Bisnis.com, JAKARTA - Kendati booming pengguna kamera DSLR mulai mereda seiring dengan perkembangan teknologi kamera pada smartphone, usaha pembuatan tas kamera masih tetap berprospek cerah hingga beberapa tahun ke depan. Tak percaya?
Tas kamera merupakan salah satu benda wajib untuk menjaga kamera agar tidak cepat rusak. Berbeda dengan tas pada umumnya, tas kamera dilengkapi dengan sekat-sekat dari busa tebal yang bisa dibongkar pasang. Keberadaan sekat ini melindungi bagian-bagian kamera dari benturan. Nah, tas kamera keluaran merek terkenal relatif mahal. Harganya bahkan bisa sampai jutaan rupiah.
Bagi kalangan pelajar, mahasiswa atau fotografer amatir, harga tersebut tentunya tidak ramah di kantong. Lagipula, mereka biasanya lebih memilih untuk mengalokasikan biaya untuk meng-upgrade kamera dan perlengkapan penunjangnya.
“Tas kamera lebih mahal karena pembuatannya lebih rumit dari tas biasa. Bisa saja saya membeli tas kamera merek terkenal dengan harga jutaan rupiah itu, tetapi saya mungkin tidak makan dua bulan karena uang saya sebagai mahasiswa saat itu pas-pasan,” kenang Dwi Agus Toni, pemilik merek tas kamera Banrun Junior.
Pengalaman pribadi mencari tas kamera yang berkualitas tetapi dengan harga terjangkau pada 2013 itulah yang kemudian mendorongnya terjun ke bisnis ini.
Kala itu, tuturnya, dia mencari pembuat tas kamera custom. Dengan biaya Rp300.000, Dwi memesan satu tas dari pelaku usaha di Bandung, Jawa Barat. Tas tersebut dipakainya ke kampus dan ternyata ditaksir oleh dosen fotografi yang kemudian langsung membelinya.
Dari situ, timbullah niat untuk men-jalani bisnis tas kamera. Hasil penjualan satu tas pertama dijadikan modal kembali untuk membuat dua tas berikutnya. Begitu seterusnya sampai kini usahanya menjadi bisnis yang serius.
“Awalnya sistem produksinya pakai jasa maklun, tetapi sekarang saya sudah punya karyawan dan galeri sendiri di Cirebon,” kata Dwi yang kini mampu memproduksi sekitar 30-50 tas kamera dalam sebulan.