Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aneka Tantangan

Setiap jenis bisnis tentunya tak lepas dari kendala. Dalam bisnis tas kamera, salah satu kendala yang dihadapi adalah susahnya mencari tenaga kerja yang berpengalaman dalam menjahit dan membuat pola desain.

Seperti diketahui, bentuk tas kamera lebih rumit dibandingkan dengan tas biasa. Untuk itu, diperlukan tenaga penjahit yang memiliki spesialisasi dalam memproduksi tas. Kualitas tenaga kerja akan mempengaruhi bentuk dan kualitas akhir produk.

Dari pengalaman Eibag, produsen tas kamera yang berpusat di Bandung, tenaga kerja yang dapat direkrut pada masa awal sebaiknya yang sudah ahli. “Kami lebih memilih merekrut tenaga kerja yang belum bisa menjahit sama sekali, lalu dididik sampai menjadi spesialis,” kata Jaka, salah satu perintis Eibag yang saat ini menangani bagian produksi dan customer service.

Saat ini, Eibag telah memiliki 25 tenaga kerja pria, dan mayoritas masih berusia muda. Beberapa pertim-bangan sebelum mengontrak karyawan antara lain soal keterbukaan untuk dibina, daya kreativitas, dan inovasi.

Eibag yang sudah berdiri sejak 2007 juga melakukan pengembangan SDM. Karyawan baru dilatih agar mampu menjahit, membuat pola, hingga mengelola anak buah. Tujuan akhirnya adalah membuat tenaga penjahit mampu mentransfer ilmu.  Tenaga kerja yang dinilai sudah ahli dan mampu mandiri akan didorong menjadi  entrepreneur  baru yang dapat diajak kerja sama.

Untuk menghindari keluar masuknya tenaga kerja yang sudah ahli, Eibag secara konsisten memperhatikan kesejahteraan pekerjanya dengan menaikkan gaji setiap tahun. “Kami juga mendidik agar mereka bisa mandiri hingga punya anak buah sendiri. Sebenarnya mereka berhak kalau ingin pindah, tetapi sejauh ini belum pernah ada kejadian seperti itu,” tuturnya.

Kendala lain yang dihadapi pelaku usaha pembuatan tas kamera adalah soal ketersediaan bahan baku. Kebanyakan bahan baku yang digunakan dapat dibeli dari pemasok atau importir tetapi biasanya akan dikenai minimal pembelian dalam jumlah besar.

Sebagai solusi, Jaka menyarankan untuk memasok bahan baku secara ritel dari toko-toko bahan atau membeli bahan sisa dari perusahaan konveksi besar di dalam negeri. Untuk mengantisipasi kelangkaan bahan baku, idealnya pelaku usaha menjalin network dengan beberapa pemasok sekaligus.

Tantangan lain dalam bisnis tas kamera adalah dalam hal permodalan. Pada awalnya, Eibag bergerak di bidang pembuatan aneka produk fesyen dengan sistem preorder tanpa uang muka. Akan tetapi, sistem ini ternyata justru membuatnya kesulitan bahkan sampai kolaps.

Ketika mendapat order dengan nilai sampai ratusan juta rupiah, modal tambahan pun diajukan ke bank. Padahal pembayaran dari klien tidak selalu lancar. Pelunasannya pun biasanya beberapa pekan setelah barang diterima.

Kondisi itu membuat Eibag sempat terjerat utang pinjaman di bank. Belakangan, sistem bisnisnya diganti menjadi ready stock dan dijual secara ritel dan tunai. Transaksi pembelian bahan baku dan penjualan produk jadi harus dilakukan secara tunai.

Produksinya difokuskan dalam pembuatan tas, terdiri dari tas kamera, tas sepeda, tas gadget, tas handphone dan tas travel. Pemasaran pun hanya dilakukan secara online lewat puluhan situs website, antara lain taskamera.com.

“Dengan sistem tanpa utang ini, kami justru menjadi lebih berkembang,” kata Jaka yang saat ini rata-rata memproduksi 50 tas dalam sehari.

Berbisnis dengan hanya mengandalkan modal sendiri tanpa pinjaman bank memang memiliki plus minus tersendiri. Kelebihannya, pelaku usaha tidak perlu memikirkan bunga pinjaman sehingga dapat menawarkan harga produk yang lebih rendah.

Eibag sendiri mematok harga tas kamera sekitar Rp155.000–Rp430.000. Tarif tersebut, menurutnya, sangat kompetitif dibandingkan dengan produk berkualitas sama.

Kekurangannya yakni dalam hal pengembangan kapasitas produksi. “Memang kebanyakan orang ingin yang instan, logikanya supaya bisa berkembang harus ada pinjaman bank. Padahal tidak mesti seperti itu, justru pelaku usaha pemula bisa memaksimalkan potensi dengan modal sendiri.”

Halaman Sebelumnya
Segmen Pecinta Fotografi
Halaman Selanjutnya
Melawan Gempuran China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Rabu (10/2/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper