Bisnis.com, JAKARTA - Mempersiapkan alokasi dana pendidikan harus dilakukan sedini mungkin. Pasalnya, setiap tahun biaya pendidikan terus meningkat rata-rata sekitar 10% hingga 20%.
Apalagi di sekolah swasta yang biayanya jauh lebih mahal, sehingga tanpa adanya alokasi khusus untuk dana pendidikan, justru akan membebani arus anggaran bulanan.
Namun, tidak sedikit juga yang ternyata belum mempersiapkan anggaran khusus untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Memang banyak beasiswa yang bisa diikuti tetapi untuk mendapatkan beasiswa, ada berbagai syarat dan ketentuan yang harus diikuti. Jumlah penerimanya pun sangat terbatas.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, siswa atau mahasiswa yang ingin melanjutkan ke institusi pendidikan impian kini bisa mengajukan pinjaman khusus pendidikan kepada platform financial technology (fintech)peer to peer landing seperti KoinWorks melalui program KoinPintar.
Frecy Ferry Daswaty, VP of Marketing KoinWorks mengatakan untuk membantu masyarakat yang ingin menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tetapi terkendala biaya, pihaknya telah menyiapkan alternative pinjaman pendidikan melalui program Dekade (Dana Edukasi Masa Depan) yang dapat dicicil hingga 10 tahun.
Adapun dana pinjaman yang bisa diajukan mulai dari Rp20 juta hingga Rp200 juta dengan bunga rata-rata 0,75% per bulan. Sementara itu, persyaratannya tidak jauh berbeda dengan pengajuan lainnya seperti mutasi rekening, KTP, dan Kartu Keluarga tetapi ada kemudahan yang diberikan.
“KoinWorks juga telah bekerja sama (dan terus berupaya untuk memperluas) dengan berbagai institusi untuk memberikan kemudahan bagi peminjam. Tidak ada pinalty yang kami bebankan bila peminjam ingin melunasi pinjamannya lebih awal,” ujarnya.
Dalam program dana pendidikan ini, KoinWorks tidak hanya menawarkan pinjaman untuk institusi pendidikan formal saja tetapi juga institusi non-formal, seperti lembaga kursus bahasa hingga kursus kecantikan, dan vocational.
Hingga saat ini kontribusi penyaluran dana pendidikan di KoinWorks sekitar 10% - 20% dari total penyaluran pinjaman keseluruhan karena memang biaya pendidikan lebih kecil angkanya dibandingkan dengan pembiayaan bisnis. Meski demikian, permintaannya terus meningkat setiap tahun.
“Akhir tahun lalu, peningkatan penyaluran 314% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah pengguna juga terus meningkat sejak pertama kali diluncurkan. Target kami penyalurannya bisa meningkat hingga 2 kali lipat dan bisa bekerjasama dengan lebih banyak institusi pendidikan,” tambhanya.
