Bisnis.com, JAKARTA--Startup teknologi penyedia platform kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) Bahasa.ai memperoleh pendanaan tahap awal dari East Ventures.
Bahasa.ai berencana memanfaatkan kucuran investasi tersebut untuk membangun mesin natural language processing/understanding (NLP/NLU)untuk Bahasa Indonesia.
Dengan demikian, kecerdasan buatan platform tersebut dapat mengenali dan merespons pernyataan bahasa Indonesia dengan relevan dan kontekstual.
Chief Executive Officer Bahasa.ai Hokiman Kurniawan mengungkapkan ingin membangun mesin pemroses yang dapat memahami bahasa Indonesia dengan komprehensif.
"Teknologi ini tidak hanya dapat diimplementasikan pada chatbot saja. Ketika mesin dapat berbahasa Indonesia dengan baik, akan ada banyak potensi pertumbuhan produktivitas di Indonesia,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (23/8).
Bahasa.ai saat ini mengimplementasikan teknologinya untuk membantu klien korporasi menunjang kampanye pemasaran dan layanan pelanggan melalui chatbot.
Baca Juga
Klien Bahasa.ai terdiri atas beragam perusahaan yang bergerak di beberapa sektor, yaitu perusahaan layanan keuangan, fast moving consumer goods, telekomunikasi, dan teknologi.
Hokiman mengungkapkan terdapat dua elemen penting dalam penyempurnaan chatbot berbahasa Indonesia, yakni teknologi dan desain.
Menurutnya, pengembangan teknologi mesin pemroses bahasa Indonesia menghadapi tantangan berupa rumitnya struktur dan banyaknya istilah slang di dalam bahasa Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bahasa.ai mempergunakan mesin crawler untuk mempelajari gaya serta penggunaan bahasa orang Indonesia dengan memantau media sosial.
“Kami memiliki metode khusus untuk mengatasi kata-kata yang secara semantik terus berulang. Misalnya penggunaan kata ‘saya, aku, dan gue’ yang secara semantik mirip, dapat dipetakan oleh mesin kami sehingga chatbot mampu mengenali konteks percakapan,” ujarnya.
Sedangkan dari sisi desain, Hokiman menekankan kerangka desain chatbot dapat berkontribusi secara nyata terhadap tujuan bisnis klien melalui pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
“Bersama Bahasa.ai, perusahaan mampu mempercepat proses transaksi bisnis mereka serta menyelesaikan permasalahan pelanggan mereka secara efisien dan kapanpun. Tidak hanya itu, dashboard kami yang mudah digunakan memungkinkan perusahaan memantau aktivitas bisnisnya melalui interaksi chatbot dengan pelanggan mereka,” ujarnya.
Chief Technology Officer Bahasa.ai Fathur Rachman Widhiantoko menyatakan penerapan dan teknologi chatbot berbasis kecerdasan buatan bakal semakin marak diadopsi berbagai sektor bisnis. Berbagai perusahaan dapat memperoleh pendapatan tambahan melalui strategi pemasaran melalui chatbot.
"Ke depannya, pelanggan dapat berinteraksi dengan brand layaknya berkomunikasi dengan teman. Dibutuhkan teknologi yang memungkinkan mesin untuk berinteraksi dengan manusia secara mulus, sehingga perusahaan dapat melakukan interaksi pribadi baik skala rendah maupun besar dengan pelanggan mereka. Bahasa.ai hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut,” ujarnya
Principal East Ventures Melisa Irene mengungkapkan bahasa adalah warisan unik bagi Indonesia. Dengan lebih dari 700 dialek yang diucapkan, sebagian besar orang Indonesia akan berbicara dengan mengkombinasikan Bahasa Indonesia dengan dialeknya tersendiri.
Menurutnya, hal tersebut turut menghasilkan banyak variasi slang, ejaan, dan singkatan ketika kita berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Atas asumsi tersebut, East Ventures menyadari terdapat peluang yang besar bagi pengembangan natural language processing/understanding untuk Bahasa Indonesia.
"Kami percaya bahwa Hokiman dan tim mengambil pendekatan pasar yang tepat dalam membangun teknologi yang akan betul-betul memahami pengguna Indonesia,” ujarnya.