Bisnis.com, JAKARTA--Perkembangan fesyen hijab yang pesat di Indonesia memunculkan ragam bisnis pernak-pernik pelengkap gaya muslimah. Aprilia Dewi Kriswanti tahu betul peluang besar tersebut.
"Seiring dengan penjualan jilbab yang semakin laris, berjualan aksesoris jilbab pun begitu. Walaupun persaingan juga semakin ketat," tutur Aprilia. Dia meyakini lini bisnis pendukung para pengguna hijab ini masih punya pasar yang luar biasa besar ke depan.
Dalam sebulan, dia mampu menjual lebih dari 800 buah bros berbagai model. Kebanyakan pembeli bros Aprilia, yang berdiri di bawah Kreswanti Brooch ini, adalah reseller. Dia membandrol produk buatan tangan tersebut dengan kisaran Rp4.000-Rp20.000 per buah, tergantung kerumitan dan bahan bros.
Dengan harga tersebut, kendati fluktuatif, Aprilia bisa mengantongi omzet dengan kisaran Rp5 juta-Rp13 juta per bulan. "Profitnya [mencapai] 60%-70% [dari harga]," ungkapnya.
Produk bros karya Aprilia sudah melanglang buana ke berbagai kota di Indonesia, seperti Aceh, Padang, Jakarta, Yogyakarta Jayapura, Balikpapan, Tarakan, Sintang, Singkawang, dan sejumlah kota lain.
Bahkan diekspor ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Brunei, dan Hongkong. Namun, dia mengatakan belakangan bisnisnya tersebut berfokus melayani permintaan reseller lokal.
Kebanyakan pelanggannya, tutur Aprilia, menyukai bros yang simple dan memiliki kesan mewah. Aprilia memberi sedikit tips brosnya cocok dikenakan untuk jilbab dengan model simpel sehingga tak tampak terlalu berlebihan.
Sementara untuk urusan pemasaran, dia mengandalkan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan website. Melalui akun media sosial itulah Aprilia memajang produk kreasinya dan berinteraksi dengan pembelinya.
//Membuka Lapangan Kerja//
Saat ini, untuk memenuhi pesanan, Aprilia tak bekerja sendirian. Dia dibantu oleh dua karyawannya. "Saua bantu finishing dan quality control. Kan banyak modelnya, saya yang bantu menempel," tutur wanita yang memang menyukai kerajinan tangan ini.
Untuk memulai bisnis ini, menurutnya harus berbekal ketelatenan dan menyukai bidang kerajinan. Pasalnya, tanpa dua hal tersebut menurutnya akan sulit untuk bertahan apalagi jika pesanan sudah mulai banyak dan harus berproduksi secara rutin.
Terlebih, di tengah persaingan yang kian ketat, Aprilia menekankan pelaku bisnis harus menjaga kuaitas dan kerapian produk. Dia sendiri mengakui saat ini dirinya masih berupaya merapikan usahanya dari segi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat menangkap peluang bisnis pernak-pernik hijab dengan maksimal.