putri menganjurkan pemotretan dilakukan di rumah supaya bayi merasa lebih nyaman.
“Biasanya bayi akan sedikit rewel kalau diajak ke studio, dan mereka lebih nyaman di rumah karena sudah kenal dengan lingkungannya sendiri. Waktu yang kami berikan juga fleksibel, kalau setelah 30 menit bayi merasa capek, bisa beristirahat dulu sampai siap kembali,” paparnya.
Sebelum pemotretan dimulai, Putri dan tim akan berkenalan atau bermain terlebih dulu dengan si objek foto, sehingga bayi lebih nyaman dan pemotretan akan berjalan lancar.
Orangtua juga diminta untuk memperhatikan kebiasaan keseharian buah hatinya, seperti mood-nya saat setelah mandi, makan atau tidur. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan pemilihan waktu yang tepat untuk proses pengambilan foto.
Setelah 1,5 tahun menjalankan bisnis ini, mayoritas klien putri adalah bayi pada usia kisaran 6 bulan hingga 1 tahun. Jumlah pengguna jasanya saat ini pun terus tumbuh jika dibandingkan saat pertama kali dia menawarkan jasanya.
“Waktu pertama kali dalam sebulan cuma ada satu atau dua pesanan, sekarang setidaknya ada lima klien. Ada satu klien kami yang sudah berlangganan, sejak usia bayinya masih kecil sudah dipotret di tempat kami, dan sekarang rajin minta difoto untuk mengikuti berbagai perlombaan foto bayi,” ujarnya.
Dengan peningkatan permintaan tersebut, Putri mengaku sudah kewalahan untuk melayani semua konsumennya. Pasalnya, jumlah sumber daya manusia yang dimilikinya masih terbatas, dan dia masih harus mengurusi bisnis foto lainnya selain foto bayi ini.
Di sisi lain, kompetisi dalam bisnis ini juga sudah mulai ketat dengan bermunculannya pemain baru yang menawarkan jasa yang sama. Meskipun demikian, Putri menyambut baik hal tersebut karena secara langsung menunjukkan semakin prospektifnya bisnis yang dilakoninya tersebut.
“Sebenarnya tidak semua fotografer bisa terjun ke bisnis ini, karena dibutuhkan orang-orang yang benar-benar suka anak-anak supaya bisa menangani mereka jika tiba-tiba mood-nya berubah,” imbuhnya.
Dalam waktu dekat, dia berencana untuk mengembangkan bisnis ini tak hanya dengan sistemhome visit, tetapi juga mendesain ulang studionya supaya lebih nyaman untuk bayi. Hal itu untuk mengakomodasi klien yang memiliki ruang terbatas di rumahnya sehingga tidak bisa dilakukan home visit.