Bisnis.com, JAKARTA – PT Global Insight Utama, pemegang brand Green Nitrogen fokus mengembangkan bisnisnya di luar Pulau Jawa mulai dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, baik untuk dikembangkan sendiri maupun dengan menggandeng kemitraan.
Adang Wijaya, Pemilik PT Global Insight Utama mengatakan peluang untuk mengembangkan bisnis di luar pulau Jawa ini masih sangat besar. Apalagi, dari segi prospek usaha, bisnis isi angin dan tambal ban memiliki peluang yang sangat besar serta tidak terpengaruh krisis ekonomi.
Pihaknya pun sudah menjalin kerja sama dengan Pertamina, sehingga setiap outlet baru tersebut bisa dibuka di setiap jaringan SPBU Pertamina. “Target kami setiap bulan bisa membuka 5 hingga 10 titik di luar Pulau Jawa, peluangnya masih sangat terbuka lebar. Kalau di Jawa sudah penuh jadi kami fokus mengembangkan layanan di sini,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menuturkan bahwa investasi awal yang harus dikucurkan untuk ikut dalam peluang kemitraan bisnis Green Nitrogen ini sebesar Rp120 juta untuk membangun outlet, mesin, peralatan, seragam karyawan, dan lainnya.
“Omzet rata-rata perbulan yang bisa didapatkan di setiap outlet itu sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta, dengan proyeksi BEP sekitar 2 hingga 3 tahun,” ujarnya.
Dalam kerja sama kemitraan , Adang menerapkan sistem kemitraan pasif, artinya mitra hanya menanamkan modal di awal, sedangkan operasional dan karyawan, serta perlengkapan pendukung semuanya merupakan tanggung jawab perusahaan.
Baca Juga
Menurutnya, dengan modal awal sekitar Rp120 juta tersebut, mitra akan balik modal sekitar 2 hingga 3 tahun setelah bisnis berjalan, bergantung pada lokasi SPBU yang ditempati. Adapun rata-rata omzet yang didapatkan pada setiap gerai sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta per bulan.
Pemegang brand Green Nitrogen telah bekerja sama dengan Pertamina./istimewa
“Kami menerapkan sistem bagi hasil dengan para mitra. Dari setiap keuntungan yang didapatkan, 70 persen untuk mitra, sedangkan 30 persen untuk kami, ini berjalan selama tiga tahun sampai mitra balik modal. Setelah itu, pembagian keuntungan 50 persen 50 persen,” ujarnya.
Saat ini, Green Nitrogen sudah memiliki sekitar 700-an outlet, dari total tersebut 600 diantaranya dikembangkan langsung oleh perusahaan sedangkan 100 lainnya ditawarkan dengan sistem kemitraan. Adapun rata-rata omzet yang didapatkan pada setiap gerai sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta per bulan.
Beberapa jenis layanan yang disediakan oleh Green Nitrogen mulai dari tambal ban tubeless, isi angin nitrogen, kemudian untuk beberapa titik Green Nitrogen yang memiliki lahan luas, pihaknya juga menawarkan jasa layanan steam wash, cuci eksterior dan interior, termasuk layanan bongkar pasang ban serep dan tukar posisi ban.
Adapun untuk layanan steam wash nya, Adang menghadirkan teknologi yang menggunakan uap air yaitu Steam Wash Uap Air sehingga setiap sela-sela mobil dapat dibersihkan dengan baik. Selain itu, pihaknya juga menawarkan layanan Bandrex yaitu tambal ban darurat express untuk membantu pengendara yang mengalami kebocoran ban di tengah jalan.
Sebagai bentuk inovasi lainnya, Green Nitrogen juga menyediakan layanan auto medical check up yaitu berupa check up gratis kepada pelanggan yang mendapatkan layanan nitrogen. “Layanan ini meliputi pengecekan aku, air radiator, oli mesin, oli persneling, karet wiper dan airnya, serta tekanan ban,” ujarnya.
Peluang Kemitraan
Investasi Awal Rp120 juta (perlengkapan, mesin, outlet, karyawan, dsb)
Rata-rata omzet per bulan : Rp15 juta – Rp20 juta
Keuntungan : 30 Persen
Sistem Bagi Hasil dari Keuntungan : 70 persen (Mitra) : 30 persen Perusahaan (selama 3 tahun)
Break Event Point : 3 Tahun
sumber : istimewa