Bisnis.com, JAKARTA - Pekerja keras dan workaholic memang sulit dibedakan karena keduanya sama-sama berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Namun keduanya mempunyai perbedaan dalam menyikapi beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
Bagaimana dengan seseorang yang kerjanya lembur terus atau di saat weekend masih berkutat dengan pekerjaan, apakah termasuk pekerja keras atau workaholic?
Berikut perbedaan dari dua istilah tersebut, seperti dikutip dari keterangan resmi yang dikirim portal pencari kerja Jobstreet.com.
1. Work Life Balance
Umumnya, pekerja keras dapat merealisasikan work-life balance. Mereka tahu kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat. Oleh karenanya, pekerja keras menggunakan waktu liburannya untuk bersantai. Berbeda dengan workaholic yang saat liburan, masih berkutat dengan pekerjaannya.
2. Fokus
Saat bekerja, pekerja keras akan fokus dan sering tidak mau diganggu agar pekerjaannya cepat selesai. Beda halnya dengan workaholic, mereka mungkin akan serius, tetapi seringkali tidak sadar dan terbawa oleh suasana kantor atau rekan kerja yang suka ngobrol sehingga membuat kerjaannya jadi terhambat.
3. Terus Belajar
Seorang pekerja keras akan berusaha memperbaiki diri jika target belum sesuai. Mereka akan terus belajar untuk mencapai targetnya. Namun seorang workaholic, biasanya akan ambisius terhadap pekerjaannya yang justru akan membuatnya stress jika target tidak tercapai.
4. Lebih Efektif
Yang terakhir, jika dilihat dari waktu pengerjaan, pekerja keras akan lebih efektif memaksimalkan waktu. Oleh karenanya, kualitas yang dihasilkan lebih baik. Meski demikian, bukan berarti kualitas dari workaholic tidak bagus. Sebab, bisa saja kualitas kerja workaholic tidak kalah baik dibandingkan dengan si pekerja keras walaupun mungkin tidak seefektif dari pekerja keras.