Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sangat Menjanjikan, Margin Sabun Cuci Piring Tembus 30 Persen

Produk pembersih sudah menjadi kebutuhan pokok di masyarakat. Bisnis ini pun masuk dalam ketegori bisnis yang tak akan pernah mati.
Eli Liawati mulai berbisnis sabun cuci piring sejak awal 2019. Modal awal yang dikeluarkan oleh Eli mencapai Rp500.000./Novita Sari Simamora
Eli Liawati mulai berbisnis sabun cuci piring sejak awal 2019. Modal awal yang dikeluarkan oleh Eli mencapai Rp500.000./Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA - Cairan pembersih piring saat ini sudah menjadi kebutuhan utama di masyarakat. Sebab, setiap orang yang memiliki piring kotor pasti akan mencari sabun pembersih.

Melihat kebutuhan sabun pencuci piring di masyarakat yang tak pernah habis, maka Eli Liawati, 38 tahun menjadi hal tersebut peluang bisnis. Eli yang menyandang status sebagai ibu rumah tangga, berencana mencari penghasilan tambahan di keluarga.

Dia ingin menjadi ibu rumah tangga, merawat anak dan suami tetapi tetap memiliki penghasilan tambahan. Maka hanya bermodal dana Rp500.000, Eli memulai bisnis sabun cuci piring.

"Sabun cuci piring banyak dibeli sama tetangga-tetangga karena harga yang murah. Saya juga menciptakan brand sendiri dan kemasan yang mirip dengan di produk pencuci piring yang dikenal," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (19/2/2020).

Berikut perhitungan bisnis cairan pencuci piring:

- Modal awal: Rp500.000

- Modal tersebut digunakan untuk membeli cairan sebanyak 17 liter dengan harga Rp150.000

- Kemasan satu botol ukuran 450ml senilai Rp1.300

- Label untuk kemasan 450ml senilai Rp400.


Cairan sebanyak 17 liter bisa mengisi sebanyak 37 botol ukuran 450ml. Modal dasar satu botol cairan pencuci piring (cairan, botol dan label) mencapai Rp5.800. Nah, sabun cuci piring tersebut dijual seharga Rp10.000 per botol.

"Margin dari penjualan sabun cuci piring paling sedikit 30 persen," ungkap Eli.

Sebelumnya, Eli berstatus sebagai penerima bantuan sosial program keluarga harapan (PKH), selama sejak 2012. Tak ingin terus menerus bergantung pada bantuan pemerintah, maka dia berinisiatif membuka usaha dengan modal kecil.

Perempuan asal Jawa Barat ini memutuskan berhenti dari program keluarga harapan (PKH) sejak 2019. Eli pun sudah keluar dari lingkaran kemiskinan.

Dia menjual sabun cuci piring ini ke keluarga miskin yang menerima bantuan sosial. Saat ini, Eli memiliki 5 orang anak, paling besar berusia 15 tahun dan paling kecil berusia 3 bulan.

Sabun cuci piring merek Padawangi telah berada di bawah naungan koperasi. Eli ingin terus menjadi pengusaha dan tak ingin kembali menjadi keluarga miskin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper