Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Pony Ma', Bos Besar Raksasa Teknologi China

Ma Huateng, atau yang lebih dikenal sebagai Pony Ma, adalah pendiri, presiden, chief executive officer, dan anggota dewan eksekutif Tencent Holdings, Ltd., salah satu perusahaan telekomunikasi terpenting di China.
Ma Huateng/Forbes
Ma Huateng/Forbes

Bisnis.com, JAKARTA – Ma Huateng, atau yang lebih dikenal sebagai Pony Ma, adalah pendiri, presiden, chief executive officer, dan anggota dewan eksekutif Tencent Holdings, Ltd., salah satu perusahaan telekomunikasi terpenting di China.

Tencent, mengontrol layanan pesan instan (IM) terbesar China dan telah berekspansi ke layanan telepon seluler dan internet. Ketertarikan Ma pada Tencent telah menempatkannya pada urutan 15 orang terkaya dunia versi Bloomberg, dengan total kekayaan mencapai US$43,9 miliar (per 23 Maret 2018).

Masa Muda

'Pony Ma', Bos Besar Raksasa Teknologi China

Lahir sekitar tahun 1971, di pulau Hainan, Cina, Ma menggunakan julukan "Pony" yang berasal dari terjemahan bahasa Inggris dari nama keluarganya, yaitu "kuda." Saat remaja, dia pindah ke Shenzhen. Pada tahun 1993, ia lulus dari Universitas Shenzhen dan mendapatkan gelar B.S. dalam bidang rekayasa perangkat lunak.

Setelah lulus, Ma bekerja China Motion Telecom Development, Ltd. pada divisi pengembangan sistem paging Internet, yang bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan. Perusahaan ini menyediakan sistem kepada pemerintah Cina. Dia juga pernah bekerja di Shenzhen Runxun Communications Co., Ltd., juga di divisi penelitian dan pengembangan dan mengawasi sistem panggilan Internet.

Mendirikan Tencent

'Pony Ma', Bos Besar Raksasa Teknologi China

Ma memiliki minat pribadi dalam mengembangkan internet dan menjelajahi situs internet di rumah. Dalam penjelajahannya, terbesit pemikiran bahwa China siap untuk layanan pesan instan (Instant Messaging/IM) sendiri. Kemudian, ia dan empat temannya mendirikan Tencent pada tahun 1998. Mereka memulai perusahaan dengan hanya US$120.000 yand diperoleh saat bermain pasar saham.

Tahun-tahun awal berdirinya perusahaan merupakan masa-masa sulit. Ma harus melakukan banyak posisi pekerjaan pada tahun pertama, dari petugas kebersihan hingga perancang website, karena perusahaan tidak memiliki karyawan yang berpengalaman dan masalah keuangan. Tencent pada awalnya menawarkan sejumlah layanan termasuk e-mail dan paging internet.

Dalam beberapa tahun, Tencent menambahkan lebih banyak karyawan dan Ma mulai fokus pada perencanaan strategis, posisi, dan manajemen perusahaan. Dia akhirnya menjadi Chief Executive Officer, anggota dewan eksekutif, dan ketua dewan.

Pesan Instant QQ

'Pony Ma', Bos Besar Raksasa Teknologi China

Setelah berfokus pada produk pesan teks, pada tahun 1999 Tencent meluncurkan layanan pesan instan (IM) yang awalnya disebut OICQ, namun kemudian dikenal sebagai QQ. Awalnya, OICQ hanyalah salah satu dari banyak layanan IM di China dan tidak memiliki pangsa pasar yang besar.

Ma mengubah nasib perusahaannya ketika OICQ mulai ditawarkan sebagai unduhan gratis, yang menarik banyak pengguna muda. Permintaan aplikasi ini tumbuh tinggi, dengan lima juta pengguna bertambah dalam satu tahun.

Namun, kesuksesan ini juga menciptakan masalah bagi Ma dan perusahaan mudanya, karena Tencent tidak mampu membayar server atau ruang server yang diperlukan untuk melayani semua pelanggan ini. Ma mencoba menjual OICQ, namun tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai. Akhirnya, pemodal ventura Amerika akhirnya berinvestasi untuk menjaga agar Tencent tetap bertahan. Saat itu, OICQ berganti nama menjadi QQ.

Untuk melanjutkan kesuksesan perusahaan, pengguna QQ ditawari lebih banyak layanan bernilai tambah setiap tahunnya, seperti keanggotaan QQ, nada dering, dan layanan lainnya untuk telepon seluler, serta kemampuan untuk menyesuaikan beberapa produk.

Ma juga menandatangani kesepakatan untuk bekerja dengan sejumlah perusahaan teknologi internet di seluruh dunia. Pada 2004, Tencent menjadi layanan IM terbesar di China. Sekitar 335 juta orang China, atau 74% dari pangsa pasar, menggunakan layanan Tencent. Kekayaan Ma sendiri mencapai US$190 juta pada tahun 2004. Ia diberi gelar Global Business Influential oleh majalah Time dan juga salah satu dari sepuluh influencer Ekonomi dalam bidang Inovasi oleh Beijing, China Central Television.

IPO

'Pony Ma', Bos Besar Raksasa Teknologi China

Pada Juni 2004, Tencent melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Hong Kong. Dalam beberapa bulan, harga saham telah meningkat hampir 60%. Ma mengatakan perusahaan go public karena memiliki dana untuk membeli perusahaan yang mendukung layanan IM milik QQ. Ma tidak membiarkan kinerja Tencent stagnan, Ia terus memperluas bisnis IM intinya.

Dia berharap mengakuisisi perusahaan yang bekerja di area baru seperti teknologi nirkabel untuk membantu Tencent mempertahankan posisinya sebagai perusahaan nomor satu di China. Akuisisi semacam itu dimaksudkan untuk menjaga Tencent tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan asing yang semakin meningkat.

Pada tahun 2004, Ma mengumumkan bahwa berbagai jenis permainan yang dikembangkan dalam Tencent, dan ditambahkan secara teratur ke layanan Tencent untuk menjaga minat pelanggan. Strategi ini terbayar dengan menarik lebih dari satu juta gamer online di China, menjadikannya layanan terbesar di negara tersebut.

Tencent juga mulai menawarkan siaran radio berlisensi pertama melalui Internet di China. Namun, IM tetap menjadi layanan utama Tencent. Pada awal 2005, Tencent menjadi layanan IM paling populer di Asia dengan 150-160 juta pengguna aktif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper