Bisnis.com, JAKARTA - Dalam menaikkan profit margin perusahaan, akuntan pasti sibuk mencari pos-pos biaya yang akan dikurangi. Salah satu pos yang biasa dilihat adalah marketing atau pemasaran. Apakah ini merupakan langkah yang bijaksana?
Sebenarnya bagaimanakah kita memandang biaya marketing atau biaya pemasaran ini? Kita akan melihat sebagai investasi atau sebagai biaya? Dalam www.proweb.co.id dikatakan jika kita memandang sebagai biaya maka kita akan cenderung untuk mengurangi biaya pemasaran.
Untuk meningkatkan profit margin ada dua cara yaitu meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya. Kalau kita mengurangi biaya pemasaran maka akan berdampak ke biaya keseluruhan perusahaan tidak sampai 10%, tetapi kalau kita berfokus pada peningkatan penjualan dengan melakukan pemasaran yang efektif, maka akan meningkat profit margin berkali-kali lipat.
Pada saat krisis perusahaan sering mengurangi biaya marketingnya. Sebenarnya ini merupakan kesalahan. Di saat perusahaan pesaing mengurangi biaya-biaya iklannya, kita harus menambah biaya iklan.
Mengapa demikian? Secara logika kita melihat bahwa di saat merek pesaing-pesaing mulai tidak terlihat, merek kita muncul di pasaran dan dengan jelas kita dapat menyimpulkan bahwa kita dapat dengan mudah menarik perhatian pasar.
Meskipun marketing adalah investasi tentu saja kita tidak boleh menghambur-hamburkan uang tanpa mengukurnya.
Kita harus dapat mengukur mana pemasaran yang efektif dan mana yang tidak efektif. Kita akan meneruskan pemasaran yang efektif dan menghentikan pemasaran yang tidak efektif.
Untuk mengukur pemasaran mana yang efektif dan mana pemasaran yang tidak efektif bisa dilakukan dengan menanyakan setiap customer dari mana mereka mengenal produk perusahaan kita. |
TIPS MARKETING : Biaya atau Investasi? Kurangi Biaya Adalah Kesalahan
Dalam menaikkan profit margin perusahaan, akuntan pasti sibuk mencari pos-pos biaya yang akan dikurangi. Salah satu pos yang biasa dilihat adalah marketing atau pemasaran. Apakah ini merupakan langkah yang bijaksana?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium