Bisnis.com, JAKARTA – Momentum Ramadan menjadi saat yang tepat bagi pelaku usaha bisnis hijab untuk memanen untung. Ini karena jumlah permintaan produk yang meningkat berkali lipat.
Setidaknya kondisi tersebut dialami oleh Hidayat Hijab, salah satu brand Hijab asal Cilincing Jakarta Utara, DKI Jakarta. Saat Ramadan Hidayat Hijab telah menyiapkan produksi lebih banyak berkaca dari tahun sebelumnya.
Ryan Hidayat, pemilik Hidayat Hijab, mengungkapkan volume penjualan pada bulan biasa sekitar 1.000 pieces jilbab setiap harinya. Adapun pada bulan Ramadan, kata Ryan, pada tahun lalu terjadi peningkatan sekitar 3 kali hingga 4 kali dari rata-rata bulan biasa.
“[Untuk] Ramadan, kami sudah menyiapkan strategi khusus, stok juga tiga sampai empat kali lipat dari bulan biasanya, dan promo-promo khusus untuk Ramadan, kami sudah sediakan,” kata Ryan kepada Bisnis, belum lama ini.
Produk Hidayat Hijab harganya berkisar dari Rp17.000 hingga Rp55.000 untuk kerudung. Produk yang populer yaitu jilbab segi empat dengan warna polos dan pashmina.
Jika dari penjualan yang meningkat hingga empat kali lipat dibanding rata-rata 1.000 pieces pada hari biasa, maka ada sekitar 4.000 pieces jilbab terjual ketika Ramadan.
Untuk harga Rp17.000 per satuan, setidaknya omzetnya mencapai Rp68 juta. Hidayat Hijab juga menyiapkan produk baru ketika Ramadan, seperti celana sarung, baju koko, dan mukena.
Sejak didirikan pada 2015, Hidayat Hijab mengandalkan pemasaran secara daring melalui dagang-el dan media sosial Instagram, yang diklaim penjualannya sudah mencakup seluruh Indonesia.
Penjualan Hidayat Hijab juga ditopang para reseller atau pihak yang menjual kembali produk Hidayat Hijab, utamanya di daerah, seperti Makassar dan Aceh.
Ke depan, dari sisi strategi pemasaran, Hidayat Hijab berencana mengembangkan website sendiri agar tidak bergantung kepada pihak lain, dan merambah cabang-cabang baru lainnya. Ryan menambahkan Hidayat Hijab juga ingin memiliki toko fisik di pusat-pusat perbelanjaan grosir.
Menurut Ryan, tantangan yang dihadapi pelaku usaha yang menggeluti bisnis hijab adalah persaingan harga seiring makin banyaknya pemain. Namun, Ryan tetap optimistis bisa bersaing di pasar. Dari sisi kualitas, Ryan pun yakin produknya mampu bersaing karena mengandalkan bahan-bahan lokal dari daerah Cigondewah Bandung dan Jakarta.
“Kita memang harus optimistis ya walaupun persaingan banyak. Harus percaya diri akan kualitas sendiri, apalagi kami produksi sendiri dengan kualitas yang bisa dijaga. Kami percaya diri masih bisa bersaing, harga juga kami termasuk murah,” tutup Ryan.