Bisnis.com, JAKARTA - Rekrutmen dan talent acquisition adalah dua jenis pengelolaan sumber daya manusia atau karyawan di perusahaan. Namun, keduanya jelas berbeda.
Dilansir dari Jobstreet, rekrutmen seperti sales yang berhubungan langsung dengan kandidat. Sementara talent acquisition adalah marketing yang menyusun strategi jangka panjang-pendek dalam perekrutan.
Rekrutmen dan akuisisi bakat adalah istilah yang sering membuat orang keliru karena definisi keduanya yang serupa. Kekeliruan ini bukanlah sesuatu yang mengherankan karena kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian di dunia sumber daya manusia (SDM).
Namun, ada beberapa perbedaan yang jelas antara keduanya dan pemahaman akan perbedaan tersebut dapat membantu para staf SDM dalam merekrut kandidat unggulan.
Perbedaan rekrutmen dan talent acquisition
Pada dasarnya, proses rekrutmen atau perekrutan adalah proses langsung untuk menerima kandidat untuk mengisi posisi kosong yang spesifik dalam perusahaan.
Sementara talent acquisition lebih mengacu pada proses pemikiran strategis dalam perolehan kandidat, biasanya berupa sebuah rencana jangka panjang terkait dengan pembangunan relasi, antisipasi syarat-syarat untuk perekrutan ke depannya, dan menciptakan kumpulan kandidat yang berkelanjutan.
Pertanyaan umum yang sering diajukan yaitu, manakah yang lebih baik?
Sebetulnya bukan masalah yang mana yang lebih baik, melainkan apa saja persyaratan yang Anda butuhkan? Apakah Anda sedang mencari kandidat untuk segera menggantikan posisi yang saat ini kosong? Atau sedang mengidentifikasi posisi-posisi di masa depan sebagai bagian dari rencana strategis jangka panjang Anda dalam merekrut kandidat baru?
Penting juga untuk dicatat bahwa rekrutmen merupakan bagian dari talent acquisition; dan bahwa tidak akan ada talent acquisition tanpa adanya proses rekrutmen, sedangkan rekrutmen dapat tetap berlangsung tanpa ada strategi talent acquisition.
Berikut ini beberapa alasan strategi talent acquisition tetap merupakan suatu hal penting karena akan menguntungkan bagi perusahaan yang bersaing di pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif.
1. Mendapatkan kandidat yang tepat
Kualitas para kandidat sangatlah penting. Tidak seperti rekrutmen, talent acquisition fokus pada cara menemukan adanya “kecocokan” yang tepat dari segi kualifikasi, hingga keterampilan praktis, hingga kecocokan budaya, alih-alih merekrut karyawan baru sesegera mungkin. Proses penerimaan pegawai mencakup pengumpulan, pemeriksaan, dan analisis data selama berbulan-bulan. Proses ini juga melibatkan pembangunan relasi dengan para pelamar aktif dan kandidat-kandidat pasif.
2. Berinvestasi untuk masa depan
Jika dibandingkan dengan rekrutmen, strategi talent acquisition adalah sebuah pendekatan yang lebih mengacu pada masa depan. Talent acquisition seringkali merekrut kandidat tidak hanya untuk sekedar mengisi lowongan kosong tetapi juga untuk mempersiapkan mereka untuk menjadi para pemimpin dan manajer masa depan. Oleh sebab itu, strategi talent acquisition umumnya dengan melakukan penyaringan yang ketat sejak awal, sehingga memungkinkan untuk memiliki akses langsung ke para kandidat dengan kualitas baik ketika dibutuhkan.
3. Menghemat waktu dan biaya
Secara umum, rekrutmen memungkinkan perusahaan untuk dapat merekrut staf baru dengan cepat, tanpa memerlukan banyak kesulitan. Sedangkan penggunaan strategi talent acquisition memerlukan komitmen yang lebih besar. Namun, talent acquisition berpotensi menghemat waktu dan biaya jangka panjang karena meminimalkan kemungkinan memperkerjakan kandidat yang salah. Memilah kandidat yang tepat untuk pertama kalinya sangat penting untuk mengurangi biaya ke depannya dan untuk memastikan bahwa proses awal perekrutan pegawai Anda tidak sia-sia.