Bisnis.com, JAKARTA- Lima tahun lalu Muftika Hidayat mulai mencoba-coba memproduksi baju tradisional perempuan China, Cheongsam, dan menjualnya melalui pameran.
Ternyata, baju Cheongsam karyanya laris manis dan menjadi buruan jelang Imlek tiap tahun. Baju Cheongsam buatan Muftika dibuat dengan berbagai bahan, sesuai permintaan. Bahan dan model itulah yang menentukan harga jual.
Untuk Cheongsam berbahan katun biasa dia membandrolnya dengan harga sekitar Rp160.000 an sementara yang berbahan sutra dijual dengan harga Rp250.000Rp350.000 per potong. Adapun, yang termahal adalah Cheongsam berbagan kain sutra impor, yakni Rp700.000Rp1 juta.
Muftika memang tidak menjahit sendiri. Dulu dia menjahit baju pesanan sendiri tetapi seiring makin banyaknya pesanan, kini dia hanya mendesain bajunya lalu menyerahkan pada penjahit yang sudah bekerja sama dengannya.
Bicara soal model, kendati secara umum model Cheongsam terbilang abadi, Muftika menuturkan perempuan lebih menyukai modelslimdan membuat tubuh tampak lebih ramping. Warnanya pun tak melulu merah dan kian beragam.
Meski demikian, bisnis ini bukan tanpa tantangan Muftika menuturkan sedari awal dirinya memang mengandalkan kanal daring untuk mempromosikan produknya. Kalau Cheongsamonlineharganya segitu kadang-kadang pada bertanya kok malah, karena enggak tahu bahannya sutra enggak pegang, katanya.
Namun, menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana membangun kepercayaan dengan membuat karya sebaik mungkin. Dengan demikian, kendati tak melihat produk secara langsung konsumen sudah yakin dengan produk Softaya.
Selain produk Cheongsam, Muftika juga memproduksi aneka model baju lain. Walau demikian, Muftika menilai Cheongsam memiliki keistimewaan dibandingkan dengan produk lain, yakni modelnya yang klasik dan abadi sehingga tetap bertahan dari tahun ke tahun.