1. Palace of Alaia
Dina, begitu Asri Aldina biasa disapa, melahirkan Alaia Durar El-Ikhsan sekitar 19 bulan lalu. Dia menerima banyak kado pakaian bayi, tetapi sulit mencari headband untuk dipadukan dengan pakaian sang anak.
Alhasil, dia pun membuat sendiri head-band untuk sang buah hati. Aksesori kepala yang di buat saat itu dipajangnya di media sosial. Tanpa diduga, ternyata banyak kenalannya yang bertanya dan meminta dibuatkan produk yang sama.
Melihat ada peluang yang cukup menjanjikan, Dina pun mulai menekuni usaha pembuatan aksesori anak-anak, dan bahkan melebar hingga produk pakaian. “Niat awal saya sebenarnya bukan untuk berbisnis tapi lebih pada membantu ibu-ibu muda yang mungkin mengalami masalah yang sama seperti saya, yakni sulit mencari barang-barang untuk anak mereka,” tuturnya.
Perempuan kelahiran 21 Desember 1986 ini mengeluarkan modal sekitar Rp20 juta untuk membeli bahan baku awal, peralatan produksi seperti mesin jahit, serta merancang logo dan kemasan produk.
Brand Palace of Alaia pun resmi dia luncurkan pada Oktober 2014 lalu dengan konsep produk ready to wear khusus new born hingga bayi usia 3 tahun. Bisnis tersebut dijalankan secara online lewat akun Instagram dengan nama yang sama. Ada beragam jenis pakaian yang ditawarkan, antara lain kaus, dress, jumpsuit, dan kaftan.
Selain itu, ada juga pelengkap, seperti legging dan aksesori berupa head-band atau headwrap. “Diferensiasi kami dibandingkan dengan online shop lainnya, adalah kami memberikan bonus headband atau headwrap setiap pembelian jumpsuit. Dengan begitu, para orang tua menjadi lebih mudah untuk mix and match,” tuturnya.
Menyadari persaingan dalam bisnis tersebut sudah cukup ketat, Dina melakukan sejumlah strategi. Salah satunya dengan selektif dalam memilih corak kain dan jenis bahannya. Selain itu, dia merancang sendiri desainnya sehingga tampil beda. Begitu juga untuk sistem penjualannya.
Selain menggencarkan penjualan online, Dina juga melakukan penjualan langsung di workshop yang berada di Condet, Jakarta. “Belakangan ini, saya juga rajin ikut bazar di mal dengan segmen menengah ke atas untuk memperluas pasar,” tuturnya. Dalam sebulan, Dina mampu mendapat omzet lebih dari Rp50 juta dari penjualan online , belum termasuk penjualan dari bazar.
Dia mengaku dalam 4 hari pameran, dia dapat membukukan jumlah omzet yang sama dengan penjualan online. Usaha di bidang fesyen anak-anak memang selalu laris manis, terutama jika didukung dengan model yang unik. Dari segi bisnis, margin laba yang didapatnya pun cukup lumayan, yakni sekitar 30% dari penjualan kotor saat ini.
Dina sudah pernah mendapat tawaran dari sejumlah calon pembeli dari Eropa, Amerika, dan Australia. “Sekarang sedang dalam proses penjajakan karena mereka meminta kapasitas dalam jumlah besar,” tuturnya.