Bisnis.com, JAKARTA -- Kondisi pandemi Covid-19 yang serba sulit dari tingkat ekonomi dunia juga cukup terasa dampaknya pada bisnis mebel dan desain interior.
Kerentanan ekonomi akibat pandemi menurut Regina Kindangen, Wakil Ketua Industri Kecil dan Menegah Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), menjadi pembelajaran positif bagi pelaku usaha dan pemerintah.
Regina mengambil contoh, pangsa pasar desain interior dan home décor sangat besar di Indonesia seiring pembangunan gedung perkantoran, proyek ibu kota baru, sampai hotel dan properti di destinasi pariwisata prioritas.
Sayangnya, Indonesia masih melakukan impor barang furniture dengan angka yang fantastis. Misalnya pada 2018, total nilai impor furniture mencapai US$564 juta, dan pada 2019 naik lagi menjadi US$594 juta.
“Ini bisa dialihkan saja untuk pengembangan industri dalam negeri. Toh produk lokal dari Cirebon, Solo, Bandung, Bali, Jogja sudha menembus pasar hingga ke New York dan Paris. Maka penting mengelaborasi lebih pasar dalam negeri,” tutur Regina kepada Bisnis beberapa waktu yang lalu.
Dia menambahkan, kondisi pandemi Covid-19 memang bersifat temporer namun sukses mengganggu ekonomi dunia, khususnya bagi perusahaan berorientasi ekspor seperti industri home décor.
Baca Juga
Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah membenahi dari sisi interal misalnya; mengatur sistem produksi, mengatur ulang manajemen.
Kedua, pada masa pandemi ini penting untuk mengikuti berubahnya kebiasaan masyarakat internasional dalam melakukan konsumen. Sehingga, pemerintah perlu menyiapkan stimulus jangka panjang bagi industri furniture dan desain interior.
Ketiga, selama jangka pendek masa pandemi, perusahaan juga diimbau harus mengatur cashflow dan anggarna perusahaan dengan hati-hati.
Ada sejumlah cara yang bisa ditempuh yakni; dengan mengembangkan bisnis baru atau produk turunan, memaksimalisasi jaringan konsumen, membuka target pasar baru, memaksimalkan pemasaran secara daring, dan menjaga relasi simbiosis mutualisme dengan konsumen.