Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah menjadi disrupsi paling signifikan yang disaksikan oleh generasi ini.
Dari kenormalan sistem kerja jarak jauh hingga memotong perjalanan global ke pergeseran digital yang lebih komprehensif, wabah telah mengubah cara bisnis dijalankan. Efek transformasional ini bukan momen sesaat; perubahan ini penting dan akan bertahan lama.
Menurut Founder & Chairman, ICA Edu Skills, Narendra Shyamsukha, seperti dilansir melalui Entrepreneur, salah satu elemen paling penting dari transformasi ini adalah bagaimana organisasi dipaksa untuk merangkul pemasaran digital agar dapat selamat dari krisis.
Ketika strategi pemasaran tradisional terhambat karena pandemi, bisnis dituntut bergerak cepat untuk merangkul pemasaran digital dan mengubah cara mereka menarik dan melibatkan pelanggan dan klien.
Ketika orang-orang tetap tinggal di dalam ruangan serta mal-mal dan jalan-jalan yang sepi telah terjadi pergeseran ke ruang di mana bisnis dan pelanggan kurang berinteraksi secara fisik dan lebih sering menggunakan jalur online.
Penyedia layanan digital akan memberi tahu Anda bahwa adda lonjakan dari organisasi yang ingin membuat situs web baru atau memperbarui yang sudah ada, membuat kampanye media sosial, dan meluncurkan saluran e-commerce baru.
Sejujurnya, organisasi yang melakukan transformasi dengan cepat dan lebih komprehensif adalah mereka yang lebih mungkin bertahan dibandingkan dengan mereka yang tahan terhadap perubahan.
Berikut adalah beberapa fase kewirausahaan yang berubah yang menyesuaikan 'normal baru'.
1. The Age of Webinar
Webinar muncul sebagai cara yang sangat populer untuk menyebarkan pemikiran digital dan mendapatkan arahan berkualitas. Pada saat yang sama, keterlibatan pelanggan juga terjadi dengan diskusi digital ini. Itu sebabnya ada webinar yang dilakukan di mana-mana untuk menyebarkan pesan. Webinar yang kini telah mengisi celah konferensi tradisional cenderung menjadi strategi pemasaran arus utama dalam keadaan normal baru.
2. Peningkatan penggunaan analisis data
Dalam era digital, analitik data selalu menjadi proposisi nilai. Ketika organisasi meningkatkan kehadiran (presence) digital mereka, pentingnya menciptakan basis data yang bermanfaat terus meningkat. Dengan semakin banyak orang yang menghabiskan waktu lebih lama di media sosial, peluang mereka untuk melihat iklan di platform semacam itu atau berhubungan dengan blog pemasaran konten menjadi lebih besar.
Melacak pola perilaku konsumen, melacak pola lalu lintas online, menganalisis konten mana yang mempertahankan pelanggan, dan memisahkan produk mana yang memikat pelanggan merupakan elemen penting dari analisis data yang perlu digunakan lebih banyak organisasi untuk meningkatkan penjualan online mereka.
3. Konten adalah Raja
Bisnis harus fokus pada perluasan kehadiran media sosial dengan menciptakan konten yang cerdas dan menarik. Namun, penting untuk dipahami bahwa konten yang didistribusikan di media sosial tidak boleh bersifat promosi karena dapat membunuh minat konsumen. Konten Anda harus berbasis pengetahuan dan kesadaran. Ini harus melibatkan konsumen secara emosional melalui cerita-cerita yang menarik perhatian manusia daripada secara terang-terangan mempromosikan produk Anda.