Bisnis.com, SURABAYA-- Kelangsungan bisnis antar generasi di Indonesia dinilai jauh lebih baik di banding negara lain.
Hal ini disampaikan oleh praktisi Tanadi Santoso yang mengatakan saat ini banyak perusahaan di Indonesia yang dijalankan oleh pendiri perusahaan atau generasi pertama. Namun, mayoritas adalah bisnis keluarga yang sedang di jalankan oleh generasi kedua hingga ke empat.
Riset mengenai bisnis keluarga di dunia menunjukkan hasil yang variatif. Di Amerika 30% bisnis keluarga sudah dijalankan generasi kedua, 12% sudah di jalankan oleh generasi ketiga dan yang 4% oleh generasi ke empat.
Di Indonesia sendiri peralihan bisnis hingga generasi ketiga mencapai pesentase 34%. Diikuti generasi kedua sebanyak 24% dan bisnis keluarga yg mencapai generasi keempat sebanyak 5%.
"Kelangsungan bisnis antar generasi di Indonesia jauh lebih baik di banding negara lain, misalnya Australia yang mayoritas 70% di pegang oleh generasi pertama, 20% oleh generasi ke dua dan 9% di generasi ketiga," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (10/4/2017).
Dia berpendapat perusahaan bisnis keluarga yang ingin berkembang secara profesional harus bisa menyeimbangkan antara kepentingan rasional dan emosional. Dengan demikian, katanya, ada batas yang mengatur secara jelas antara keluarga dan perusahaan.
Soedomo Mergonoto, Presiden Direktur PT Santos Jaya Abadi, menuturkan kendala yang dijumpai dalam bisnis keluarga adalah one man show dan proses yang tidak transparan dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan cenderung dilakukan sendiri, bahkan masalah keuangan dan hingga gaji pun ditentukan sendiri, sehingga dampaknya terhadap kinerja perusahaan juga tidak maksimal.
"Jadi, libatkan lebih banyak professional untuk mendelegasi wewenang. Professional yang ahli dibidangnya sangat diperlukan karena kita sebagai owner juga memiliki batas kemampuan,” jelasnya.
Komisaris PT Santos Jaya Abadi Christeven Mergonoto mengatakan Kopi merek Kapal Api sebagai perusahaan keluarga sudah sekitar 95% dikelola professional. Dia sebagai komisaris tetapi bertugas fokus terhadap marketing dalam dan luar negeri serta pengembangan bisnis.
Di sisi lain, Digital Strategy Director Era Galaxy yang juga merupakan generasi kedua, Veronica Sutantio mengatakan banyak pengorbanan yang kita lakukan untuk melanjutkan bisnis yang telah di rintis orang tua, termasuk harus melewatkan waktu berlibur keluarga karena ada jadwal launching suatu proyek development, yang saat itu tidak bisa ditinggalkan.
"Inilah komitmen kita sebagai penerus bisnis," ujarnya.
Sementara itu, Caroline Gondokusumo, Ketua Bidang Kepemudaan di Yayasan Margo Utomo menuturkan pihaknya mengadakan acara seminar terkait bisnis keluarg karena sering mendengar kesalah pahaman antar generasi dalam menjalankan bisnis keluarga.
Padahal ada benang merah antara orang tua dan anak anaknya, yaitu mereka sebenanrnya sama sama menginginkan sukses bersama. Hanya karena pendidikan dan gaya hidup yang berbeda maka kesalah pahaman terjadi.
"Harapannya setelah acara ini mereka dapat membuat keluarga semakin harmonis dan bisnis semakin maju dan besar," katanya.
Adapun, Yayasan Margo Utomo Next Generation sebagai penyelenggara acara seminar Alih Generasi adalah generasi penerus Yayasan Margo Utomo.